Siswa SMA Prank Tebar Ancaman Bom

Duduk Perkara 6 Siswa SMA Ditangkap Polisi Usai Tebar Ancaman Bom di Koja Trade Mall Viral di Medsos

Aksi 6 siswa SMA kirim pesan teror bom viral di media sosial. Adapun pesan tersebut dikirim soswa SMA tersebut kepada pengelola Koja Trade Mall

Editor: Kartika Aditia
Instagram @lambe-turah
Duduk Perkara 6 Siswa SMA Ditangkap Polisi Usai Tebar Ancaman Bom di Koja Trade Mall Viral di Medsos 

Setelah menyisir sejumlah sudut gedung, polisi tidak menemukan bom di sana.


Pelaku Tak Terafiliasi Jaringan Teroris

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Koja Komisaris Muhammad Syahroni memastikan siswa SMA yang merupakan pelaku teror bom palsu itu tidak terafiliasi jaringan teroris mana pun meski ada gambar Noordin M Top sebagai foto profil WhatsApp-nya.


"Berdasarkan pendalaman terhadap siswa FA dan H, itu hanya terlintas saja, hanya spontanitas mereka," kata Syahroni.

Motif pelaku adalah hanya lelucon atau prank saja.

"Motif mereka, berdasarkan pengakuan saudara FA dan H, mereka ingin… apa bahasa anak sekarang itu, nge-prank," kata Syahroni. Setidaknya sebanyak enam pelajar SMA 114 Jakarta ditangkap akibat ulah teror bom palsu itu.

Dari enam pelajar, lima di antaranya dipastikan terlibat membuat teror bom palsu tersebut. Mereka adalah FA, H, RF, KH, dan SAL.

Kasudin Pendidikan Buka Suara

Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Utara Purwanto mengatakan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah para pelajar terlibat tindak pidana.

Hanya saja, Purwanto mengakui bahwa Sudin Pendidikan kecolongan karena beberapa pelajar di SMAN 114 Jakarta membuat teror bom palsu di Koja Trade Mall, Jakarta Utara.

"Sebenarnya, kami, bukan urusan bela diri ya, tapi kami sudah berusaha sebenarnya, semaksimal mungkin, dengan pihak sekolah untuk mencegah hal seperti ini," kata Purwanto dalam jumpa pers di Mapolsek Koja, Kamis (2/11/2023), dikutip dari Kompas.com.

"Tapi, namanya ribuan siswa, ternyata masih ada juga. Jadi, kami bukan berhenti, kami sudah melakukan usaha," lanjut dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Suku Dinas Pendidikan jakarta Utara bekeja sama dengan Polda Metro Jaya untuk menjalankan sebuah program.

Baca juga: Kasus Korupsi Pembangunan Laboratorium RSUD Rejang Lebong Potensi Tersangka Bertambah

Hal itu bertujuan agar para pelajar tidak melakukan tindakan pidana.

"Bahwa ada polisi mengajar. Itu secara random, kami lakukan setiap hari Senin ke sekolah-sekolah. Kemudian, di samping itu, juga ada program jaksa masuk sekolah," kata Purwanto.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved