Hercules Preman Tak Bisa Mati

Mantan Tangan Kanan Hercules Sebut Jika Ketua Umum GRIB Jaya Sudah Tobat-Berangkatkan Orang Umroh

Mantan tangan kanan Hercules sebut jika Hercules sudah tobat hingga berangkatkan orang umrah.

Editor: Yuni Astuti
Tangkapan Layar Youtube Nusantara TV
POLEMIK HERCULES - Foto Nikolas Johan Kilikily ketika diundang di NTV yang membahas tentang Hercules, Mantan tangan kanan Hercules itupun mengatakan jika ketua GRIB Jaya itu sudah bertaubat hingga berangkatkan orang umrah, Kamis (8/5/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Nama Hercules memang saat ini sedang menadi polemik beberapa pihak.

Praktisi Hukum Nikolas Johan Kilikily yang merupakan mantan preman di Tanah Abang menceritakan momen saat dirinya jadi tangan kanan Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rosario de Marshall.

Pria yang akrab disapa Nico itu mengaku ikut dengan Hercules sejak tahun 1990-an.

"Jujur aja saya ini produk aslinya Bang Hercules di Tanah Abang, jadi dari Bang Hercules dapat jatah Rp 500 perak, saya udah nongkrong di sana," kata Nico dikutip di Youtube Nusantara TV, Kamis (8/5/2025).

Nico menegaskan bahwa tidak semua organisasi masyarakat (ormas) merupakan preman.

"Seperti Bang Hercules dibilang preman, saya sendiri mantan preman juga. Saya tahu persis beliau, sudah mualaf, berangkatkan orang umroh, kalau preman mana mau berangkatkan orang umroh, tiga kali berturut-turut," tuturnya.

Sehingga menurut dia, Hercules sudah tidak lagi menjadi preman.

"Hercules mantan preman cocoknya, saya mantan preman juga," kata dia.

Sudah meninggalkan dunia hitam, Nico mengaku alasannya saat itu yakni karena vonis mati yang disampaikan oleh dokter kepadanya.

"Saya harus insaf, cukup lama jadi preman. Karena sakit, masuk rumah sakit divonis mati, tapi masih diberikan kesempatan hidup kedua, makanya di situ saya berhenti," ungkap Nico lagi.

Baca juga: Memanas Advokat Anti Premanisme Minta Hercules Ditindak Usai Tandang Dedi Mulyadi dan Jenderal Gatot

Menurut Nico, anak-anak yang jadi preman di jalanan itu dikarenakan masalah ekonomi.

"Jadi preman-preman di jalanan mereka bilang, kakak kalau orang lapar itu bisa lebih berani dari polisi dan tentara," katanya.

Namun Nico menegaskan kalau dirinya terjun ke dunia preman bukan karena faktor ekonomi, tapi karena tak mendapat kasih sayang dari keluarga.

"Saya jadi preman karena broken home, bukan karena cari makan. Papah saya seorang lawyer, karena kurang kasih saya orang tua saya terjun ke dunia pergaulan bebas, akhirnya bergabunglah saya di Tanah Abang dengan Bang Hercules," ungkapnya.

Nico juga menjelaskan kalau komunitas preman memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang sangat tinggi.

"Karena merasa bahwa sepenanggungan. Preman justru kalau dia sudah dekat dengan seseorang, jangankan uang, nyawa pun bisa dia pertaruhkan tanpa harus dikasih uang, karena loyalitas luar biasa," ucap dia lagi.

Saat bergabung dengan Hercules di Tanah Abang, Nico ternyata memiliki peranan penting sebagai tangan kanannya.

"Waktu kehidupan saya di Tanah Abang, pada saat itu kakak Hercules pegang bola-bola setan di bongkaran, judi. Jadi kita ada di seputar situ. Saya selalu ada mendampingi Bang Hercules," tuturnya.

Diakui Nico, saat itu mereka membekali diri dengan senjata tajam bahkan senjata api.

"Sering kali ada operasi gabungan, jadi mereka datang tiba-tiba sering razia senjata. Saya bawa samurai, terkadang bawa pistol juga, pada saat itu," katanya sambil tertawa.

Menanggapi hal itu, Mantan Kabareskrim Komjen Pol (purn) Susno Duadji mengatakan kalau negara harusnya berterima kasih pada Hercules.

"Kita dapat info A1 dari orangnya langsung, artinya Bang Hercules dia itu berjasa. Dia sudah kumpulkan orang-orang bermasalah, yang harus diatasi oleh negara," kata Susno Duadji dalam dialog yang sama.

"Di republik ini sudah didata oleh dia, ini orang bermasalah, dengan perut, pekerjaan, kasih sayang. Negara yang harus hadir, berterima kasihlah pada Hercules," tambahnya.

Meski begitu, Susno Duadji tak menampik perbuatan negatif yang dilakukan oleh Hercules.

"Jadi kita jangan selalu memandang sesuatu negatif, negatifnya ada dia. Positifnya sudah dikumpulkan orang-orang bermasalah, negara diundanglah dia," kata Susno.

Ia mengatakan bahwa aksi premanisme tidak selalu harus ditanggapi dengan keras juga.

"Misal figur dari pimpinannya kurang sopan, bicara sembrono, ini mungkin diberikan pelatihan, bukan dengan main ‘ayo kalau berani kita beranten’, kalau gitu sama-sama kita jadi preman semua," katanya.

Meski begitu, ia menegaskan kalau ormas tidak boleh kebal hukum.

"Kalau dia sudah melanggar hukum ditertibkan," tandasnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved