Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Hotman Paris-Susno Duadji Desak Iptu Rudiana Buktikan Ucapan Dede soal Keterangan Palsu Kasus Vina

Menurutnya, Iptu Rudiana harus bersikap, karena sangat mempengaruhi kasus Vina secara keseluruhan.

Editor: Hendrik Budiman
HO TribunBengkulu.com/Istimewa
Kolase Hotman Paris (kiri) Iptu Rudiana (Tengah) dan Susno Duadji (kanan). Hotman Paris-Susno Duadji Desak Iptu Rudiana Buktikan Ucapan Dede soal Keterangan Palsu Kasus Vina 

TRIBUNBENGKULU.COM - Pengacara kondang Hotman Paris dan Eks Kabareskrim Komjenpol Purn Susno Duadji desak Iptu Rudiana untuk membuktikkan kebenaran ucapan Dede Riswanto (30) soal kematian Vina dan Eky adalah karangan Iptu Rudiana.

Dede sebelumnya mengaku diminta bersaksi melihat Eky dan Vina dilempari batu dan dikejar sekelompok pemuda di dekat SMPN 11 Kota Cirebon, 27 Agustus 2016 silam, padahal kenyataannya tidak demikian.

Kesaksian itu pula yang membuat Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal, ditangkap dan dijerat vonis pembunuhan berencana hingga dipenjara.

Tujuh di antara pemuda yang ditangkap itu divonis penjara seumur hidup.

Sementara Saka Tatal hanya divonis delapan tahun penjara dan kini sudah bebas, karena pada 2016 masih berusia anak.

Hotman Paris pun menanggapi kesaksian Dede tersebut.

Menurutnya, Iptu Rudiana harus bersikap, karena sangat mempengaruhi kasus Vina secara keseluruhan.

"Viral tuduhan baru dari Dede terhadap Pak Polisi Rudiana. Saya sebagai pengacara dari almarhum keluarga Vina, kalau Pak Rudiana memang merasa tidak benar tuduhan tersebut, segera lapor polisi."

"Karena tuduhan tersebut sangat fundamental, sangat vital terhadap kasus kematian almarhum Vina," kata Hotman Paris melalui Instagramnya (@hotmanparisofficial), Minggu (22/7/2024).

Hotman Paris menyarankan Iptu Rudiana yang saat ini menjabat Kapolsek Kapetakan, Polres Cirebon Kota, segera membuat laporan untuk membantah kesaksian Dede, kalau memang kesaksiannya salah.

"Kalau itu (kesaksian Dede) benar, berarti Anda tahu jawabannya. Maka Pak Rudiana yang selama ini menjauh dari Hotman Paris, segera buat laporan polisi kalau Anda merasa tuduhan itu tidak benar," ujar Hotman.

Hotman Paris menyebut kesaksian Dede adalah tuduhan yang kejam terhadap Rudiana.

Pengacara yang terkenal dengan gaya nyentriknya itupun menggarisbawahi profesi Iptu Rudiana sebagai polisi.

"Jaga kehormatan seragam yang kau pakai, jaga kehormatan institusimu. Kau kan polisi, kau sudah dituduh tuduhan yang sangat kejam. Lihat tuh sudah viral di mana-mana."

"Pak Rudiana kita tunggu apa tindakan kamu kalau kamu benar abdi negara," tegas Hotman Paris.

Susno Duadji Minta Beradu Bukti

Senada dengan Hotman Paris, Susno Duadji menyebut pengakuan Dede harus diuji.

"Ini fenomena yang bagus kita harus mengambil manfaatnya," ucap Susno Duadji saat menjadi narasumber di Kompas TV.

"Informasi itu mana yang benar? yang harus kita uji," imbunya.

Susno Duadji menyebut pengakuan Dede dan Iptu Rudiana harus dibawa ke ranah hakim.

Baca juga: Iptu Rudiana Melawan Bentuk Tim 60 Advokat, Bantah Pengakuan Dede Beri Keterangan Palsu Kasus Vina

Masyarakat sebaiknya jangan langsung menilai dan menganggap pengakuan Dede ataupun Iptu Rudiana sebagai kebenaran.

"Dibawa ke penegak hukum untuk menguji, apakah Dede yang benar atau Pak Rudiana yang benar?" kata Susno Duadji.

"Kita tidah boleh menjustifikasi, kita hanya boleh menyampaikan apa yang kita dapat,"

"Ini bagus untuk pembelajaran bangsa, hukum itu proses dan berkembang," imbuhnya.

Iptu Rudiana Bentuk Tim Berisi 60 Advokat

Perlawanan Iptu Rudiana ke saksi Dede Riswanto (30) yang menuding membuat skenario kasus Vina Cirebon.

Kuasa hukum Rudiana, Pitra Romadoni, menyatakan, pernyataan Dede hoaks dan merupakan fitnah terhadap dirinya.

Ayah dari korban Eky Ini pun akan menyerang balik Dede dan pihak-pihak yang dianggap berbicara hoaks terhadap kasus pembunuhan Vina dan Eky.

Pria yang saat ini menjabat Kapolsek Kapetakan, Polres Cirebon Kota itu, sudah membentuk Tim 6 berisi 60 advokat yang siap melakukan upaya hukum.

"Katanya Dede disuruh bapak Iptu Rudiana untuk men-setting. Saya pastikan itu adalah tidak benar dan fitnah."

"Karena sebelum 31 Agustus Pak Rudiana tidak kenal dengan Aep dan Dede."

"Kenal itu pada 31 Agustus 2016 sekitar pukul 14.00 WIB dia bertemu Aep dan Dede, itu ditanya kepada Pak Rudiana, apakah pernah melihat peristiwa 27 Agustus yang dia diinformasikan itu laka lantas," kata Pitra di program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (22/7/2024).

Pitra mengatakan, bukan Rudiana membentuk skenario, melainkan kronologi penyerangan Vina dan Eky disampaikan Aep dan Dede.

"Jadi mereka ini menyampaikan, Aep juga menyampaikan kepada Pak Iptu Rudiana, saya melihat Pak, motor ini dikejar-kejar dan dilempar batu," kata Pitra.

Pihak Rudiana sudah mebentuk Tim 6 yang berisi 60 advokat untuk melakukan somasi dan pelaporan kepada Dede.

"Kami sudah membentuk tim 6 yang menaungi 60 advokat untuk melakukan tindakan hukum ke depan."

"Karena kami kira cuma sampai sini kita berikan panggung, kepada mereka-mereka ini, kita hormati mereka buat laporan polisi," jelas Pitra.

Pitra menyebut kilennya, Iptu Rudiana sudah habis kesabaran karena terus-terusan dituding macam-macam soal kasus kematian anaknya sendiri.

"Dan kita akan menggunakan hak hukumnya juga untuk memproses ini ke ranah pidana seperti itu. Karena sudah cukup sabar saya kira klien kami Iptu Rudiana menahan ini semua."

"Ke depan kita akan melakukan tindakan-tindakan hukum kepada siapapun yang membuat fitnah," jelasnya.

Hari ini, Pitra mengatakan, Tim 6 yang dibentuknya akan melayangkan somasi kepada Dede.

"Per hari ini kita akan layangkan somasi terbuka. Dan kemungkinan dalam waktu dekat kita akan buat laporan terbukti," jelasnya.

Pitra pun mengklaim punya bukti fisik untuk membantah pernyataan Dede yang disebutnya hoaks.

"Itu pasti ada (bukti fisik). Jadi kita tidak mengungkapkan itu kepada publik karena kita menghormati penyidik."

"Selanjutnya giliran kita yang akan menyerang. Jangan klien kita terus yang diserang," pungkasnya.


Eks Wakapolri Sarankan Iptu Rudiana Hadap Kapolri

Tabir di balik kasus pembunuhan Vina dan Eky hingga kini masih belum terungkap.

Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno menyebut kunci utama terbukanya kasus Vina ada pada ayah Eky Iptu Rudiana.

Ia mendesak Iptu Rudiana muncul dan menghadap langsung bertemu Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Iptu Rudiana diminta menceritakan secara gamblang terkait kasus pembunuhan Vina kepada Kapolri.

Jika tidak berani menghadap Kapolri, Iptu Rudiana didesak bertemu Propam, Wakapolrim maupun Irwasum.

Pengakuan Dede Ikut Skenario Iptu Rudiana dan Aep

Dede akui beri keterangan palsu soal kasus Vina dan ikuti skenario Aep hingga Iptu Rudiana, ayah Eky sekaligus Kapolsek Kapetakan Polres Cirebon.

Saksi Dede yang merupakan teman kerja Saksi Aep di tempat cuci steam mengaku merasa dihantui setelah dia ikut memberikan keterangan palsu.

Dede mengakui dirinya memberikan keterangan palsu bersama Aep di kasus Vina Cirebon pada tahun 2016 silam.

Rasa bersalah yang dirasakan terus bertumpuk di benak Dede setelah ikut pengarahan dari Aep dan Rudiana untuk bersaksi sesuai skenario pembunuhan Vina dan Eky yang diarahkan.

Ketika kasus Vina Cirebon ramai, Dede semakin gelisah dan kini ngaku dihantui.

"Sebenarnya ada kepikiran pak, merasa terhantui, merasa bersalah," kate Dede dikutip dari tayangan KDM Channel, Minggu (21/7/2024).
Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2016 silam, dia ingin lari dari kantor polisi.

Namun dia terlanjur sudah diajak Aep, kemudian mengikuti arahan Aep dan Rudiana dengan arahan narasi kasus Vina Cirebon seperti yang disebut dalam sidang 2017 silam.

"Intinya peristiwa itu, anak-anak ngumpul di situ, nongkrong di situ, pelemparan batu itu sebenarnya gak ada," kata Dede.

Dia mengaku sebenarnya dia tak tahu menahu dengan kasus kematian Vina dan Eky tersebut.

Namun pada tahun 2016 silam dia diminta Aep untuk mengantarnya ke kantor Polisi.

Kemudian dia malah disuruh Aep dan Rudiana untuk memberikan kesaksian yang diarahkan.

"Ep kan kita gak tahu apa-apa ?, kata saya. Kenapa jadi saksi ?. Udah entar ikutin aja, katanya. Ikutin, saya diarahin. Aep sama Pak Rudiana juga ngomong," katanya.

Atas hal ini, rasa bersalah pun menghantui Dede setelah mendengar ada sejumlah orang yang masuk penjara.

Saat kasus Vina Cirebon kembali viral, Dede pun berunding dengan keluarganya karena dia bingung dan ketakutan atas apa yang telah dia perbuat di masa lalu.

Ditambah pula dia harus mencari uang sebagai kuli bangunan untuk kelaurganya.

"Setiap hari saya berpikir, susah tidur, jam 3, jam 2 malem baru tidur, saya mikir terus," kata Dede.

Setelah sekian lama berpikiri, Dede akhirnya memberanikan diri untuk muncul ke publik mengungkap kebohongan di kasus Vina Cirebon di masa lalu.

Meski dia harus kehilangan pekerjaannya untuk sementara waktu, dia bertekad untuk muncul ke publik.

"Setelah saya berpikir, lama-kelamaan saya ambil keputusan, tekad saya bulat, mental saya harus kuat, saya keluar," kata Dede.

Dede pun kemudian menemui Dedi Mulyadi dan mengungkap semuanya soal kebohongan yang diarahkan Aep tahun 2016 silam.

Meski Dede harus berurusan dengan hukum, Dede akui siap.

Sebab diketahui bahwa saksi Dede dan Aep ini dilaporkan.

Dedi Mulyadi juga menyinggung bahwa ada kemungkinan Dede bakal jadi tersangka.

Namun dengan tegar Dede mengaku sudah mengetahui berita itu semua.

"(Dilaporkan) Tahu, (terancam masuk penjara) pasti," pungkasnya.

NASIB Dede Dijebak Aep Jadi Saksi Kasus Vina, Padahal Tak Tahu Apa-Apa, Minta Bantuan Dedi Mulyadi

Seorang saksi bernama Dede muncul memberikan keterangan terkait kasus kematian Vina dan Eky. Dede mendatangi Politikus Gerindra Dedi Mulyadi dan mengaku sempat menjadi saksi di kasus Vina tahun 2016.

Dede mengaku diajak oleh Aep untuk menjadi saksi oleh Aep.

"Kamu bagaimana bisa menjadi saksi dan di-BAP? Siapa yang mengajak?" tanya Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL.

"Aep Pak," jawab Dede.

Pria berkulit sawo matang tersebut mengaku diajak Aep menjadi saksi kasus Vina Cirebon, setelah Iptu Rudiana dan rekannya menangkap Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani, Hadi Saputra, Eka Sandy, Jaya, Supriyanto, Sudirman, dan Saka Tatal.

"Ngajak jadi saksinya setelah penangkapan atau sebelum?" tanya Dedi Mulyadi.

"Sesudah penangkapannya jadi saksi, sekitar dua tiga hari setelah penangkapan," ucap Aep.

Sebelum diminta menjadi saksi, Dede menceritakan dirinya mendadak ditelepon oleh Aep.

Kala itu Aep mengaku ingin ditemani Dede ke Polres Cirebon.

Tanpa menaruh rasa curiga, Dede akhirnya menyanggupi permintaan Aep.

"Awalnya malam, Aep telepon saya 'De temen saya ke Polres yuk' saya saat itu posisinya ada di rumah," kata Dede.

"Saya langsung mau anterin karena saya pikirkan Aep enggak tahu daerah Cirebon, kan dia merantau," imbuhnya.

Sesampainya di Polres Cirebon, Dede bertemu dengan ayah Eky, Iptu Rudiana.

"Yaudah saya anterin, pas di luar, ada saya, Aep, dan Pak Rudiana," ucap Dede.

Aep lalu mengajak Dede untuk memberikan kesaksian soal kematian Vina dan Eky.

"Buat jadi saksi. Saksi kejadian yang meninggalnya anak Pak Rudiana," imbun Dede meniru ucapan Aep.

Dede mengaku kala itu sangat kebingungan.

Pasalnya ia sama sekali tidak mengetahui kejadian yang menyebabkan tewasnya Vina dan Eky, namun dirinya mendadak diminta menjadi saksi.

Namun Aep, meminta Dede untuk mengikuti cerita yang sudah disiapkan.

"Saya bilang ke Aep, 'Kita kan enggak tahu apa-apa'," kata Dede.

"Yaudah ntar ikutin aja," imbuhnya meniru Aep.

Artikel Ini Telah Tayang di TribunJakarta.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved