Tanggal 18 November 2025 Memperingati Hari Apa? Cek Kalender, Ada Libur Panjang Menanti

TRIBUNBENGKULU.COM - Tanggal 18 November 2025 diperingati sebagai Hari Peduli Antibiotik Sedunia, bagian dari Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia yang digelar setiap 18–24 November untuk meningkatkan kesadaran publik mengenai ancaman resistensi antibiotik. 

Walau tidak termasuk hari libur nasional, tanggal ini kerap menjadi perhatian karena berada di tengah deretan peringatan penting sepanjang November.

Di sisi lain, banyak masyarakat mulai melirik kalender untuk melihat peluang libur panjang, terutama menjelang akhir tahun. 

Meski November tidak memiliki hari libur nasional, rangkaian Natal dan cuti bersama pada akhir Desember dipastikan menghadirkan long weekend yang bisa dimanfaatkan untuk berlibur atau berkumpul bersama keluarga.

Lantas, apa saja peringatan penting lain di bulan November 2025, dan bagaimana daftar lengkap hari libur nasional serta cuti bersama hingga akhir tahun? Berikut rangkuman lengkapnya.

Apa Itu Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia?

Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia diperingati setiap 18–24 November untuk meningkatkan kesadaran global mengenai resistensi antibiotik dan upaya komunitas medis dalam mengedukasi masyarakat tentang penggunaan obat yang tepat.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mendefinisikannya sebagai kondisi ketika bakteri berubah akibat penggunaan antibiotik. Dalam hal ini, yang menjadi kebal bukan manusia atau hewan, melainkan bakterinya.

Sejarah Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia

WHO telah lama menyuarakan urgensi ancaman resistensi antibiotik di seluruh dunia, dan alasan itu sangat kuat. 

Jika seseorang mengalami penyakit atau infeksi yang tidak lagi bisa ditangani dengan antibiotik konvensional, kondisi tersebut dapat berakibat fatal.

Masalah ini semakin meluas seiring munculnya kondisi yang dipicu kemiskinan, yang membuat berbagai penyakit dan infeksi menjadi semakin kebal terhadap antibiotik. Pada Mei 2015, Sidang Kesehatan Dunia (World Health Assembly) menetapkan resistensi antibiotik sebagai situasi darurat internasional.

WHO menggambarkan masalah ini sebagai kemunculan dan penyebaran mekanisme resistensi baru yang mengancam kemampuan dunia dalam mengobati penyakit infeksi umum. 

Daftar infeksi yang semakin sulit ditangani terus bertambah, termasuk pneumonia, tuberkulosis, infeksi darah, gonore, hingga penyakit bawaan makanan.

WHO kemudian menetapkan lima tujuan global untuk menghadapi resistensi antibiotik, yakni meningkatkan kesadaran, memperkuat pemantauan dan riset, menekan angka infeksi, mengoptimalkan penggunaan obat antimikroba, serta memastikan investasi berkelanjutan dalam penanganannya.