Nelayan Tradisional di Kota Bengkulu Keluhkan Penghasilan Menurun, Sudah 2 Bulan Was-was Melaut

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Nur Rahma Sagita

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Sejumlah nelayan tradisional di Pantai Jakat Kota Bengkulu mengeluhkan hasil tangkapan menurun drastis saat musim badai atau angin kencang.

Hal ini diungkapkan Wawan, salah satu nelayan Pantai Jakat. Ia mengeluhkan hasil tangkapan menurun dari hari biasanya. Biasanya ia mendapat penghasilan hingga Rp 300 ribu sampai 400 ribu per hari.

“Sekarang angin kencang badai, penghasilan kita para nelayan ini menurun drastis dari Rp 100 ribu hingga paling besar itu Rp 200 ribu per hari,” ungkap Wawan saat diwawancara TribunBengkulu.com, Selasa (13/8/24).

Lanjut Wawan, penghasilan menurun ini akibat angin kencang sehingga untuk pergi melaut yang bisa ditempuh dalam waktu satu jam sekarang lebih lama, menjadi 1,5 jam.

“Kami nelayan sudah merasakan badai ini masuk bulan ke dua, berharap semoga musim badai tidak berlangsung lama,” ucap Wawan.

Wawan mengatakan, selain penghasilan berkurang pada saat musim badai ini para nelayan juga mengeluhkan pendapatan ikan berkurang serta merasakan takut saat ingin berlayar ke laut mengambil ikan.

“Kita was-was ya hati-hati saat musim badai ini, karena angin kencang di laut. Kadang menjadi kendala kita saat musim badai terasa kencang hari itu kita tidak pergi untuk melaut,” lanjutnya.

Sehingga saat melaut di musim badai, para nelayan harus melihat terlebih dulu kondisi cuaca masih memungkinkan atau tidak untuk pergi melaut. Untuk mengantisipasi hal-hal tidak  diinginkan.

Baca juga: Cegah Penularan Penyakit, Peserta Lomba HUT RI di Bengkulu Diingatkan Bawa Peralatan Sendiri