Remaja di Medan Tewas Tertembak

Remaja di Medan Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kompolnas Minta Polda Transparan-Lakukan Uji Balistik

Komisioner Kompolnas, Poengky Indriati juga meminta Polda Sumatera Utara untuk usut tuntas kematian RF melalui autopsi.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Remaja di Medan Tewas Ditembak Oknum Polisi. Remaja di Medan Tewas Diduga Ditembak Polisi, Kompolnas Minta Polda Transparan-Lakukan Uji Balistik 

Ibu dan kakak korban terlihat beberapa kali keluar masuk kamar jenazah.

Sontak, seluruh personel kepolisian yang ada di sana langsung panik dan coba menenangkan sang ibu.

Jasad anaknya pun terlihat dipeluknya sambil berjalan.

"Diam! Diam! Diam!," teriak ibunya kepada petugas yang mencoba mengambil jasad korban.

"Awas, adik aku sakit," teriak kakak korban sambil histeris.

Lalu, di saat awak media mencoba merekam kejadian tersebut dua orang personel kepolisian mengenakan baju preman dengan sigapnya langsung melarang mengambil rekaman.

Dua personel itu mencoba merampas handphone awak media, dan memintanya agar video kejadian itu dihapus.

Dikatakan kakak korban, Adel, sang ibu nekat membopong jasad sang adik.

Menurut Adel, pihak kepolisan awalnya memang meminta agar jasad adiknya itu dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi.

Namun, pada saat itu polisi mengatakan bahwa yang di autopsi hanya bagian yang tertembak saja yaitu pada bagian kepala.

Lalu, setibanya di rumah Sakit Bhayangkara ternyata jasad korban mau dibelah dan keluarga menolak.

"Mereka menahan, kita sudah ikutin aturan mereka kita tidak mau di visum, awalnya kita mau di visum bagian kepala saja," kata Adel kepada Tribun-medan, Kamis (18/1/2024).

"Tapi setelah sampai di sini kami tanya, semua dibedah. Kami nggak izinlah sebab tadi perjanjian di rumah Sakit Pirngadi cuma kepala saja, itu kami bersedia," lanjutnya.

Dijelaskannya, karena tidak rela jasad adiknya dibedah, pihak keluarga pun sempat mengiklaskan dan berencana untuk tidak memperkarakan kasus penembakan itu lagi.

"Buatlah surat pernyataan, bahwasanya kami tidak setuju untuk di autopsi. Tau-tau orang ini masih menahan, dari jam setengah lima sampai sekarang (dinihari)," sebutnya.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved