Pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN

Tanggapan Keluarga Ilham Pradipta Usai Tahu Kacab Bank BUMN Tewas Dibunuh, Kenal dengan DH?

Begini reaksi keluarga Kepala Cabang (Kacab) Bank BUMN yang tewas dibunuh oleh sang motivator, Dwi Hartono.

Editor: Yuni Astuti
Kolase TribunBengkulu.com/Istimewa
PEMBUNUHAN KACAB BANK - Kolase 4 pelaku penculikan (kiri atas dan kiri bawah) dan 4 otak pembunuhan kacab Bank BUMN (Kanan atas dan Kanan Bawah). Begini reaksi keluarga Kacab Bank BUMN usai Ilham Pradipta tewas dibunuh, Selasa (26/8/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Diketahui jika polisi telah berhasil menangkap pelaku sekaligus otak pelaku pembunuhan Kepala Cabang (Kacab)Bank BUMN, Ilham Pradipta.

Tentu saja kematian Ilham Pradipta Kacab Bank BUMN menyisakan kesedihan yang begitu mendalam bagi keluarganya.

Ya, tak ada yang menyangka jika Ilham Pradipta tewas debngan cara dibunuh secara keji.

Saat pertama kali mendengar berita bahwa Kacab Bank BUMN ini tewas dibunuh, keluarga begitu syok.

Juru bicara keluarga Ilham Widodo Bayu Ajie mengatakan, tidak mengenali semua pelaku yang berhasil ditangkap.

“Kalau berdasarkan pengamatan yang didengar dari media, karena itu pun informasi dari TV. Keluarga tidak ada yang mengenali. Dari 8, 4 yang sebelumnya dan 4 yang setelahnya. Tidak ada yang mengenal mereka semua,” kata Bayu dijumpai TribunnewsBogor.com di ruangan kerjanya, Senin (25/8/2025).

Pihak keluarga juga terus menunggu perkembangan polisi terkait dari para pelaku ini.

“Kalau memang itu ada skenario, yang sementara kita dengar kan, Ada penculik. misalnya penculik ini bukan yang melakukan. Nah ini kita juga belum mendengar resmi,” ujarnya.

Disinggung peran dari salah seorang pelaku yang kini tengah disorot yakni DH, keluarga pun masih menunggu informasi lanjut dari polisi.

“Kita masih menunggu. Informasi ini kan masih kita tanggap dari berita. Kita nunggu nanti hasil dari penyidik. Sejauh mana. Dari mulai yang terlibat, andaikan dia ada penyuruhnya, Yang mana yang melakukannya. Itu kan belum resmi ya sebenarnya. Itu yang kita tunggu dari penyidik,” tandasnya.

Diketahui sebelumnya, Kasus tewasnya Mohamad Ilham Pradipta Kepala Cabang Bank BUMN kini perlahan mulai terungkap.

Delapan orang pelaku sudah berhasil ditangkap polisi.

Delapan pelaku ini diketahui terdiri dari empat orang penculik dan empat aktor utama.

Keluarga Ilham mengapresiasi peran dari kepolisian yang berhasil menangkap pelaku.

“Pertama kita ucapkan banyak terima kasih. Atas reaksi yang sangat cepat dari pihak kepolisian. Dengan menangkap beberapa yang saat ini diduga sebagai pelaku,” kata Juru Bicara Keluarga Widodo Bayu Ajie saat dijumpai TribunnewsBogor.com di Dramaga, Senin (25/8/2025).

Seperti diketahui jika Polisi menangkap empat dalang pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta

Tiga pelaku yakni DH, YJ, dan AA ditangkap di wilayah Solo, Jawa Tengah pada Sabtu (23/8/2025).

Sementara satu pelaku lain yakni C ditangkap polisi sedang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Minggu (24/8/2025) sekira pukul 15.30 WIB.

Sebelumnya, pelaku berinisial AT, RS, dan RAH ditangkap di Jakarta. 

Sementara RW di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Keempat orang ini berperan menculik Ilham sebelum akhirnya ditemukan tewas di Bekasi.

Baca juga: Diduga Sakit Hati Gegara Kacab Bank BUMN Tak Pinjami Uang Rp 13 Miliar, Jadi Pemicu Pembunuhan

Dugaan Sakit Hati

Informasi dari berbagai sumber disebutkan bahwa Dwi Hartono diduga sakit hati lantaran upayanya melakukan pinjaman atau kredit fiktif sebesar Rp13 miliar diketahui oleh Ilham Pradipta.

Ilham Pradipta pun mencoret klausul peminjaman tersebut. Dwi Hartono pun kemudian menyusun rencana untuk menghabisi nyawa mantan penyiar radio tersebut.

Sang dalang kemudian membayar jasa debt collector untuk menculik Ilham Pradipta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan bahwa polisi belum dapat memastikan motif pembunuhan Ilham Pradipta.

Begitu pun terkait kredit fiktif senilai Rp13 miliar yang diketahui pria yang mempunyai hobi solo touring dengan mengendarai Kawasaki Z900.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, menyampaikan keprihatinannya terkait peristiwa tragis yang dialami salah satu Kepala Cabang BRI tersebut.

Hal ini ia sampaikan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, pada Kamis (21/8/2025).

"Karyawan yang meninggal itu kita sedang melakukan pendalaman, kita juga prihatin, sepertinya diculik, saya lihat di videonya itu dimasukin mobil, terus dibawa, tahu-tahu meninggal tadi pagi," ujar Hery.

Ia menambahkan, pihaknya bersama aparat kepolisian tengah mendalami lebih jauh motif di balik penculikan dan pembunuhan tersebut.

Termasuk dugaan apakah kasus ini terkait dengan urusan penagihan kredit atau faktor lainnya.

Bayar 4 Eksekutor Rp 50 Juta

Fakta baru terkuak dari pengakuan pelaku penculikan  Ilham Pradita alias IP Kacab Bank BUMN. 

Diketahui, korban Ilham Pradita alias IP merupakan Kepala Kantor Cabang Perwakilan (KCP) Bank BUMN Cempaka Mas, Jakarta Pusat, ditemukan meninggal dunia di Desa Cilangkara, Serang Baru, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025).

Berdasarkan rekaman CCTV IP diduga menjadi korban penculikam oleh sekelompok orang tak dikenal saat berada di Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025) sore.

Pelaku penculikan mengaku hanya dijanjikan Rp50 juta, namun belum sempat menikmati uang penuh karena lebih dulu diciduk polisi.

Imbalan yang dijanjikan Rp50 juta tak kunjung diterima penuh karena ia lebih dulu digelandang polisi.

Empat pria berinisial AT, RS, RAH, dan EW alias Eras, tersangka penculikan Kepala Cabang Bank BUMN, dijanjikan bayaran Rp50 juta.

Hal itu diungkapkan kuasa hukum empat tersangka, Adrianus Agal, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).

"Angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan, secara keseluruhan," kata Adrianus kepada wartawan.

Namun, Adrianus mengungkapkan bahwa Eras dkk belum menerima bayaran secara penuh sesuai yang dijanjikan.

"Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik itu mereka dijanjikan itu untuk mendapat berapa puluh juta sekian-sekian lah. Baru dikasih DP berapa," ungkap dia.

Menurut dia, sebagian dari uang DP yang diterima para tersangka penculikan sudah disita oleh penyidik Polda Metro Jaya.

"Beluk, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," ujar Adrianus.


Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved