Sumur Warga Kepahiang Tercemar BBM

Pertamina Turunkan Tim Investigasi Soal Dugaan Sumur Warga di Kepahiang Tercemar BBM

Pertamina Turunkan Tim Investigasi Soal Dugaan Sumur Warga di Kepahiang Tercemar BBM

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com
Pertamina Patra Niaga. Pertamina Turunkan Tim Investigasi Soal Dugaan Sumur Warga di Kepahiang Tercemar BBM 

TRIBUNBENGKULU.COM - Respon Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel usai menerima aspirasi dari masyarakat terkait soal dugaan tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bahkan, Pertamina telah menurunkan tim untuk investigasi dan melakukan pengecekan di SPBU 24.39.112 yang berlokasi di jalan lintas Kepahiang-Pagar Alam, Provinsi Bengkulu.

Baca juga: DPRD Kepahiang Sidak Rumah Warga dan SPBU, Air Sumur Berbau Bensin Diduga Tercemar BBM

"Kami mengucapkan terima kasih atas aspirasi dari masyarakat, kami telah menurunkan tim di lapangan untuk melakukan investigasi dan pengecekan, saat ini kami menunggu hasil pengecekan," Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel Tjahyo Nikho Indrawan dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan, jika ada saran dan masukkan, masyarakat dapat mengakses website dan media sosial resmi perusahaan, atau dapat langsung menghubungi Pertamina Call Center (PCC) 135.

DLHK Kepahiang Uji Sampel

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepahiang melakukan uji sampel sumur warga yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Air sumur warga Kelurahan Pasar Kepahiang tepatnya di RT 06 RW 02, diduga tercemar BBM dari SPBU yang berada dekat dengan rumahnya. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kepahiang Swifanedi Yusda, saat dihubungi pada Rabu (6/9/2023) menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel air dari sumur warga yang diduga tercemar limbah BBM dari SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang, Kecamatan Kepahiang. 

"Hari Selasa 5 Agustus 2023 kemarin, tim kami sudah turun untuk melakukan pengecekan di rumah warga. Sudah ada sampel air yang diambil dari beberapa sumur warga, untuk selanjutkan kita lakukan pemeriksaan laboratorium," ungkap Swifanedi Yusda, saat dihubungi Rabu (6/9/2023). 

Baca juga: Warga di Kepahiang Keluhkan Air Sumur Diduga Tercemar BBM, Bau Bensin Disulut Api Langsung Terbakar

Sampel air sumur warga yang diduga bercampur BBM dari SPBU itu saat ini sudah dilakukan pengiriman ke laboratoriun untuk dilakukan pemeriksaan kadar cemaran BBM yang ada dalam air sumur milik warga.

Hasil dari pemeriksaan sampel nanti yang menjadi dari dasar pihaknya untuk mengambil langkah selanjutnya atas persoalan lingkungan ini. 

"Untuk hasilnya nanti, menunggu hasil dari laboratorium, nanti juga yang menjadi dasar kami untuk permasalahan dugaan pencemaran lingkungan yang dialami warga," jelas Swifanedi.

Ditanya terkait persentase kandungan BBM yang diduga mencemari air sumur warga Kelurahan Pasar Kepahiang, pihak DLH belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, karena masih di laboratorium. 

"Kalau persentase kami belum tahu, karena masih ada pemeriksaan dari laboratorium dulu. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan untuk sampelnya," kata Swifanedi. 

Sebagai upaya tindak lanjut dari pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari SPBU ini, DLH Kepahiang berencana akan membuat analisa staf dan akan mengirimkan surat ke pihak pengelolaan SPBU, ESDM Provinsi Bengkulu dan pihak Pertamina Bengkulu. 

"Nanti kita lihat hasil pemeriksaan keseluruhan. Jika pencemaran lingkungan sudah melebihi ambang aman manusia, pasti ada upaya tegas yang akan kita berikan kepada pengelolaan SPBU yang diduga aktivitasnya mencemari lingkungan," ujar Swifanedi. 

DPRD Lakukan Sidak

Mendapati laporan dari warga RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang yang mengeluhkan air sumur diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM), DPRD Kepahiang melakukan sidak, Selasa (5/4/2023).

Sejumlah anggota DPRD Kepahiang mendatangi rumah warga yang sumurnya diduga tercemar BBM dan SPBU yang berada tak jauh dari rumah warga.

"Kita cek ke rumah warga, kita cium baunya memang seperti bahan bakar minyak, lalu kita lihat juga ada sumur warga yang sudah berwarna hitam kebiruan," kata Ketua Komisi III DPRD Kepahiang, Ansori M, saat diwawancara, pada Selasa (5/4/2023). 

Lanjut Ansori, air dari sumur warga ini bisa dengan mudah terbakar saat dipicu dengan korek api. 

"Kita juga langsung ke SPBU untuk menanyakan persoalan ini. Sudah bertemu dengan pengawasnya," tutur Ansori.

Ia mengatakan, keluhan dari masyarakat ini sudah disampaikan langsung ke pihak SPBU, melalui pengawasnya. 

Dari pengawas nanti dia menjelaskan akan menghubungi owner dari SPBU tersebut. 

"Kita minta waktu 1 minggu untuk pihak SPBU dapat menyelesaikan persoalan ini, karena ini sudah berbahaya, kita dalam waktu dekan juga akan memanggil pihak SPBU ke kantor DPRD," jelas Ansori. 

Sementara itu, Surya yang merupakan pengawas dari SPBU Pasar Kepahiang, menjelaskan pihaknya sudah memeriksa air dari rumah warga. 

"Bulan kemarin sudah cek, memang agak berbau bensin, karena ada laporan warga katanya ada pipa SPBU yang bocor," kata Surya. 

Ia juga akan memenuhi panggilan dari pihak anggota DPRD Kepahiang. 

"Nanti koordinasi dulu dengan ownernya, saya belum bisa ngomong apa-apa lagi," ucap Surya. 

Keluhkan Sumur Tercemar

Warga RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengeluhkan air sumur yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Rumah warga ini sendiri berdekatan dengan SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang. Hanya dipisahkan oleh jalan raya, yang luasnya sekitar 10 meter.

Samaun (60) mengatakan sumur miliknya ini sudah tak bisa digunakan sejak 10 tahun terakhir. 

"Tidak bisa digunakan lagi, karena airnya sudah bau bensin, kalau airnya dibakar hidup," ungkap Samaun saat diwawancarai oleh TribunBengkulu.com, Selasa (5/4/2023). 

Lanjut Samaun, air dari dalam sumurnya ini tampak berwarna kehitaman biru sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia dan keluarganya terpaksa membuat sumur bor yang baru.

"Terpaksa buat sumur bor, sumur yang lama sudah nggak digunakan lagi, karena takut mengkonsumsinya," tutur Samaun.

Air yang berasal dari sumur milik Samaun ini, bisa terbakar dengan mudah, saat dipicu dengan korek api. 

Tak hanya air sumur rumah Samaun yang mengalami pencemaran air di lingkungannya, namun rumah Sela (36) yang juga merupakan warga Kelurahan pasar Kepahiang ikut terdampak. 

Bahkan Sela harus menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

"Pakai air galon, 5 sampai 6 galon sehari, karena takut kenapa-kenapa kalau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Sela. 

Selain di rumah warga, saluran air yang diduga tercemar ini, juga berdampak ke Masjid Jamik di Kelurahan Pasar Kepahiang. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved