Aksi Perundungan di Gorontalo
Pihak Sekolah Dianggap Tidak Berempati Karena Tutupi Aksi Bullying Siswa di Gorontalo
Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Zulkarnain Tanipu membantah adanya aksi bullying di sekolahnya dan bahkan terkesan menyalahkan korban.
TRIBUNBENGKULU.COM - Pihak sekolah dianggap tidak memiliki empati karena menutupi dan membantah aksi bullying yang terjadi di salah satu SMKN di Gorontalo.
Seperti diketahui, viral di media sosial aksi bullying di Kota Gorontalo. Sebuah video memperlihatkan seorang siswa diduga mengalami perudungan (bullying).
Video yang beredar luas di media sosial itu memperlihatkan siswa tersebut mengalami penganiayaan oleh sejumlah siswa lain.
Mengutip Kompas.com, siswa tersebut adalah R yang bersekolah di sebuah SMKN di Kota Gorontalo.
R diduga dicekoki minuman keras dan dianiaya sejumlah temannya di lingkungan sekolah.
Akibat penganiayaan ini, R tidak sadar diri di halaman belakang sekolah, dari mulutnya keluar cairan kental.
Saat ini R harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Pihak sekolah pada Rabu kemarin sempat memanggil orangtua korban berinisial MG untuk mediasi.
Dalam pertemuan ini, MG menyesalkan pernyataan pihak sekolah yang mengutip penjelasan para orangtua pelaku secara sepihak.
Baca juga: Klarifikasi Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Soal Aksi Bullying Siswanya, Terkesan Salahkan Korban
Menurut dia, ini tidak menunjukkan empati kepada korban dan keluarganya.
“Sekolah hanya mengambil penjelasan dari satu pihak, tapi setelah bukti video kedua kami terima sore hari serta penjelasan dari anak saya setelah sadar, di situ kami yakin memang ada perundungan, ada kekerasan terhadap anak saya,” kata MG, Kamis (12/9/2024).
Merespons kekerasan ini, Polresta Gorontalo Kota melalui Polsek Kota Utara bergerak cepat menindaklanjuti video viral aksi bullying terhadap siswa SMKN tersebut.
Kapolsek Kota Utara Iptu Fredy Yasin mengatakan, empat orang yang ada di dalam video tersebut telah diamankan.
“Sudah diamankan dan semuanya masih tercatat sebagian siswa” ujar Fredy.
Fredy menuturkan, saat ini, unit Reskrim Polsek Kota Utara masih terus melakukan pendalaman terhadap keempat siswa ini untuk mengungkap motif dan peran dari masing-masing pelaku.
Keempat siswa ini masih menjalani pemeriksaan.
Kronologi Aksi Bullying Siswa di Kota Gorontalo
Menurut penuturan orangtuanya, R mengalami kekerasan oleh empat siswa.
Orang tua R, MG, menceritakan kronologi kejadian kepada TribunGorontalo.com, Rabu (11/9/2024) malam.
MG mengatakan insiden itu terjadi pada Selasa 10 September 2024 sekira pukul 15.00 Wita.
Saat itu MG mendapat telepon dari anaknya R.
Namun saat itu tutur kata R tidak terdengar jelas.
Ternyata itu adalah teman R. Ia sengaja menghubungi MG untuk memberi tahu kondisi R yang sudah terkapar.
"Saya telpon lagi terus saya tanya, itu kok bisa nelpon pakai handphone anak saya, bagaimana kau bisa buka itu, kata temannya pakai sidik jari anak saya," ucap MG menirukan perkataan teman R.
Setelah berbicara di telepon, MG langsung bergegas menuju tempat R berada.
Setibanya di lokasi, MG melihat anaknya (R) terbaring dalam kondisi mulut berbusa.
MG pun segera membawa anaknya ke RS Multazam.
"Setelah diperiksa beberapa saat, anak saya dirujuk ke Rumah Sakit Aloe Saboe Kota Gorontalo," ungkapnya.
MG mengatakan saat itu ia belum bisa menyimpulkan secara detail kronologis kejadian.
Namun pihak sekolah sudah memanggil orang tua korban dan orang tua siswa yang terlibat dalam pesta miras.
Pertemuan itu membahas masalah penyebab R masuk rumah sakit.
"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.
Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum R tak sadarkan diri.
Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap R.
MG juga meminta penjelasan dari R yang baru saja siuman.
R mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras.
Namun saat itu R hanya memiliki uang Rp15 ribu.
"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.
MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku.
Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah.
Padahal mereka pergi membeli miras.
R kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.
"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.
Tak hanya itu, R juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.
Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung R.
Berdasarkan bukti dan juga penjelasan R, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita.
MG berharap kejadian dugaan perundungan ini menjadi pelajaran untuk semua pihak.
"Kami berharap ini jadi pelajaran ini tidak terjadi sama orang lain. Kami menempuh jalur hukum, kemudian ada pembelajaran yang baik untuk ke depannya," tegasnya.
Pelaku Bullying Terancam Dikeluarkan dari Sekolah
Jika terbukti secara hukum, keempat siswa tersebut terancam dikeluarkan dari sekolah.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN terkait menyatakan bahwa pihak sekolah tengah membahas tindakan tegas yang akan diambil terhadap para siswa terduga pelaku.
"Kami akan mengambil keputusan bersama beberapa pihak terkait.
Keputusan paling berat adalah mengeluarkan mereka dari sekolah," ujarnya.
Namun, ia menegaskan bahwa keputusan ini masih dalam tahap pembahasan internal.
Baca juga: Aksi Bullying di Gorontalo, Korban Dicekoki Miras dan Ditendang Hingga Muntah Darah
Di samping itu, ia mempersilakan pihak keluarga korban untuk melanjutkan kasus ini ke jalur hukum jika dirasa perlu.
Kasus ini semakin panas setelah muncul pengakuan bahwa salah satu siswa terlibat dalam kepemilikan minuman keras (miras) di lingkungan sekolah.
"Iya, kejadian tersebut benar terjadi di lingkungan SMKN. Kami langsung menindaklanjuti laporan itu dan mengadakan konferensi kasus,"
Meskipun demikian, ia mengungkapkan bahwa tidak ada penganiayaan fisik yang terjadi, berdasarkan hasil konferensi yang digelar pihak sekolah bersama orang tua siswa terlibat.
"Orang tua siswa yang diduga pelaku mengatakan tidak ada pemukulan yang terjadi, sesuai hasil konferensi kasus," jelasnya. (**)
| Nasib AR, Korban Bully SMK 1 Gorontalo Dipaksa Minum Miras, Tak Ingin Damai dengan Pelaku |
|
|---|
| Kondisi Terkini AR, Korban Bully SMK 1 Gorontalo Dipaksa Minum Miras, Orang Tua Tuntut Pihak Sekolah |
|
|---|
| Klarifikasi Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Soal Aksi Bullying Siswanya, Terkesan Salahkan Korban |
|
|---|
| Kronologi Dugaan Bullying Siswa SMK Gorontalo, Orang Tua Korban Sebut Sang Anak Dipaksa Minum Miras |
|
|---|
| Alasan Wakepsek SMKN 1 Gorontalo Bantah Aksi Bullying, Padahal Video Korban Muntah Darah Viral |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Klarifikasi-Wakepsek-SMKN-1-Gorontalo-Soal-Aksi-Bullying-Siswanya-Terkesan-Salahkan-Korban.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.