Berita Mukomuko

Nasib Pilu Kakek Sukarkintoko di Mukomuko Hidup Sebatang Kara Idap Gula Basah, Butuh Ulur Tangan

Butuh Uluran tangan Kakek di Mukomuko hidup sebatang kara, alami penyakit Gula Basah atau Diabetes.

Panji Destama/ Tribunbengkulu.com
Kondisi Kakek Sukarkintoko (74) warga Kabupaten Mukomuko yang membutuhkan uluran tangan, ia hanya bisa berbaring di kasur, Rabu (11/9/2024). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Panji Destama

TRIBUNBENGKULU.COM, MUKOMUKO - Seorang kakek di Mukomuko, Provinsi Bengkulu hidup sebatang kara, dirinya saat ini menderita sakit gula basah atau diabetes.

Kakek itu bernama Sukarkintoko (74) warga Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko.

Dirinya kini dirawat oleh teman lamanya yakni Erfentoni (44) di RT 7 Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko, Kabupaten Mukomuko.

Sukarkintoko mengaku dirinya sudah sakit sejak 4 bulan lalu, waktu itu ia menghubungi Erfentoni untuk dijemput di Dusun Sukarami, Desa Pasar Sebelah.

“Dijemput (Erfentoni, red) udah ngak kuat lagi, kaki udah habis,” ungkap Sukarkintoko, saat diwawancarai, Rabu (11/9/2024).

Sukarkintoko mengatakan, kaki bagian kirinya sudah habis hanya tinggal jempol dan kelingking.

Saat ini kondisinya sudah kurus kering dan hanya terbaring di atas kasur. Dulunya ia merupakan tukang membuat taman.

“Saat sakit ini udah berhenti, tidak lagi kerja buat taman,” tutur Sukarkintoko.

Sementara itu, Erfentoni mengatakan ia sudah 4 bulan ini mengurusi kakek Sukarkinto sakit di rumahnya.

Alasan ia mengurusi kakek Sukarkinto, lantatan ada panggilan hati untuk menolong kakek Sukartintoko.

“Ada panggilan hati untuk menolong kakek sukartintoko, karena beliau sebatang kara,” kata Erfentoni.

Erfentoni menjelaskan, pihaknya juga sudah mencari keluarga dari kakek Sukartintoko, namun hanya beberapa kerabat saja yang ia temui.

Kerabat dari kakek Sukartintoko juga sudah mengunjunginya di rumah Erfentoni, namun kerabatnya belum menyanggupi untuk mengurus kakek Sukartintoko.

“Kerabatnya sudah ada datang menjenguk, namun mereka belum menyanggupi untuk mengurus kakek, karena persoalan ekonomi,” jelas Erfentoni.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved