Kasus Pembunuhan
TNI AD Ungkap Penyebab Tindakan Sadis yang Tewaskan Prada Lucky: Berawal dari Pembinaan Prajurit
Kekerasan dalam pembinaan prajurit TNI AD menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo. TNI tegas: tidak ada toleransi bagi kekerasan.
Sebelumnya, Staf-1/Intel Yonif 834/WM telah melaksanakan pemeriksaan terhadap personel yang diduga terlibat dalam penganiayaan hingga menyebabkan kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Adapun personel yang terlibat dalam pemukulan terhadap Prada Lucky adalah:
a. Letda Inf Thariq Singajuru
b. Sertu Rivaldo Kase
c. Sertu Andre Manoklory
d. Sertu Defintri Arjuna Putra Bessie
e. Serda Mario Gomang
f. Pratu Vian Ili
g. Pratu Rivaldi
h. Pratu Rofinus Sale
i. Pratu Piter
j. Pratu Jamal
k. Pratu Ariyanto
l. Pratu Emanuel
m. Pratu Abner Yetersen
n. Pratu Petrus Nong Brian semi
o. Pratu Emanuel Nibrot Laubura
p. Pratu Firdaus
2. Pemukulan dengan tangan:
a. Pratu Petris Nong Brian Semi
b. Pratu Ahmad Adha
c. Pratu Emiliano De Araojo
d. Pratu Aprianto Rede Raja
Kronologi Penganiayaan
Tindakan penyiksaan terhadap Prada TNI Lucky Chepril Saputra Namo mulai terungkap satu per satu.
Prajurit muda itu disebut mengalami pemukulan, cambukan, dan injakan dari sejumlah senior saat berada di sel tahanan karena dianggap pura-pura sakit.
Kondisinya kian memburuk hingga ginjal dan paru-parunya rusak parah, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Detail tersebut mulai terungkap melalui laporan resmi yang kini ramai beredar di media sosial.
Dugaan penyiksaan bermula dari kecurigaan adanya penyimpangan seksual yang membuat Lucky ditahan dan kemudian dianiaya secara bergantian oleh beberapa senior hingga kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Laporan tersebut, yang kini ramai beredar di media sosial, dimulai saat Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky pada Minggu, 27 Juli 2025 pukul 21.45 WITA terkait dugaan penyimpangan seksual (LGBT).
Sayangnya, dalam laporan tersebut tidak dijelaskan secara gamblang perilaku penyimpangan seksual (LGBT) yang diduga dilakukan almarhum.
Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 sekitar pukul 06.20 WITA, Prada Lucky kabur saat izin ke kamar mandi untuk buang air besar. Hal ini diketahui oleh anggota Staf Intel, Serda Lalu Parisi Ramdani, saat mengecek kamar mandi.
Mengetahui juniornya kabur, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kejadian tersebut kepada Sertu Thomas Desambris Awi.
Sekitar pukul 09.25 WITA hari yang sama, Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan kaburnya Prada Lucky kepada Danki A, Lettu Inf Ahmad Faisal. Danki A kemudian memerintahkan anggota Kipan A untuk melakukan pencarian di sekitar wilayah pelabuhan, arah kota, dan beberapa tempat yang pernah dikunjungi Prada Lucky.
Sekitar pukul 10.45 WITA, Prada Lucky ditemukan di rumah salah satu warga bernama Ibu Iren, yang merupakan ibu asuhnya.
Setelah ditemukan, Prada Lucky dibawa kembali ke Marshalling Area oleh Sertu Thomas Desambris Awi, Sertu Daniel, Serda Lalu Parisi Ramdani, dan Pratu Fransisco Tagi Amir.
Sekitar pukul 11.05 WITA, Prada Lucky kembali diperiksa di kantor Staf-1/Intel. Saat itu, tiba-tiba beberapa senior datang membawa selang dan memukulnya secara bergantian.
Sekitar pukul 23.30 WITA, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata, memerintahkan Danki C Yonif 834/WM, Lettu Inf Rahmat, untuk datang ke kantor Staf-1/Intel dan memerintahkan agar anggotanya tidak melakukan pemukulan serta memberikan penekanan agar tidak ada kekerasan dalam mendidik junior.
Prada Lucky bersama rekannya, Prada Ricard Junimton Bulan, akhirnya menjalani hukuman di sel tahanan di rumah jaga kesatrian.
Dua hari kemudian, tepatnya Rabu, 30 Juli 2025 sekitar pukul 01.30 WITA, empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo, yakni Pratu Petris Nong Brian Semi, Pratu Ahmad Adha, Pratu Emanuel De Araojo, dan Pratu Aprianto Rede Raja, mendatangi rumah jaga kesatrian dan memukul keduanya menggunakan tangan kosong.
Tiga hari setelahnya, Sabtu, 2 Agustus 2025 sekitar pukul 09.10 WITA, Prada Ricard mengalami demam, sementara Prada Lucky muntah-muntah hingga keduanya dibawa ke Puskesmas Kota Danga untuk pemeriksaan.
Setelah diperiksa, Prada Ricard diizinkan pulang, sedangkan Prada Lucky dirujuk ke RSUD Aeramo karena hemoglobin (Hb) rendah. Keesokan harinya, Minggu, 3 Agustus 2025, kondisi Prada Lucky dikabarkan mulai membaik setelah mendapat perawatan.
Prada Lucky bahkan sempat tertawa dan bercengkrama dengan Ibu Iren, ibu asuhnya, yang menjenguk pada Senin, 4 Agustus 2025 sekitar pukul 19.00 hingga 21.30 WITA. Ibu Iren juga sempat memberikan semangat dan menyuapi makan Prada Lucky.
Sayangnya, sekitar pukul 23.30 WITA, kondisi Prada Lucky menurun hingga dipindahkan ke ruang ICU dan dilakukan pemasangan ventilator guna membantu pernapasannya pada Selasa, 5 Agustus 2025 sekitar pukul 04.47 WITA.
Dianggap Pura-Pura Sakit
Sementara itu, kakak almarhum Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Lusi Namo mengungkap dugaan kekerasan oleh senior yang menyebabkan kematian adiknya.
Menurutnya, adiknya dianiaya senior saat ditahan di sel tahanan karena suatu masalah.
Lusi sepertinya tidak tahu persis mengapa adiknya sampai ditahan dalam sel dan mendapatkan hukuman.
Di dalam sel itulah Lucky diinjak karena dianggap pura-pura sakit, dan kondisi ginjal serta paru-parunya hancur akibat penganiayaan tersebut.
Informasi tersebut diperolehnya dari seseorang yang mengaku sebagai pacar salah satu prajurit dan mengirim pesan melalui DM Instagram.
Dalam pesan tersebut, pacar prajurit itu mengaku pernah menerima foto yang hanya bisa dilihat sekali, yang memperlihatkan wajah Lucky dan rekannya dalam kondisi terluka dan berdarah akibat pemukulan.
Meski demikian, nama pacar tersebut tidak tercantum dalam daftar 20 pelaku yang diduga terlibat kekerasan itu, kata Lusi.
“Pacar prajurit itu bilang bahwa pacarnya pernah mengirim foto yang hanya bisa dilihat sekali. Ia melihat wajah Lucky dan kawannya saat itu dipukul dan sudah berdarah," ujarnya.
Sementara itu, Dokter yang menangani Lucky menyampaikan bahwa ginjal dan paru-parunya mengalami kerusakan parah sehingga memerlukan tiga kantong darah.
Dugaan kekerasan itu diduga terjadi saat pergantian piket dari Senin hingga Jumat, saat Lucky dan rekannya tidur di lantai tanpa alas di dalam sel tahanan.
Menurut Lusi, rekannya yang bernama Richard juga mengalami penganiayaan, tetapi kondisi Lucky jauh lebih parah.
Ia mengungkapkan melihat bekas sepatu di perut Lucky, yang diduga akibat diinjak oleh pelaku.
Beberapa hari sebelum koma, Lucky sempat berkomunikasi lewat panggilan video dalam kondisi yang tampak baik.
Ia bahkan pernah bercerita bahwa dirinya dipukul oleh senior meski sedang sakit.
“Senior mengira dia pura-pura tidak mau bekerja di dapur,” tutur Lusi.
Keluarga menerima kabar masuknya Lucky ke rumah sakit dari pihak rumah sakit yang diminta tolong oleh almarhum untuk menghubungi orang tuanya di Kupang.
Lusi merasa terkejut karena selama hidup bersama keluarga, Lucky tidak pernah mengalami sakit serius.
“Waktu masuk rumah sakit, Lucky membutuhkan tiga kantong darah.
Selama ini ia hanya sakit biasa, sehingga saya langsung merasa ada yang tidak beres,” ungkap Lusi.
Ia juga menyesalkan sikap atasan Lucky yang tidak memberikan informasi jelas kepada keluarga.
“Dansi itu orang yang paling saya benci, karena tidak memberitahu kondisi adik saya,” tegasnya.
Bagi Lusi, kepergian Lucky meninggalkan duka yang mendalam.
Ia pun menyesal karena tidak bisa selalu mendampingi adiknya.
“Dia anak yang pergaulannya luas dan sangat dekat dengan mama. Kami sangat akrab sejak kecil, bahkan dia sempat meminta saya untuk pindah ke Nagekeo,” kenangnya.
Kini keluarga berharap pihak berwenang dapat mengusut tuntas dugaan kekerasan yang dialami Prada Lucky hingga berujung pada kematiannya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com.
Karier Militer Letda Inf Thariq Singajuru Senior yang Aniaya Prada Lucky, Perwira TNI Asal Palembang |
![]() |
---|
Kesaksian Pilu Ibu Asuh Prada Lucky: Setiap Ketemu Selalu Cuci Piring 1 Batalyon, Tak Ada yang Bantu |
![]() |
---|
Sadisnya Bripda Alvian Kuras Uang Rp32 Juta dari Rekening Putri Apriyani Sebelum Bakar Korban |
![]() |
---|
Nasib Tragis Putri Apriyani, Dibakar Pacar Sendiri di Kamar Kos, Uang Tabungan Rp32 Juta Dikuras |
![]() |
---|
Tampang Bripda Alvian, Pembunuh Putri Apriyani yang Tewas Terbakar, Uang Korban Rp32 juta Dikuras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.