Viral di Media Sosial

Viral Pria Diduga Alumni Unair Pamer Alat Kelamin di Quora, Kenali Perilaku Tidak Wajar Eksibionisme

Viral pria diduga alumni Universitas Airlangga (Unair) berinisial SMYP pamer alat kelamin di Quora.

Editor: Rita Lismini
Twitter @ruwnala/Pixta.com
Foto pria diduga alumni Unair pamer alat kelamin di Quora, kenali perilaku tidak wajar eksibionisme. 

Beberapa peristiwa traumatis di masa kecil, seperti pelecehan seksual, tekanan emosional, serta kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua, juga dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi seorang eksibisionis.

Fantasi seksual yang menyimpang dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme mengatasi trauma masa kecil (coping mekanisme).

Faktor lain

Beberapa faktor lain juga dapat meningkatkan risiko perilaku eksibisionis, seperti kepribadian antisosial , penyalahgunaan alkohol, dan kurang percaya diri.

Apa Ciri-ciri Penderita Eksibisionisme?

Gejala kelainan seksual eksibisionisme biasanya mulai muncul pada usia 15-25 tahun dan mulai berkurang seiring bertambahnya usia. Berikut ciri-ciri penderita kelainan seksual eksibisionis:

1. Merasa puas saat memamerkan auratnya kepada orang asing di depan umum. Ada sebagian penderita eksibisionis yang hanya memamerkan alat kelaminnya kepada kelompok orang tertentu, seperti anak kecil atau lawan jenis.

2. Gairah seksual terjadi ketika korban merasa kaget, takut, atau takjub yang dilanjutkan dengan masturbasi . Namun tidak ada tujuannya untuk melakukan kontak fisik atau hubungan seksual lebih lanjut dengan korban.

3. Memulai atau mempertahankan suatu hubungan, baik romantis maupun persahabatan, cenderung sulit.

4. Tak jarang penderita eksibisionisme juga menunjukkan gejala gangguan paraphilia lainnya dan dianggap hiperseksual.

Adakah Terapi untuk Mengatasi Eksibisionisme?

Tak banyak penderita kelainan seksual eksibisionis yang memeriksakan diri ke psikiater atau psikolog.

Penderitanya cenderung menyembunyikan kelainannya karena merasa bersalah, malu, atau mempunyai masalah keuangan dan hukum.

Bahkan, penderita gangguan ini dianjurkan untuk segera mendapatkan pengobatan, baik secara medis maupun psikologis.

Hal ini perlu dilakukan sebelum ia membahayakan dirinya sendiri dan orang lain atau bahkan melakukan tindak pidana.

Terapi eksibisionisme dilakukan oleh psikiater dengan metode yang beragam, sesuai dengan tingkat keparahan gangguan yang dialami penderitanya.

Beberapa metode terapi yang dapat dilakukan antara lain, psikoterapi dan terapi obat. (**)

 

 

 

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved