Pengakuan Siti Ibu Bayi Tertukar di Bogor Soal Penawaran Damai RS Sentosa, Tetap Ingin Lapor Polisi

TRIBUNBENGKULU.COM - Siti Mauliah, Ibu bayi yang etrtukar di Bogor mengaku penawaran rumah sakit Sentosa tidak sebanding dengan penderitaan yang selama ini dirasakannya.

Karena hal inilah membuat Siti tetap kekeuh untuk melaporkan pihak rumah sakit Sentosa ke polisi.

Siti juga mengatakan apa yang dirasakannya selama ini, rasanya tidak akan bisa ditukar dengan uang.

"Apakah ibu rela hanya ditawarkan fasilitas kesehatan gratis, jadi apa yang ibu rasakan?" tanya Hotman Paris dilansir dari tayangan Youtube Metro Tv, Kamis (31/8/2023).

"Oh tidak pak kalau untuk itu tidak ya pak, soalnya saya sempat depresi ya sampai stres, depresi saya lama, masalah fasilitas nguru bayi juga, karena kita terlalu memikirkan anak kandung saya," ujar Siti.

Selama satu tahun Siti mengaku hanya mengingat sang anak kandungnya.

Sementara itu, Rusdi Ridho mengaku jika pihaknya telah memberikan undangan audiensi untuk Kementrian Kesehatan justru ditolak.

"Kementrian kesehatan hingga saat ini juga belum memeberikan statement, bahkan undangan audiensi kami ditolak," jelas Rusdi.

Menurut Rusdy undangan tersebut berisikan edukasi agar tidak adanya rawat pisah ibu dan anak pasca melahirkan di rumah sakit maupun di klinik.

Baca juga: Siti Ibu Bayi Tertukar di Bogor Ajukan Persyaratan saat Lakukan Pertukaran ke Nyonya D

Bukan tanpa sebab, Rusdy mengatakan hal ini agar tidak terjadinya pertukaran bayi.

"Potensi bayi tertukar itu karena rawat pisah, dan jika rawta gabung rasanya tidak ada potensi tertukarnya bayi," ujar Rusdy.

Dalam kesmepatan itu juga Rusdy mengatakan jika gugatan untuk pihak rumah sakit sentosa akan dilakukan minggu depan.

Alasan Ibu Bayi Tertukar di Bogor Tak Mau Damai

Alasan ibu bayi yang tertukar di Bogor enggan damai dengan pihak rumah sakit Sentosa dan bakal lapor polisi.

Usai melakukan mediasi antara pihak korban ibu bayi yang tertukar di Bogor dengan pihak rumah sakit sentosa, di Mako Polres Bogor, Rabu (30/8/2023) ternyata hasilnya tidak mendapatkan kesepakatan.