Aksi Perundungan di Gorontalo

Pihak Sekolah Dianggap Tidak Berempati Karena Tutupi Aksi Bullying Siswa di Gorontalo

Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Zulkarnain Tanipu membantah adanya aksi bullying di sekolahnya dan bahkan terkesan menyalahkan korban.

FB Zulkarnain Tanipu
Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Zulkarnain Tanipu membantah adanya aksi bullying di sekolahnya dan bahkan terkesan menyalahkan korban. 

"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.

Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum R tak sadarkan diri.

Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap R. 

MG juga meminta penjelasan dari R yang baru saja siuman. 

R mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras. 

Namun saat itu R hanya memiliki uang Rp15 ribu.

"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.

MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku. 

Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah. 

Padahal mereka pergi membeli miras.

R kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.

"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.

Tak hanya itu, R juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.

Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung R.

Berdasarkan bukti dan juga penjelasan R, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved