Viral di Media Sosial

Motif MK Nekat Racuni Kakak Ipar dan Keponakannya Pakai Racun Tikus, Rupanya Ada 2 Perkara 

Motif MK warga  Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora nekat meracuni kakak ipar dan keponakannya pakai racun tikus.

Editor: Rita Lismini
Kompas/sumselupdate
VIRAL DI MEDIA SOSIAL - Ilustrasi racun potas yang digunakan MK untuk meracuni kakak ipar dan keponakannya sendiri, Selasa (04/03/2025). Motif MK wanita di Blora yang nekat meracuni kakak ipar dan keponakannya pakai racun tikus jenis potas, ternyata karena 2 perkara. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Motif MK warga  Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora nekat meracuni kakak ipar dan keponakannya pakai racun tikus jenis potas, ternyata karena 2 perkara. 

Diketahui, racun potas terbilang bebas diperjualbelikan untuk membunuh tikus dan serangga lainnya. 

Sayangnya MK justru menyalahgunakan racun potas untuk meracuni  Muslikin (45) kakak iparnya dan ponakannya SKP (9). 

Muslikin dan anak bungsunya tersebut tak bisa diselamatkan usai meminum air yang dicampur racun tikus oleh adik iparnya tersebut.

Kesedihan yang sangat mendalam pun masih sangat dirasakan oleh istri korban, Maspupah.

Maspupah kehilangan dua orang yang sangat ia cintai, yakni suami dan anak bungsunya.

Maspupah menceritakan kronologi detik-detik kejadian tragis yang menimpa keluarganya itu.

Saat kejadian, Maspupah sedang bantu-bantu di rumah tetangganya yang sedang punya hajatan.

Kemudian, anak bungsu Maspupah, korban S, menyusul Maspupah di rumah tetangga itu untuk memberi kabar keadaan di rumah.

"Awal mulanya itu saya mendarat (membantu tetangga yang punya hajatan) di rumah tetangga. Anak saya yang kecil itu (korban S) datang sambil bilang Mak e motore Pak e ruboh (Bu Motornya bapak jatuh), terus saya tanya ke anak saya, lah Pak e ng ndi nduk? (Terus bapak dimana nak?)."

"Terus anak saya menjawab, gak roh Mak, ayo a Mak balik, aku wedi (Tidak tahu Bu, ayo Bu pulang, saya takut)," jelasnya, Senin (3/3/2025) dikutip dari Tribun Medan. 

Mendengar cerita dari anak bungsunya itu, Maspupah langsung bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Maspupah melihat suaminya Muslikin sudah tergeletak.

Maspupah dan anak bungsunya seketika panik dan mencari bantuan ke tetangga. 

Kemudian tetangga berdatangan ke rumah Muslikin.

"Anak saya teriak-teriak, terus panik, terus saya lari minta pertolongan tetangga. Suami saya sudah berbusa mulutnya, sementara anak saya terus masih lari cari bantuan. Terus suami saya dibopong dibawa masuk oleh tetangga yang datang," jelasnya.

Namun nahas, nyawa Muslikin tidak tertolong. Maspupah mengatakan suaminya dinyatakan sudah meninggal dunia saat di rumah.

Sementara anak bungsunya S, juga tewas setelah meminum air yang sama yang diduga telah bercampur racun itu.

"Suami saya meninggalnya di rumah. Kalau anak saya nggak tahu, kayak sudah pingsan sendiri, yang memberi minum juga nggak tahu, kan namanya orang panik biasanya langsung dikasih minum," jelasnya.

Diketahui, S sempat dilarikan ke Puskesmas, hanya saja nyawanya tidak tertolong.

Maspupah mengaku sempat nyaris meminum air yang sama, hanya saja Maspupah langsung memuntahkan air tersebut.

"Saya sempat meminum air itu, terus saya muntahkan, saya kan diminumin, tapi air itu rasanya pahit. Saya ya nggak sadar yang memberi air ya orang-orang yang ada di sini," jelasnya.

Maspupah menjelaskan air tersebut tidak berbau, hanya saja saat dirasakan di lidah terasa pahit.

"Airnya itu nggak ada bau, tapi rasanya pahit, saya sempat dilarikan ke Puskesmas, karena sempat hampir meminum itu kan," jelasnya.

Menurut Maspupah, air itu memang biasanya ditaruh di atas meja untuk diminum sehari-hari. 

Maspupah tidak mengetahui, jika air tersebut sudah dicampur dengan racun.

"Air itu biasanya ditaruh di meja untuk minum sehari-hari," ujarnya.

KASUS PEMBUNUHAN - Istri korban pria yang tewas diracun, Maspupah (kanan) dan anak sulungnya (kiri) saat ditemui di rumahnya, Senin (03/03/2025). Curhatan istri di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora ungkap suami dan anaknya tewas diracuni adiknya sendiri. (Tribunjateng/M Iqbal Shukri)

Motif Pelaku

Adapun untuk motif yang dilakukan tersangka MK nekat menghabisi korban lantaran sakit hati dan dendam karena masalah warisan, hingga persoalan jual beli jati.

Sebelumnya, makam Muslikin (45) dan putrinya S (9) dibongkar oleh pihak kepolisian, Jumat (28/2/2025) siang.

Pembongkaran makam itu untuk dilakukan autopsi,  guna mengungkap sekaligus memastikan penyebab kematian kedua korban itu.

Saat ini, Satreskrim Polres Blora juga masih menunggu hasil autopsi yang dilakukan oleh Tim Kedokteran Forensik Biddokkes Polda Jateng yang membantu proses autopsi terhadap jasad korban.

Pihak kepolisian juga terus melakukan pendalaman atas kasus pembunuhan berencana ini, untuk menemukan fakta-fakta yang sebenarnya.

Darimana Rika Dapat Jamu Racun Potas untuh Bunuh Adik Iparnya? Sebut Ditawari Teman
Ilustrasi racu potas alias racun tikus 

Bahaya Racun Potas 

Racun potas atau potassium cyanide adalah senyawa kimia dengan rumus KCN.  Racun potas berwarna putih dan berbentuk kristal atau butiran-butiran padat. 

Secara komersial, senyawa kimia ini dapat mengendalikan hama, melapisi logam, dan mengekstraksi emas atau perak dari bijinya.

Gas hidrogen sianida yang dilepaskan oleh racun potas memiliki bau menyerupai almond pahit yang khas, atau ada juga yang menggambarkan seperti bau sepatu yang sudah apak. 

Namun, sebagian besar orang tidak dapat mendeteksi baunya. 

Sehingga, pada kasus orang yang diracuni, mereka jarang bisa mendeteksi adanya tanda-tanda zat berbahaya.

Gejala keracunan racun potas

Efek yang terjadi setelah terpapar racun potas dapat berlangsung dengan cepat. 

Terhirup gas hidrogen sianida bisa menimbulkan gejala dalam hitungan detik hingga menit, sementara itu kematian akibat sianida juga dapat terjadi dalam hitungan menit.

Gejala awal keracunan sianida, yaitu pusing, napas cepat, mual, muntah, leher terasa terjepit dan lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan. 

Akumulasi cairan di paru-paru dapat mempersulit pernapasan dan memperburuk gejala keracunan.

Jika gejala keracunan bertambah parah, maka efeknya adalah pingsan, koma, kejang otot, badan kejang, pupil mata melebar, kulit terasa dingin, lembap, dan mengeluarkan keringat, hingga kematian.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved