Update Harga Minyak Goreng di Bengkulu Jelang Ramadan, Harga Merangkak Naik, Pembeli Sepi

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Jiafni Rismawarni 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Update harga minyak goreng di Bengkulu jelang Ramadan. Sejumlah harga komoditi bahan pokok mengalami kenaikan harga termasuk minyak goreng.

Hal ini disebutkan oleh salah satu penjual sembako di Pasar Minggu Kota Bengkulu, Bu Haji Nursida. 

Ia menyebutkan kenaikan minyak goreng ini memang sudah mulai terasa saat awal Februari 2024 lalu.

Kemudian berlanjut saat ini, hingga awal Maret 2024 masih mengalami kenaikan harga. Akibatnya, pembeli banyak yang berkurang. Baik intensitas pembelian maupun jumlah barang yang dibeli. 

"Mulai mau masuk bulan 2 ini, minyak itu tidak stabil lagi harganya. Paling murah itu minyakita, biasanya minyakita itu Rp 150 ribu kini Rp 176 ribu per dus. Kalau sekilo kita jual harga Rp 15 ribu, kita dapat untuk 2 ribu per kemasan," kata Haji Nursida, Jumat (1/3/2024). 

Selain minyakita, lanjutnya, kenaikan harga ini juga terjadi pada merek minyak lainnya. Misalnya ada minyak goreng merek Rosebrand, yang awalnya dulu dibanderol dengan harga sekitar Rp 14-15 ribu per liternya. Namun kini untuk kemasan 1 liter dihargai Rp 16 ribu. 

"Minyak minyak yang lain itu Rp 193 ribu per dus, jadi kita ecer Rp 16 ribu per kilo itu merek Rose Brand. Kalao Minyak Tawon itu Rp 17 ribu," jelasnya. 

Dijelaskan pedagang, hasil penjualan saat ini mengalami penurunan, termasuk untuk penjualan minyak goreng.

Jika diestimasi yang sebelumnya pembeli bisa belanja mencapai 10 liter. Kini hanya berkisar 3-5 liter saja. 

"Ada keluhan pembeli, kadang dipegang saja dia balik. Dak jadi beli, kita kan ada stok lama makanya kita jual Rp 15 ribu, seharusnya sekarang Rp 15.500," ungkapnya. 

Terpisah, salah satu pembeli minyak goreng, Gita mengatakan jika dirinya merasa kesulitan atas banyaknya komoditi yang harganya naik.

Apalagi bagi dirinya, yang seorang karyawan swasta, dengan gaji tidak jauh dari Upah Minimum Provinsi (UMP) Bengkulu. 

"Bukan minyak saja yang naik, ini cabai naik, beras juga naik. Cuma gaji yang belum naik, sulit mengatur keuangan sekarang, harus dipas-paskan," jelas Gita.