Penanganan Stunting di Bengkulu

Perubahan Perilaku Hidup Sehat Mampu Menekan Potensi Stunting

Intervensi stunting baik spesifik maupun sensitif harus diawali dengan terbangunnya sikap dan perilaku keluarga untuk hidup bersih dan sehat.

Editor: Kartika Aditia
Ho TribunBengkulu.com
Perubahan Perilaku Hidup Sehat Mampu Menekan Potensi Stunting 

TRIBUNBENGKULU.COM - Intervensi stunting baik spesifik maupun sensitif harus diawali dengan terbangunnya sikap dan perilaku keluarga untuk hidup bersih dan sehat.

Salah satunya dengan membiasakan menerapkan pola asuh dan pemenuhan gizi yang tepat dan berimbang.

Pasalnya, kasus stunting atau tubuh kerdil pada bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor yang menyebabkan keluarga berpotensi stunting selain kekurangan gizi, juga diakibatkan lingkungan yang tidak sehat, tidak tersedianya jamban sehat serta air bersih yang layak konsumsi.

Adapun hal tersebut diungkap oleh pelaksana tugas Kepala Perwakilan BKKBN, M Iqbal Apriansyah, SH, M.P.H saat melakukan sosialisasi pencegahan stunting pada Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus di Kampung KB Kelurahan Bumi Ayu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Rabu (18/10/2023)

Baca juga: BKKBN Bengkulu Susunan Policy Brief Untuk Rekomendasikan Kebijakan Penurunan Stunting

"Kekurangan gizi dalam waktu berkepanjangan pada bayi yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun sehingga dapat mengakibatkan bayi stunting dan itu harus dicegah dari semua sektor," kata Iqbal.

Menurutnya, dalam percepatan penurunan stunting dapat dilakukan melalui beberapa hal yaitu pemenuhan gizi sejak hamil, memberi Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dengan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sehat, serta memantau tumbuh kembang anak serta perilaku menjaga kebersihan lingkungan.

Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting wilayah khusus di salah satu Kampung KB di Kota Bengkulu menghadirkan sebanyak 350 orang peserta dari banyak kelompok usia.

Tampak dominan kelompok remaja dan pasangan usia subur cukup produktif yang terbilang muda berusia dibawah 35 tahun.

Ditengah ratusan peserta tersebut hadir Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati dan Kepala Dinas P3APPKB Kota Bengkulu Dewi Dharma.

Iqbal menekankan, upaya meningkatkan kesehatan keluarga dengan membiasakan untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang yang dimulai dari dalam keluarga.

"Dan teruslah menjaga kesehatan lingkungan agar menjadi penopang pencegahan stunting di masyarakat. Lingkungan yang kurang sehat merupakan faktor tak langsung yang meningkatkan peluang stunting”, ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati didepan ratusan peserta sosialisasi stunting di Kampung KB Kelurahan Bumi Ayu menyebutkan, tindakan yang relatif ampuh untuk mencegah stunting dengan pemenuhan asupan gizi sejak masa kehamilan.

Termasuk mengimbau agar ibu hamil  mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta mencegah pernikahan usia anak dibawah 21 tahun pada wanita dan 25 tahun pada pria.

Selain itu Elva mengimbau perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.

Baca juga: Kejanggalan Prilaku Ibu Kandung di Koja Sebelum Tusuk Anaknya yang Berusia 6 Tahun

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved