Polisi Tewas saat Grebek Sabung Ayam

KSAD Jenderal Maruli Marah, Masa Danrem & Dandim Tak Tahu Anggotanya Bekingi Sabung Ayam di Lampung

KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa pihaknya akan mengevaluasi jajaran Korem dan Kodim terkait kasus penembakan polisi di Lampung.

Dok Sekretariat Presiden
KSAD JENDERAL MARULI SIMANJUNTAK - KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak saat memberikan keterangan di Istana Negara, 29 November 2023 lalu. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menegaskan bahwa pihaknya akan mengevaluasi jajaran Korem dan Kodim terkait kasus penembakan yang melibatkan anggota TNI hingga menewaskan tiga polisi saat penggerebekan judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung pada Senin (17/3/2025) lalu. (Dok Sekretariat Presiden) 

"Saat Peltu Lubis minta izin menyelenggarakan gelanggang sabung ayam, Lusiyanto menjawab silakan, yang penting harus aman. Kata aman yang dimaksud adalah setoran uang. Jadi, memang ada setoran uangnya," kata Yogi, dikutip pada Kamis (20/3/2025).

Namun, menjelang insiden tragis yang menewaskan tiga personel kepolisian, komunikasi antara Peltu Lubis dan Lusiyanto disebut mengalami ketidakharmonisan. 

Masalah setoran uang yang tidak sesuai disinyalir menjadi pemicu utama peristiwa berdarah tersebut.

"Komunikasi yang tidak baik itu yang akhirnya memicu insiden yang tidak diinginkan tersebut," tutur Yogi.

Dugaan keterlibatan aparat dalam aktivitas perjudian ini semakin menguat setelah beredar informasi bahwa Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto, juga diduga memiliki peran dalam pengelolaan gelanggang sabung ayam tersebut.

Hal ini memunculkan spekulasi adanya perselisihan terkait pembagian keuntungan dari aktivitas ilegal itu.

Tragedi ini terjadi pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 16.50 WIB, yang menyebabkan tewasnya Kapolsek Negara Batin, Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, serta dua personel kepolisian lainnya, yakni Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden tersebut. 

Investigasi lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta di balik kasus yang mengguncang wilayah Lampung ini.

Respon Kapolda Lampung

Sementara itu, Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika menantang pihak yang menuduh adanya setoran dari arena sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan untuk membuktikan klaim tersebut.

Di sisi lain, pihak TNI mendesak investigasi menyeluruh guna mengungkap dugaan praktik ilegal yang melibatkan oknum aparat.

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika dengan tegas membantah tuduhan bahwa ada oknum polisi yang menerima setoran dari perjudian sabung ayam. 

Ia bahkan menantang siapa pun yang memiliki bukti untuk segera mengungkapnya.

Hal tersebut ditegaskan Helmi untuk menanggapi isu uang setoran yang berkembang liar yang berawal dari unggahan di media sosial.

Ia mengakui telah mengetahui informasi yang beredar di dunia maya tersebut.

Namun Helmy sepertinya enggan menanggapi pernyataan pihak TNI yang mengeluarkan narasi serupa.

"Saya tahu soal isu setoran itu," ujarnya saat diwawancarai pada Jumat (21/3/2025) malam. 

Menurut Helmy, isu ini bermula dari unggahan di media sosial yang kemudian berkembang menjadi narasi publik. 

"Jika kita meruntut lagi jejak digital, itu kan diawali dari media sosial, yang menyebutkan ada chat atau percakapan antara Kapolsek dengan Peltu Lubis," katanya.

Ia menegaskan, informasi tersebut harus didukung dengan bukti konkret, bukan sekadar spekulasi.

"Buat kami, ini harus dibuktikan, data dan faktanya mana?" tegasnya. 

Untuk mengklarifikasi kabar yang beredar, Mabes Polri bersama Polda Lampung telah melakukan pengecekan dan klarifikasi terkait dugaan setoran tersebut. 

"Dalam rangka merespons informasi itu, tim Propam, Irwasum Mabes, dan Polda sudah melakukan klarifikasi pengecekan apakah betul ada peristiwa itu atau tidak," jelas Helmy. 

Meski demikian, ia menekankan bahwa isu ini tidak boleh mengaburkan fakta utama, yaitu hilangnya nyawa tiga anggota polisi. 

"Ini adalah persoalan kemanusiaan yang perlu diselesaikan hingga tuntas," katanya.

Ia juga menegaskan bahwa jika memang ada bukti kuat mengenai dugaan setoran, pihaknya tidak akan ragu untuk menindak tegas. 

"Kemudian jika benar, datanya ada dan valid, silakan sampaikan, pasti akan kami tindak lanjuti. Rasanya Polri sudah terbiasa untuk bisa menindak anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran-pelanggaran," ucapnya.

Isu tersebut, lanjutnya, dapat menghalangi proses investasi yang saat ini sedang berjalan.

Oleh karena itu, ia meminta agar isu-isu yang tidak didukung fakta tidak menjadi penghalang bagi proses investigasi yang tengah berjalan.

"Tolong berikan kepada tim kesempatan bekerja secara leluasa," pungkasnya.

TIGA POLISI TEWAS - Tiga jenazah anggota kepolisian yang tewas saat menggerebek lokasi judi sabung ayam, Senin (17/3/2025). Tiga anggota polisi dikabarkan tewas saat penggerebekan arena sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Lampung. (DOK. Kepolisian)
TIGA POLISI TEWAS - Tiga jenazah anggota kepolisian yang tewas saat menggerebek lokasi judi sabung ayam, Senin (17/3/2025). Tiga anggota polisi dikabarkan tewas saat penggerebekan arena sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Lampung. (DOK. Kepolisian) (Dok Kepolisian)

Tiga Polisi Tewas saat Gerebek Sabung Ayam

Sebelumnya diberitakan, tiga anggota polisi tewas saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan NegaraBatin, Way Kanan, Senin (17/3/2025).

Tiga korban tersebut adalah Kapolsek Negara Batin Ajun Komisaris Anumerta Lusiyanto, Bintara Unit Binmas Polsek Negara Batin Aipda Anumerta Petrus Apriyanto, dan Bintara Satreskrim Polres Way Kanan Briptu Anumerta M Ghalib Surya Ganta.

Setelah kejadian tersebut, dua anggota TNI yang diduga terlibat sudah menyerahkan diri pada Senin malam. Mereka adalah Kopka Basar dan Peltu Lubis, anggota Pos Rayon Militer Negara Batin yang berada di wilayah Kodim Way Kanan.

Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Helmy Santika dalam konferensi pers ekspose kasus di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025) mengungkapkan, ada dua tindak kriminalitas yang terjadi di lokasi kejadian, yakni aktivitas judi sabung ayam dan penembakan yang menyebabkan tiga polisi meninggal. 

Polisi telah melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan memeriksa 14 saksi dalam dua kasus tersebut.

Terkait penembakan tiga polisi, sejumlah barang bukti yang ditemukan adalah 13 selongsong peluru yang terdiri dari 8 butir selongsong dengan kaliber 5,56 milimeter, 3 butir selongsong kaliber 7,62 milimeter, dan 2 butir selongsong kaliber 9 milimeter. 

Barang bukti lain yang sudah dikumpulkan adalah hasil otopsi serta pakaian dan barang-barang milik ketiga korban.

Selain itu, polisi menyita sejumlah barang bukti yang terkait aktivitas perjudian berupa uang tunai Rp 21 juta, 25 pisau taji beserta tas dan sarung pisau, serta satu buku catatan perjudian dan pena. 

Polisi pun menemukan tujuh ayam sabung hidup dan empat ayam sabung mati.

Di samping itu, polisi menemukan tujuh sepeda motor yang diduga milik peserta judi sabung ayam. 

Barang-barang lain yang ditemukan di lokasi adalah pisau bilah beserta sarung, jaket, telepon genggam, tas, terpal, jas hujan, korset, dan timbangan otomatis. 

Di lokasi pun ditemukan beberapa kendaraan roda empat.

Helmy mengungkapkan, kejadian itu bermula dari undangan yang beredar di media sosial Facebook dan Whatsapp tentang aktivitas sabung ayam yang digelar di kawasan Register 44 Way Kanan pada Senin (17/3/2025). 

Undangan itu diduga sudah tersebar luas sejak beberapa hari sebelumnya.

Hal itu diperkuat dengan keterangan tersangka dalam kasus perjudian berinisial Z yang mengaku mengetahui adanya gelanggang judi sabung ayam sejak Sabtu (15/3/2025) sore. 

Undangan itu disebarluaskan oleh anggota TNI berinsial B.

Berdasarkan informasi tersebut, Kepala Polres Way Kanan kemudian menginstruksikan pembubaran aktivitas judi sabung ayam. Tim dari kepolisian dipimpin almarhum Lusiyanto. 

Lokasi judi itu berada di kawasan hutan yang jauh dari desa ataupun permukiman penduduk. 

Untuk menuju lokasi itu, dibutuhkan waktu 3-4 jam dari ibu kota kabupaten. 

Lokasinya juga melewati perkebunan tebu dan karet. 

Di sekitar lokasi, hanya terdapat satu bangunan rumah yang cukup besar.

Begitu tiba di lokasi, polisi melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan aktivitas sabung ayam.

Namun, setelah beberapa kali diberikan tembakan peringatan, tiga polisi yang menggerebek justru terkena tembakan.

Dari pemeriksaan polisi, Z mengaku tahu ada anggota TNI yang membawa senjata laras panjang di lokasi kejadian.

Z tahu karena ada di lokasi kejadian. Di sisi lain, polisi memeriksa 13 anggota Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin yang ikut dalam penggerebekan tersebut. 

Empat anggota polisi yang menjadi saksi mengaku melihat anggota TNI yang melakukan penembakan tersebut.

Dari hasil otopsi ditemukan proyektil pada tubuh masing-masing korban. 

”Dua proyektil yang ditemukan di dalam kepala dua orang korban sudah dalam kondisi terpecah-pecah dan satu proyektil di dada kapolsek dalam kondisi utuh,” ujar Helmy, dikutip TribunBengkulu.com dari Kompas.

Pada jasad Lusiyanto ditemukan lubang bekas peluru yang meluncur dari arah depan pada dada bagian kanan. 

Dari hasil otopsi, proyektil peluru itu ditemukan menembus hingga di rongga dada sebelah kiri.

Pada jasad Petrus ditemukan lubang bekas peluru dari arah depan di mata kirinya dan proyektil peluru ditemukan di bagian tempurung.

Sementara itu, pada jasad Ghalib, terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri di bibirnya menembus rongga mulut. 

Saat otopsi, proyektil peluru tersebut ada di tempurung kepala belakang dan tenggorokannya.

Meski begitu, kata Helmy, kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan metalurgi dan uji balistik di laboratorium forensik untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan. 

”Kami kirim ke labfor untuk mengetahui ini ditembakkan menggunakan senjata apa, laras panjang atau pendek? Yang kedua, ini ditembakkan dengan menggunakan merek pabrikan atau rakitan?” kata Helmy.

Helmy menambahkan, tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam kasus judi sabung ayam maupun penembakan tersebut.

Sebab, polisi menemukan kendaraan bermotor di sekitar lokasi. Oleh karena itu, polisi terus melakukan investigasi gabungan bersama TNI.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved