Satu Keluarga di Muba Tewas

Penyebab Satu Keluarga di Banyuasin Tewas, Waktu Kematian 4 Jasad yang Ditemukan Terungkap

Penyebab tewasnya satu keluarga di Banyuasin. Sebelumnya, Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan dihebohkan

|
Editor: Kartika Aditia
Kolase Sripoku
Penyebab Satu Keluarga di Banyuasin Tewas, Waktu Kematian 4 Jasad yang Ditemukan Terungkap 

TRIBUNBENGKULU.COM - Penyebab tewasnya satu keluarga di Banyuasin.

Sebelumnya, Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan dihebohkan dengan penemuan 4 jasad.

penemuan keempat jenazah berawal ketika warga sedang membersihkan rumput yang ada di sekitar rumah korban.

Pada saat itu warga kemudian mencium aroma busuk dari dalam rumah dan saksi akhirnya masuk ke dalam rumah.

Di saat itulah keempat jasad tersebut ditemukan.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih terus menyelidiki kasus penemuan 4 jasad tersebut.

Berdasarkan pemeriksaan, keempat jasad tersebut menerima hantaman benda tumpul.

Baca juga: Alasan Sopir Truk CPO Maafkan Ajudan Bupati Kutai Barat Meski Telah Dianiaya

"Semuanya akibat kekerasan benda tumpul, baik di kepala. Tanda-tanda senjata tajam tidak ada sama sekali, " ujar Dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan Palembang dr Indra, dikutip dari Tribun Palembang.

Dari keempat jasad, hanya tubuh Masturo yang kondisinya masih bagus sedangkan korban lainnya sudah membusuk.

Sementara untuk korban Marsel (11) anak dari Heri, jasadnya sebagian tidak utuh karena dimakan binatang.

"Hanya neneknya saja yang masih bagus, yang lain sudah busuk. Untuk organ dalam sudah mengalami pembusukan lanjut jadi tidak bisa dipaksakan, " katanya.

Indra menyebutkan, sebelum ditemukan para korban diperkirakan sudah meninggal antara 2 hingga 3 hari.

"Perkiraan sudah meninggal paling lama 3 hari, " tambahnya.

Sementara terungkap pula beberapa fakta lain terkait temuan empat jasad yang menggegerkan Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu, Rabu (19/12/2023).

Dugaan Perampokan

Dirreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol M Anwar Reksowidjojo mengatakan, dari hasil olah TKP ada barang-barang milik korban yang hilang. Sehingga ini kuat diduga ada pencurian disertai kekerasan.

"Kalau dilihat dari TKP-nya ada barang-barang milik korban yang hilang, jadi indikasi dugaan kuatnya mengarah ke tindak pidana pencurian dengan kekerasan.

Tim gabungan sudah diturunkan ke TKP, sejumlah saksi saksi sudah diperiksa untuk dimintai keterangannya," ujar Anwar, Kamis (21/12/2023).

Anwar menambahkan, tim gabungan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kematian empat korban termasuk mendalami motif dari kasus ini.

“Kami masih mendalami dari beberapa saksi yang telah kami periksa.

Kronologi Temuan 4 Jenazah

Sebelumnya, temuan jasad itu berawal saat warga sedang membersihkan rumput di sekitar rumah korban.

Kemudian warga mencium bau busuk dari rumah.

Warga yang penasaran pun mencari sumber bau tersebut.

Setelah mendekati rumah, aroma tak sedap pun semakin kuat.

Warga yang penasaran pun langsung masuk rumah dan ditemukan satu jasad.

Baca juga: Reaksi Anne Ratna Mustika Didokan Dedi Mulyadi Usai Menikah Lagi: Ayo Kapan Menyusul

Warga yang menemukan jasad tersebut langsung menghubungi pihak kepolisian.

Warga bersama polisi pun melakukan penyisiran di sekitar rumah, ditemukan lagi 3 jasad sehingga total jasad yang ditemukan berjumlah 4 orang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun jasad yang ditemukan ada beberapa luka di tubuh korban.

Keluarga Syok

Kakak Heri, Rusdi mengatakan, ia mendapat kabar ibu dan adiknya tewas sekitar pukul 14:00 WIB.

"Terakhir ketemu sekitar satu bulan yang lalu. Saya tinggalnya di Betung, begitu dapat kabar ibu meninggal langsung ke lokasi, keluarga syok, " ujar Rusdi saat dijumpai di rumah sakit Bhayangkara, Rabu (20/12/2023).

Rusdi mengaku tidak terlalu mengetahui bagaimana kronologi dan dimana titik-titik penemuan mayat keempat anggota keluarganya itu.

"Sebab begitu sampai sudah ada pihak kepolisian jasad sudah dibungkus. Masuk rumah saja tidak sempat, " katanya.

Heri Pisah Ranjang

Heri sehari-hari jualan keliling dan sudah dua tahun terakhir dan pisah ranjang dengan sang istri yang sedang bekerja sebagai TKI di Singapura.

"Semenjak pisah dengan istrinya dia ajak ibu tinggal di Sekayu. Jadi ketika dia berjualan ada ibu yang menjaga anak-anaknya, " sambung dia.

Sempat Izin Jual Tanah Ibu

Rusdi membenarkan jika adiknya itu memang sudah meminta izin kepadanya untuk menjual kebun sawit milik ibunya.

Dengan alasan untuk membuka usaha sambil merawat ibu dan anak-anaknya.

"Itu kebun warisan dari ibu kami. Memang almarhum sempat minta izin ke saya katanya mau jual kebun untuk modal buka usaha, " katanya.

Tanah dan Rumah Terjual

Ternyata tanah milik Heri itu dijual seharga Rp 100 juta, bukan Rp 200 juta seperti yang dikabarkan sebelumnya.

Dan, bukan hanya lahan sawit yang sudah berpindah kepemilikan, namun rumah tempat jasad Heri, ibu dan dua anaknya ditemukan, juga sudah dijual.

Hal ini terungkap setelah sang pembeli bernama Hendrik muncul di publik setelah kasus pembunuhan sadis itu terungkap.

Hendrik mengaku membeli lahan sawit milik Heri seluas 2 hektar pada Agustus 2023.

Hendrik mengakui tanah tersebut ia beli dari teman yang menyebutkan bahwa ada tanah yang mau dijual di Desa Lumpatan Kecamatan Sekayu, Kabupaten Muba.

"Saya beli tanah itu sekitar bulan Agustus atau 4 bulan yang lalu sekitar Rp 100 juta. Tanah tersebut dari padu padan teman yang menjual tanah kepada saya," ujar Hendrik, Kamis (21/12/2023) dilansir dari Sripoku.com

Tanah tersebut dibeli sekaligus rumah dan bangunan tempat tinggal Heri dan keluarga.

"Saya dikatakan dekat dengan korban tidak terlalu, tapi dia minta setelah tanah tersebut dijual ingin meneruskan atau tinggal di tanah tersebut. Saya setuju untuk sekalian menjaga. Karena sudah lama tidak dicek ternyata korban ditemukan sudah meninggal," ungkapnya.

Kendati baru mengenal korban, Hendri menyebutkan bahwa Heri orang baik dan tidak ada masalah.

Kabar meninggalnya Heri dan keluarganya mengejutkan Hendrik.

"Baik dia orangnya, tidak neko-neko. Kalau untuk pekerjaan sehari-hari dia serabutan disamping menjaga kebun tanah milik saya," ujarnya.

Sementara itu, Plt Kasat Reskrim Polres Muba Iotu Dedi Kurniaan SH belum bisa menyimpulkan terkait adanya uang hasil penjualan tanah yang hilang.

"Saat ini kita masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, kita belum bisa menyimpulkan," ujarnya.

Baca juga: Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas ke Objek Wisata Kabawetan Kepahiang Jelang Libur Nataru 2024

Baca juga: Polres Bengkulu Utara Siapkan Posyan dan Pospam Sepanjang Jalinbar, Berikut Lokasinya

Baca juga: 12 Tersangka Kasus Korupsi Dana BTT Seluma Dilimpahkan ke Kejati Bengkulu Awal Tahun 2024

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved