Pilpres 2024

Ganjar Pranowo Akui Sempat PDKT ke Tokoh Lain yang Masuk Bursa Cawapres Selain Mahfud MD

Bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo ungkap dirinya sempat melakukan pendekatan ke beberapa tokoh yang masuk dalam bursa cawapres

|
Editor: Kartika Aditia
Kompas.com
Ganjar Pranowo Akui Sempat PDKT ke Tokoh Lain yang Masuk Bursa Cawapres Selain Mahfud MD 

Mahfud berujar jika Ganjar hanya mengatakan bahwa sosok bacawapres sudah mengerucut kepada sejumlah nama, termasuk dirinya.

"Bukan nembak langsung juga, waktu itu belum. 'Pak Mahfud, ini sudah mengerucut, ada nama ini, ada nama ini, ada juga nama Pak Mahfud. Mungkin juga Pak Mahfud nanti bisa'. Oke, saya bilang," kata Mahfud MD.

Lebih lanjut, Mahfud MD menuturkan, 5 hari sebelum deklarasi cawapres oleh PDIP, ia dihubungi oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

Kepada Mahfud MD, Hasto mengatakan ingin bertemu.

Tak hanya itu, Hasto juga mengatakan nama Mahfud MD menempati 'urutan' pertama di bursa cawapres Ganjar Pranowo.

Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, juga cenderung ke arah Mahfud MD.

Hasto pun mewanti-wanti Mahfud MD agar tidak pergi keluar kota selama 5 hari menjelang deklarasi.

"Tapi, persisnya, saya dikasih tahu itu kira-kira 5 hari sebelum pengumuman itu. Pak Hasto kontak, mau ketemu saya."

"'Pak Mahfud, ini sudah 90 sekian persen, tetapi saya akan membuat element of surprise, seakan-akan masih banyak calonnya, tapi saya beri tahu Pak Mahfud, Ibu (Megawati) sudah hampir sampai kesimpulan Pak Mahfud. Pak Mahfud jangan pergi keluar kota'," tutur Mahfud MD menirukan ucapan Hasto.

Mahfud Sempat Ditawari Jadi Cawapres Kubu Anies dan Prabowo

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ceritakan dirinya sempat mendapat tawaran dari kubu Anies baswedan dn Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres.

Dikatakan Mahfud, tawaran tersebut diungkapkan oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Akan tetapi kala itu Mahfud MD menolak tawaran tersebut.

Bukan tanpa alasan, Mahfud rupanya menolak tawaran tersebut lantaran tak ingin partai yang ada di Koalisi Perubahan, yakni PKS, NasDem, dan Demokrat pada saat itu pecah.

Ia juga tak ingin saat pengusulan namanya di koalisi Perubahan berbuntut tuduhan pemecah belah koalisi.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved