Penetapan Pahlawan Nasional

BREAKING NEWS: Presiden Soeharto Resmi Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional Bidang Perjuangan 

Sosok Presiden Prabowo yang ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perjuangan, Senin (10/11/2025).

Editor: Yuni Astuti
Kolase Sripoku.com
PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN NASIONAL - Presiden Soeharto resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional bidang perjuangan oleh Presiden Prabowo, Senin (10/11/2025). 

Kemudian, pada 5 Oktober 1945, Soeharto resmi menjadi anggota TNI.

Soeharto menikah dengan seorang anak pegawai Mangkunegaran bernama Siti Hartinah pada 1947. 

Dari pernikahannya dengan Siti Hartinah atau biasa disapa Ibu Tin, Soeharto dikaruniai enam anak, yakni Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jalan menuju kursi presiden 

Pada 1967, jalan menuju kursi presiden Indonesia terbuka bagi Soeharto ketika ia diangkat sebagai pejabat presiden menggantikan Soekarno. 

Langkah ini menandai awal perjalanan Indonesia dalam periode yang dikenal sebagai Orde Baru. 

Meski sudah memimpin sejak 1967, Soeharto baru resmi dilantik oleh MPRS untuk menjadi Presiden Republik Indonesia pada 27 Maret 1968. 

Saat diangkat menjadi pejabat presiden, Soeharto memimpin negara dalam menghadapi tantangan yang kompleks. 

Kala itu, Indonesia dihadapkan pada krisis ekonomi dan politik. 

Soeharto pun melakukan reformasi ekonomi terencana dan disiplin fiskal untuk mengatasi inflasi yang tinggi. Dalam kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami transformasi besar. Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat. 

Stabilitas politik juga lebih baik. Kebijakan pembangunan yang terstruktur dan berfokus pada pertanian, industri, dan infrastruktur menghasilkan hasil signifikan.

 Di bawah pemerintahan Soeharto, Indonesia berhasil menjalin kerja sama internasional yang lebih luas dan menjadi pusat perhatian dalam forum global. 

Dalam era Orde Baru ini, stabilitas politik yang ditegakkan memungkinkan Indonesia untuk mengejar proyek-proyek pembangunan skala besar, seperti proyek transmigrasi dan industrialisasi. 

Meski begitu, pemerintahan Orde Baru juga tidak terlepas dari berbagai kontroversi. 

Pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, berjalan dengan otoriter. 

Kebebasan berpendapat dan pers pun dibungkam. 

Selain itu, korupsi, kolusi, dan nepotisme juga kental terjadi selama Orde Baru. 

Akhir kekuasaan Soeharto 

Kekuasaan Soeharto selama lebih dari tiga dekade menemui titik akhir saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1998.

Gelombang aksi protes dan kerusuhan pun terjadi di mana-mana untuk menuntut Soeharto turun dari jabatannya.  

Hingga akhirnya, Soeharto memutuskan mengundurkan diri pada 1998. 

Dengan mundurnya Soeharto, berakhirlah pemerintahan Orde Baru dan dimulailah era Reformasi yang masih berjalan hingga kini. 

Setelah menjalani masa-masa pensiun dengan tenang, Soeharto meninggal dunia pada usia 87 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, pada 27 Januari 2006.

Artikel Tayang di Kompas.com

 

 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved