Sumur Warga Kepahiang Tercemar BBM
Tangki SPBU yang Diduga Cemari Sumur Warga Dicek, Ketua RT Sebut Tak Pernah Terima Hasil Lab
Sumur warga di Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Penulis: Muhammad Panji Destama Nurhadi | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama
TRIBUNBENGKULU.COM, KEPAHIANG - Sumur warga di Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menindaklanjuti keluhan terkait dugaan pencemaran ini, warga Kelurahan Pasar Kepahiang bersama wakil bupati dan DPRD Kepahiang, serta pihak SPBU melakukan pengecekan tangki minyak milik SPBU yang diduga mengalami kebocoran, Selasa (19/9/2023)
Dalam pengecekan tersebut Ketua RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang Hermansyah menjelaskan, jika pengujian dari sumur warga yang diambil sampelnya sudah sejak 2011 lalu.
"Setiap diambil sampel (air sumur, red), hasilnya tidak pernah ada, kami warga tidak mengetahui apa hasilnya," ungkap Hermansyah saat bersama-sama memeriksa tangki minyak SPBU, Selasa (19/9/2023).
Lanjut Hermansyah, pihaknya tak percaya dengan alat penguji tangki minyak milik SPBU. Lantaran ia tak memahami cara kerja alat tersebut.
Untuk itu ia meminta dilakukan pengujian tangki minyak secara manual.
"Kita lakukan secara manual, masukan minyak dalam tangki. SPBU tidak beroperasi selama 3 hari kita lihat berkurang atau tidak minyak di dalam tangki. Kalau sambil beroperasi hilang 10 liter per hari tidak ketahuan," beber Hermansyah.
Pada saat pengecekan tangki minyak, jika nanti tak terbukti kalau tangki minyak itu tak bocor, maka ia tak mempersalahkannya.
Menurutnya, secara logika tidak mungkin masyarakat menimbun minyak ke dalam sumurnya sendiri.
"Kalau nimbun minyak sendiri, namanya bunuh diri. Kalau bisa SPBU ini tutup atau pindah," ucap Hermansyah.
Polisi Periksa 4 Saksi
Polisi memulai penyelidikan dugaan pencemaran sumur warga di Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu.
Penyelidikan sumur tercemar diduga karena BBM dari SPBU menindaklanjuti laporan dan keluhan warga.
Kasat Reskrim Polres Kepahiang Iptu Doni Juniansyah mengatakan, saat ini pihaknya telah memeriksa keterangan 4 orang saksi.
"Untuk keterangan dari 4 orang saksi sudah kita terima, untuk saat ini masih laporannya masih dilakukan penyelidikan," ungkap Doni, saat diwawancara pada Senin (11/9/2023).
Setelah mengambil keterangan saksi dari pihak warga dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepahiang, polisi juga akan memanggil pihak lain untuk dimintai keterangan terkait dugaan pencemaran tersebut.
"Pemeriksaan akan dilanjutkan, kita juga akan meminta keterangan dari pihak SPBU, Pertamina dan juga pihak ahli. Agar nanti bisa diketahui apakah sumur ini tercemar dari SPBU atau tidak," jelas Doni.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kepahiang Swifanedi Yusda mengatakan, untuk saat ini pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari pihak Pertamina.
"Saat ini kita tidak bisa menduga-duga, apakah itu tercemar dari SPBU atau bukan. Kita tunggu hasil investigasi pihak Pertamina," ungkap Swi.
Swi juga menjelaskan, jika hasil investigasi sudah keluar, baru pihaknya akan berkoordinasi dengan Bupati Kepahiang.
Nanti Bupati Kepahiang akan berkirim surat kepada Gubernur Bengkulu dan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu untuk mencari solusi persoalan ini.
"Pasti nanti kita akan berkirim surat ke provinsi, karena tugas kita di daerah hanya pengawasan," jelas Swi.
Penjelasan Manager SPBU
Manager Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pasar Kepahiang, Erwin menanggapi persoalan air sumur warga yang diduga tercemar bahan bakar minyak (BBM) dari SPBU-nya.
Pihaknya juga sudah melakukan pengecekan bersama pihak Pertamina dari Bengkulu dan Sumatera Selatan.
"Tadi kita bersama dengan Pertamina Bengkulu dan Sumatera Selatan, ke beberapa rumah warga dan masjid yang diduga terdampak bahan bakar minyak," ungkap Erwin, saat diwawancarai, pada Rabu (6/9/2023).
Erwin menjelaskan, pihaknya mengambil beberapa sampel air dari rumah warga dan masjid Jamik yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang.
Dari hasil kasat mata yang dilakukan pihaknya memang ada bau seperti bahan bakar minyak.
"Kami langsung melakukan pengecekan di tempat kontrol di SPBU, hasilnya tidak ada kebocoran," tuturnya.
Ia menjelaskan, jika adanya kebocoran dari SPBU yang dikelolanya ini, maka pihaknya juga merugi.
Pasalnya setiap SPBU memiliki alat secara otomatis yang memberikan informasi, minyak masuk ataupun keluar.
"Kalau bocor kami rugi, kami ada alat kontrol, dimana minyak yang masuk misal 8000 ton maka ada informasi kalau keluar juga 8000 ton, laporannya hingga kemarin masih sama pemasukan minyak dan pengeluarannya sama," jelasnya.
Namun pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah sekitar SPBU Pasar Kepahiang ini, terdampak pencemaran dari bahan bakar minyak yang diduga dari SPBU nya.
Menurut Erwin, saat diambil sampel airnya tak lebih mengarah ke bahan bakar minyak solar.
"Di SPBU ini kami menjual hanya 3 jenis bahan bakar minyak, mulai dari pertalite, pertamax dan Dex," kata Erwin.
Ia juga meminta untuk bermediasi dengan warga di sekitar Kelurahan Pasar Kepahiang, memperlihatkan bagaimana pihaknya mengkontrol bahan bakar minyak.
"Kalau memang adanya kebocoran, kami juga pasti merugi karena beberapa liter minyak kami hilang karena bocor," jelasnya.
Keluhkan Sumur Tercemar
Warga RT 6 RW 2 Kelurahan Pasar Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu mengeluhkan air sumur yang diduga tercemar Bahan Bakar Minyak (BBM).
Rumah warga ini sendiri berdekatan dengan SPBU yang berada di Kelurahan Pasar Kepahiang. Hanya dipisahkan oleh jalan raya, yang luasnya sekitar 10 meter.
Samaun (60) mengatakan sumur miliknya ini sudah tak bisa digunakan sejak 10 tahun terakhir.
"Tidak bisa digunakan lagi, karena airnya sudah bau bensin, kalau airnya dibakar hidup," ungkap Samaun saat diwawancarai oleh TribunBengkulu.com, Selasa (5/4/2023).
Lanjut Samaun, air dari dalam sumurnya ini tampak berwarna kehitaman biru sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia dan keluarganya terpaksa membuat sumur bor yang baru.
"Terpaksa buat sumur bor, sumur yang lama sudah nggak digunakan lagi, karena takut mengkonsumsinya," tutur Samaun.
Air yang berasal dari sumur milik Samaun ini, bisa terbakar dengan mudah, saat dipicu dengan korek api.
Tak hanya air sumur rumah Samaun yang mengalami pencemaran air di lingkungannya, namun rumah Sela (36) yang juga merupakan warga Kelurahan pasar Kepahiang ikut terdampak.
Bahkan Sela harus menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Pakai air galon, 5 sampai 6 galon sehari, karena takut kenapa-kenapa kalau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," kata Sela.
Selain di rumah warga, saluran air yang diduga tercemar ini, juga berdampak ke Masjid Jamik di Kelurahan Pasar Kepahiang.
Baca juga: Pendaftaran PPK Bengkulu 2023, Berikut Tahapan Pendaftaran, Syarat, dan Jadwal Seleksi
Empat Tangki BBM SPBU Kepahiang Dilakukan Hydro Test, Tak Ditemukan Adanya Kebocoran |
![]() |
---|
Cek Kebocoran, 3 Tangki BBM Milik SPBU di Kepahiang Dilakukan Hydro Test |
![]() |
---|
Pertamina: Hasil Tinjauan Bersama, Tidak Terindikasi Ada Kebocoran Tangki di SPBU Kepahiang |
![]() |
---|
SPBU Pasar Kepahiang Diduga Cemari Sumur Warga, Bersedia Dipindahkan ke Lokasi Lain |
![]() |
---|
8 Sampel Air di Kepahiang Dicek, Pertamina Dukung Pihak Berwenang Tindak Lanjuti Aduan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.