Prada Lucky Tewas Dianiaya Senior

Terungkap! Alasan Pengamat Desak Autopsi Prada Lucky: Bukti Penderitaan Ada di Tubuhnya

Terungkap, ini alasan pengamat desak autopsi Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang tewas diduga dianiaya senior.

Editor: Yunike Karolina
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
PRADA LUCKY TEWAS - Sepriana Paulina Mirpey memeluk peti jenazah anak kandungnya Prada Lucky anggota TNI AD yang meninggal secara tragis dianiaya seniornya. Pengamat hukum, Deddy Manafe, menilai autopsi terhadap jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo sangat penting dilakukan 

TRIBUNBENGKULU.COM - Terungkap, ini alasan pengamat desak autopsi Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang tewas diduga dianiaya senior.

Prada Lucky merupakan prajurit TNI AD dari Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Waka Nga Mere, yang bertugas di wilayah Nagekeo, NTT.

Ia baru menyelesaikan pendidikan militernya sekitar dua bulan lalu sebelum akhirnya ditempatkan di batalyon tersebut.

Tragisnya, Prada Lucky meninggal dunia pada 6 Agustus 2025, setelah sebelumnya sempat dirawat di ruang ICU RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.

Ia mengembuskan napas terakhir pada pukul 11.23 WITA, dengan kondisi tubuh yang penuh luka. Terdapat lebam, sayatan, hingga bekas luka bakar yang diduga berasal dari sundutan rokok.

Kasus kematian Prada Lucky tengah dalam proses penyelidikan oleh pihak Polisi Militer, dan sejumlah orang telah diamankan untuk dimintai keterangan.

Dari informasi yang beredar, ada lebih dari 20 personel yang diperiksa, namun belum ada penjelasan resmi dari TNI mengenai motif penganiayaan terhadap prajurit muda tersebut.

Pihak keluarga korban sebelumnya telah mengajukan permintaan agar jenazah Lucky diautopsi. Namun, dua rumah sakit yang mereka datangi menyatakan tidak memiliki fasilitas atau kapasitas untuk melakukan proses autopsi tersebut.

Pengamat hukum, Deddy Manafe, menilai autopsi terhadap jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo sangat penting dilakukan guna mengungkap penyebab kematian secara akurat.

Ia menegaskan bahwa autopsi adalah satu-satunya alat bukti medis yang bisa menunjukkan secara objektif bentuk penderitaan yang dialami korban.

Saat di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada tenaga dokter untuk mengautopsi jenazah. Sedangkan di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.

Menurut Deddy, autopsi itu diperlukan karena bisa menjadi alat bukti untuk menunjukkan luka-luka yang diderita Prada Lucky akibat penganiayaan yang dilakukan oleh para seniornya.

"Tidak ada autopsi, bagaimana? Karena itu (autopsi) adalah scientific evidence-nya dari situ. Itu satu-satunya alat bukti yang bisa membuktikan derita korban dari akibat perbuatan terduga pelaku, itu hanya bisa dilihat jejaknya ada pada tubuh korban. Dan cara untuk mengetahui ini satu-satunya autopsi," ungkapnya dalam podcast bersama Pos Kupang, dikutip pada Minggu (10/8/2025).

Deddy yang juga merupakan pengajar hukum pidana militer ini mengatakan bahwa secara hukum pidana, pembunuhan itu harus dibuktikan dengan autopsi.

"Secara hukum pidana pembunuhan harus dibuktikan dengan autopsi. Kenapa? Karena di dalam autopsi itu akan merekam, menceritakan tentang derita yang dialami oleh korban dan apa yang menyebabkan derita itu," jelasnya.

Meski dari hasil autopsi tidak bisa menunjukan siapa pelakunya, menurut Deddy, setidaknya bisa mengungkapkan penyebab yang diderita korban dan apa yang sebenarnya terjadi.

"Di dalam autopsi tidak menjelaskan siapa yang berbuat bukan soal ya tetapi minimal apa yang terjadi akibat yang ada di alami dan modus yang menyebabkan akibat itu," katanya.

Laporan terkait pemukulan terhadap Prada Lucky itu dilaporkan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana.

"Bahwa memang benar telah terjadi pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang dilakukan oleh beberapa orang seniornya," demikian isi laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, diperoleh POS-KUPANG.COM.

Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personel yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky.

Dalam kasus ini, empat prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emiliano De Araujo, dan Pratu Aprianto Rede Raja.

Mereka sebelumnya disebutkan melakukan pemukulan dengan tangan terhadap Prada Lucky.

Saat ini keempat tersangka pun telah ditahan di Subdenpom IX/1-1 di Ende.

Sebelumnya, pelaku pemukulan dikelompokkan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan yang dilakukan empat tersangka. Total pelaku sebanyak 20 orang. 

Selain empat tersangka, 16 pelaku yang memukul menggunakan selang kini masih terus diperiksa terkait kematian Prada Lucky.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana pun tidak menutup kemungkinan akan ada penambahan tersangka.

Berikut ini identitas para pelaku pemukulan menggunakan selang. 

Pemukulan menggunakan selang

Letda Inf Thariq Singajuru

Sertu Rivaldo Kase

Sertu Andre Manoklory

Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie

Serda Mario Gomang

Pratu Vian Ili

Pratu Rivaldi

Pratu Rofinus Sale

Pratu Piter

Pratu Jamal

Pratu Ariyanto

Pratu Emanuel

Pratu Abner Yetersen

Pratu Petrus Nong Brian Semi

Pratu Emanuel Nibrot Laubura

Pratu Firdaus

Kronologi dan Faktor Pemicu

Diwartakan Pos-Kupang.com, pemukulan terjadi akibat dari adanya penyimpangan seks (LGBT) yang dilakukan oleh Prada Lucky dan Prada Richard Juninton Bulan.

Staf-1/Intel Yonif 834/WM menyampaikan bahwa pada Minggu (27/7) pukul 21.45 Wita, dilaksanakan pemeriksaan oleh Staf-1/Intel terhadap personil yang mengalami penyimpangan seksual (LGBT) an. Prada Lucky Chepril Saputra Namo.

Pada Senin (28/7/2025) sekira pukul 06.20 Wita, Prada Lucky pernah kabur saat izin ke kamar mandi untuk buang air besar, hal itu diketahui oleh anggota Staf Intel an. 

Serda Lalu mengecek kamar mandi, ternyata Prada Lucky tidak ada. Serda Lalu kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Sertu Thomas Desambris Awi.

Selanjutnya, pada pukul 09.25 Wita, Serda Lalu melaporkan kejadian perihal kaburnya Prada Lucky kepada Danki A an. Lettu Inf Ahmad Faisal.

Setelah itu, Danki A kemudian memerintahkan para organik Kipan A melaksanakan pencarian di sekitar wilayah Pelabuhan, arah Kota, dan beberapa tempat yang pernah didatangi oleh Prada Lucky. 

Sekira pukul 10.45 Wita, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga an. Ibu Iren yang merupakan ibu asuhnya. 

Prada Lucky kemudian dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu dan Pratu Fransisco Tagi Amir. 

Pada pukul 11.05 Wita, bertempat di kantor Staf-1/Intel dilaksanakan pemeriksaan terhadap Prada Lucky dan saat itu datang beberapa orang senior-senior dari korban dengan membawa selang dan memukul Prada Lucky secara bergantian.

Lalu, pada Senin pukul 23.30 Wita, Danyonif TP/834 Letkol Inf Justik Handinata memerintahkan Danki C Yonif 834/WM Lettu Inf Rahmat untuk datang ke kantor Staf-1/Intel.

Setibanya di kantor Staf-1/Intel Danyon 834/WM memerintahkan Lettu Inf Rahmat untuk organik kembali dan tidak ada yang melakukan tindakan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.

Kemudian, pada Rabu (30/7/2025) sekira pukul 01.30 Wita bertempat di rumah jaga kesatrian tempat Prada Lucky dan Prada Richard Juninton Bulan di sel telah datang 4 orang personel, yaitu Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araujo, dan Pratu Aprianto Rede Raja.

Mereka melakukan pemukulan terhadap Prada Lucky dan Prada Richard Juninton Bulan menggunakan tangan kosong. 

Setelah itu, pada Sabtu (2/8/2025) sekira pukul 09.10 Wita, Prada Richard Juninton Bulan demam dan Prada Lucky mengalami muntah-muntah.

Keduanya kemudian dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk melaksanakan pemeriksaan.

Setelah melaksanakan pemeriksaan Prada Richard Juninton Bulan diizinkan untuk kembali, sedangkan untuk Prada Lucky dirujuk ke RSUD Aeramo karena Hemoglobin (Hb) rendah. 

Pada Minggu (3/8/2025) kondisi Prada Lucky sudah mulai membaik, setelah dilakukan penanganan oleh Dokter RS. 

Kemudian pada Senin (4/8/2025) sekira pukul 19.00 - 21.30 Wita, Ibu Asuh dari Prada Lucky, Ibu Iren, datang menjenguk untuk memberikan semangat serta menyuapi makan.

Saat itu, kondisi Prada Lucky membaik dikarenakan bisa tertawa dan bercengkrama. 

Namun, sekira pukul 23.30 Wita kondisi Prada Lucky menurun sehingga dipindahkan ke ruang ICU RSUD Aeramo.

Kemudian, pada Selasa (5/8/2025) sekira pukul 04.47 Wita, dilakukan pemasangan ventilator terhadap Prada Lucky untuk menunjang pernapasan. 

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved