Kasus KDRT Cut Intan Nabila

Kondisi Terkini Cut Intan Nabila dan Anaknya Setelah Jadi Korban KDRT Armor Toreador

Cut Intan Nabila dan anaknya yang masih bayi menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT oleh suami Armor Toreador.

TribunBengkulu.com/Ist
Cut Intan Nabila dan anaknya yang masih bayi merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT oleh suami Armor Toreador. 

Namun, hingga kini visum belum dilakukan karena kondisi fisik Cut Intan Nabila yang kelelahan.

Meski demikian, pihak KemenPPPA akan terus menawarkan perawatan kesehatan untuk memastikan tidak ada indikasi luka dalam ataupun gangguan psikologis pada bayi tersebut. 

“Mungkin kondisi ibu sudah sangat lelah mungkin kurang berkenan untuk melakukan visum. Namun, kami akan tawarkan untuk perawatan kesehatan dan lainnya untuk melihat apakah ada indikasi terjadinya luka dalam atau kondisi psikis yang mengganggu bayi tersebut,” tutur Atwirlany. 

Foto  Armor Toreador saat Konferensi Pers. Terkuak Motif Armor Toreador Tega KDRT Istrinya Cut Intan Nabila, Kepergok Nonton Film Porno
Foto Armor Toreador saat Konferensi Pers. Terkuak Motif Armor Toreador Tega KDRT Istrinya Cut Intan Nabila, Kepergok Nonton Film Porno (Akun X dhemit_is_back)

Polri beri trauma healing Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memberikan pemulihan trauma (trauma healing) terhadap Cut Intan Nabila beserta anak-anaknya. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menilai, kasus yang dialami Cut Intan Nabila dan anak-anaknya dapat menimbulkan trauma berkepanjangan. 

"Tentunya dari kami Polri akan memberikan dukungan moral dan pendampingan kesehatan jiwa kepada korban dan anak-anaknya melalui trauma healing," kata Trunoyudo dalam keterangan tertulis, Rabu.

Perlu upaya pemulihan fisik dan psikis Psikolog keluarga, Novita Tandry mengatakan, Cut Intan Nabila dan anak-anaknya sangat perlu mendapatkan pemulihan fisik dan psikis usai menjadi korban KDRT.

"Semuanya menjadi prioritas (mendapatkan pemulihan fisik dan psikis) baik ibunya, dalam hal ini Cut Intan maupun ketiga anak-anaknya," kata Novita dalam program Kompas Petang, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu. 

Novita menyampaikan, anak pertama dan kedua Cut Intan Nabila yang kini telah berusia 4 dan 3 tahun sudah bisa merekam tindakan kekerasan dengan panca indra mereka.

Karena itu, kedua anak tersebut perlu mendapatkan pendampingan dari psikolog anak yang tepat. 

"(Pendampingan dari psikolog anak) bukan jangka pendek, tapi jangka yang panjang. Supaya traumatik ini tidak terbawa sampai mereka dewasa," jelas Novita. 

"Karena anak-anak yang menyaksikan kekerasan (akan) terekam di dalam otak mereka, di mana pertumbuhan otak yang paling pesat itu 80 persen di bawah usia 5 tahun," ujarnya. 

"Nah, kalau (kekerasan) ini terekam, anak-anak juga akan mencontoh bahwa segala solusi daripada sesuatu yang tidak disukai adalah dengan kekerasan." (**)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved