Perampokan di Rejang Lebong

Terungkap 5 Perampok Bertopeng Gasak Kopi & Perhiasan Petani Rejang Lebong dengan Mobil Pikap

Lima Perampok Gasak Rumah Petani di Rejang Lebong, Ini Kata Kades Suban Ayam

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Hendrik Budiman
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
PERAMPOKAN - Kolase foto Kades Suban Ayam, Bahri dan pondok kebun milik korban. Warga Medianto (71) warga Desa Suban Ayam Kecamatan Selupu Rejang menjadi korban perampokan dengan jumlah pelaku 5 orang. 

Di usianya yang sudah renta, Medianto hanya ingin menghabiskan masa tuanya dengan menyiapkan sesuatu untuk anak-anaknya.

Hasil panen kopi dan sedikit tabungan yang ia kumpulkan, rencananya digunakan untuk membangun rumah sebagai peninggalan sebelum dirinya menutup usia.

Namun, harapan itu kini hancur seketika saat kejadian, Medianto menginap di pondok kebun bersama istri dan anaknya yang masih berusia 2 tahun.

Malam itu, ia terjebak dalam tipu daya perampok yang mengaku membawa kabar kecelakaan anaknya.

Begitu pintu dibuka, kawanan bersenjata langsung masuk dan melumpuhkannya.

“Tangan saya diikat, mulut dilakban, lalu diinjak-injak. Saya sudah tidak berdaya lagi. Istri saya juga diancam, kalung emasnya ditarik paksa pakai pisau, anak saya yang kecil nangis ketakutan,”ungkap Medianto dengan suara bergetar pada Jumat (22/8/2025) siang. 

Para pelaku yang berjumlah lima orang itu membawa lari 18 karung kopi kering, uang tunai Rp 7 juta, dan kalung emas istrinya seberat 10 gram.

Padahal, kopi yang sudah terkumpul tersebut adalah harapan terakhirnya untuk membangun rumah bagi anak-anaknya.

Dimana kopi tersebut sudah siap jual namun ia masih menunggu panen satu kali lagi sebelum menjualnya. 

“Itu kopi sudah siap dijual, tinggal nunggu panen sekali lagi. Nanti saya jualnya serentak, uangnya untuk bangun rumah anak-anak. Tapi semua hilang dalam semalam. Hati saya hancur, karena sebelum meninggal, saya memang ingin meninggalkan rumah untuk mereka,”ucapnya sembari menahan air mata.

Medianto berharap para pelaku segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.

Dengan harapan uang dan kopi hasil curian itu bisa ditemukan dan dikembalikan lagi. 

“Kami mohon pelakunya bisa ditangkap. Bukan cuma soal uang, tapi itu harapan terakhir saya untuk anak-anak. Sebelum saya meninggal, saya ingin mereka punya rumah dari hasil keringat saya sendiri,” tutup Medianto penuh haru.

Sementara itu, Kepala Desa Suban Ayam, Bahri mengatakan bahwa para tetangganya sudah memperingatkan korban agar membawa kopi tersebut ke tempat lain.

Karena korban memang diketahui sedang banyak panen kopi. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved