HUT ke 80 RI

Jarang Diketahui! Sejarah & Filosofi di Balik 5 Lomba 17an Khas Indonesia

Di balik kemeriahan lomba 17 Agustus yang identik dengan tawa dan semangat, tersimpan sejarah dan filosofi mendalam yang jarang diketahui

Editor: Hendrik Budiman
Ilustrasi TribunBengkulu.com/ChatGpt
LOMBA 17AN - Ilustrasi lomba balap karung dan makan kerupuk saat 17 Agustus 2025. Di balik kemeriahan lomba 17 Agustus yang identik dengan tawa dan semangat, tersimpan sejarah dan filosofi mendalam yang jarang diketahui. 

TRIBUNBENGKULU.COM - Setiap Agustus, kita ramai-ramai ikut lomba 17an tanpa benar-benar tahu makna di baliknya. 

Di balik kemeriahan lomba 17 Agustus yang identik dengan tawa dan semangat, tersimpan sejarah dan filosofi mendalam yang jarang diketahui.

Padahal, lomba-lomba seperti makan kerupuk atau panjat pinang bukan sekadar hiburan semata, tapi punya nilai sejarah dan filosofi yang mencerminkan perjuangan rakyat Indonesia di masa penjajahan.

Baca juga: 25+ Lomba 17an di Kantor Paling Hits 2025, Rayakan HUT ke-80 RI dengan Seru

Setiap permainan rakyat ini ternyata punya makna simbolis yang mencerminkan perjuangan, gotong royong, hingga semangat merdeka bangsa Indonesia.

Berikut kami telah merangkumnya, yang dikutip dari beragam sumber terkait makna perlombaan pada saat perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

1. Lomba Makan Kerupuk

Lomba makan kerupuk menjadi salah satu lomba yang hampir tak pernah terlewatkan di perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ( HUT RI), bahkan sejak tahun 1950.

Makna lomba ini tak sekadar bentuk perayaan semata, namun ada makna mendalam di balik adanya lomba makan kerupuk setiap 17 Agustus.

Dirangkum oleh Bangkapos.com dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), pada tahu 1950-an mulai bermunculan lomba- lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia.

Selain untuk menghibur rakyat setelah masa peperangan berakhir, lomba tersebut juga menjadi pengingat bagi masyarakat Indonesia tentang kondisi sulit dan memprihatinkan pada masa perang.

Kala itu, kerupuk merupakan salah satu makanan pelengkap andalan bagi bangsa Indonesia, khususnya pada era 1930 hingga 1940.

Krisis ekonomi sedang terjadi di Indonesia dan menyebabkan harga kebutuhan pangan melonjak sehingga tidak terjangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah.

Akhirnya, kerupuk pun menjadi salah satu penyambung hidup lantaran harganya yang terjangkau.

Pesan yang disampaikan lomba makan kerupuk ini cukup mendalam.

Dahulu masyarakat Indonesia makan apa adanya dan tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved