Partai Buruh Putuskan Dukung Pemerintahan Prabowo Subianto 2024-2029, Pernyataan Anies Terbukti?

Partai Buruh resmi mendukung pemerintahan Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia terpilih yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024.

Tribunnews/Rahmat Fajar Nugraha
Presiden Partai Buruh Said Iqbal pada acara Peringatan 3 Tahun Kebangkitan Klas Buruh di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (18/9/2024). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Partai Buruh membuat pernyataan mengejutkan dengan memutuskan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran 2024-2029.

Hal itu disampaikan langsung Presiden Partai Buruh Said Iqbal pada acara Peringatan 3 Tahun Kebangkitan Klas Buruh di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (18/9/2024). 

"Saudara yang terakhir saya ingin menyampaikan Partai Buruh, serikat buruh dan petani, aliansi nelayan forum buruh dan tenaga honorer dan elemen buruh se-Indonesia," kata Said Iqbal, dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas. 

Ia melanjutkan dengan ini menyatakan Partai Buruh resmi mendukung pemerintahan Prabowo Subianto sebagai presiden Republik Indonesia terpilih yang akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024.

"Resmi melalui forum ini saya mewakili kawan-kawan. Kita antarkan 20 Oktober 2024 terjadinya pergantian pemerintahan yang sah melalui mekanisme pemilihan umum," terangnya. 

Said Iqbal menegaskan bahwa buruh taat konstitusi. Ketika konstitusi mau dibajak oleh DPR beberapa waktu lalu. 

"Karena kita taat kepada konstitusi, kita melawan tanpa pamrih bersama kawan-kawan mahasiswa dan masyarakat karena kita taat konstitusi," tegasnya. 

Said Iqbal bilang, Partai Buruh bersama serikat buruh, petani, nelayan, guru tenaga honorer dan kelas pekerja lain. Menyatakan mendukung penuh pemerintahan Prabowo sebagai presiden 2024-2029.

Keputusan Partai Buruh ini menarik perhatian, karena beberapa waktu lalu masih getol mengkritisi pemerintahan.

Tidak hanya itu, Partai Buruh juga menjadi satu-satunya partai yang ngotot ingin mengusung Anies Basweda di Pilgub Jakarta beberapa waktu lalu.

Keputusan ini seolah membenarkan pernyataan Anies Baswedan beberapa waktu lalu yang menyebut partai-partai tersandera kekuasaan.

Anies Baswedan menjadi pembicara di dialog bertajuk Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital di Komplesk Universitas Gadjah Mada pada Senin, (9/9/2024).
Anies Baswedan menjadi pembicara di dialog bertajuk Kepemimpinan Anak Muda di Era Digital di Komplesk Universitas Gadjah Mada pada Senin, (9/9/2024). (YouTube Dapur Ngeh)

Anies Sebut Partai-Partai Tersandera Kekuasaan

Sebelumnya, Anies Baswedan sempat menyinggung partai-partai politik (parpol) yang ada saat ini hampir semuanya tersandera oleh kekuasaan. 

Juru bicara Anies, Sahrin Hamid menjelaskan, apa yang disampaikan eks Gubernur Jakarta itu adalah sebuah pertanyaan. 

Hal itu tak terlepas dari keterlibatan Anies dalam perbincangan bersama pimpinan atau elite partai.

"Pertama kan Mas Anies membuat sebuah pertanyaan. Pertanyaan itu apakah memang soal partai-partai yang tersandera itu? Kedua, Mas Anies kan terlibat perbincangan level elite atau pimpinan," ujar Sahrin dalam program Sapa Indonesia yang tayang di KompasTV, dikutip pada Senin (2/9/2024). 

Menurut Sahrin, berdasarkan perbincangan dengan pimpinan parpol itu, Anies disebut mendapatkan keterbukaan soal kondisi partai di tengah dinamika politik.

"Tentunya sebagaimana yang disampaikan, banyak keterbukaan-keterbukaan yang juga diterima oleh Mas Anies. Dan kita tahu, banyak yang mengulas juga soal bagaimana terkait dengan fenomena partai-partai politik ini," kata Sahrin.

Pernyataan Anies itu tak terlepas dari rencananya yang berencana mendirikan parpol baru usai gagal mengikuti kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. 

Sahrin mengemukakan, pendirian parpol itu diharapkan agar partai tumbuh sehat, sehingga dinamika politik lebih kondusif dan menjadi utama dalam sandaran pengambilan keputusan. 

"Sehingga harapan kita ke depan tidak ada lagi 'cawe-cawe' untuk masuk ke dalam internal partai politik."

"Kemudian, tidak ada intervensi kekuasaan dalam proses politik di internal partai. Ketiga, partai politik yang memang sejatinya adalah sebagai penyambung, agregator, dan artikulasi dari kepentingan warga masyarakat," ucap Sahrin.

Anies sebelumnya menyampaikan, tidak akan bergabung dengan partai politik yang ada saat ini. 

Menurutnya, partai-partai yang ada hampir semuanya tersandera oleh kekuasaan. 

“Kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan? Jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak beresiko juga bagi yang mengusulkan,” kata Anies. 

Melihat kenyataan yang ada saat ini, Anies membuka peluang untuk membentuk organisasi masyarakat (ormas) atau partai politik baru. 

"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," kata Anies lagi.

Kendati demikian, Anies meminta semua pihak untuk bersabar. 

Dia berharap, dalam waktu dekat bisa mengambil langkah konkret untuk menciptakan Indonesia dengan demokrasi yang lebih sehat dan memiliki sistem politik yang mengedepankan gagasan. 

Sebelum pendaftaran calon kepala daerah dibuka, Selasa (27/8/2024), nama Anies sudah digadang-gadang untuk maju pada Pilkada Jakarta. (**)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved