Berita Viral

'Jadi Tradisi' Anggota Baru Pecinta Alam di Bitung Sulut Ditampar-Ditendang Senior saat Orientasi

Rupanya menampar hingga menendang anggita baru bagi salah satu komunitas pecinta alam di Bitang, Sulawesi Utara sudah menjadi tradisi.

Editor: Yuni Astuti
Facebook Nourdiana Aronde Akbar
PENGANIAAYAAN OLEH SENIOR - Viral video orientasi pecinta alam di Bitung Sulawesi Utara lakukan pemukulan terhadap anggota baru, Kamis (2/10/2025). 

TRIBUNBENGKULU.COM - Rupanya menampar hingga menendang anggita baru bagi salah satu komunitas pecinta alam di Bitang, Sulawesi Utara sudah menjadi tradisi.

Baru-baru ini viral video senior dalam komunitas pecinta alam di Bitung Sulawesi Utara melakukan penganiayaan terhadap anggota baru saat orientasi.

Video saat senior melakukan penampran dan penendangan terhadap anggota baru ini diunggah melalui akun facebook Nourdiana Aronde Akbar.

Kasus inipun sudah dilaporkan oleh pihak kepolisian.

Hal ini disampaikan oleh Kapolres Bitung, AKBP Albert Zai mengkonfirmasi terkait viralnya aksi kekerasan dalam komunitas pecinta alam Bitung.

Kegiatan orientasi itu terjadi pada 26-28 September 2025, dalam rangka pendidikan dasar.

Ketika selesai melaksanakan pengenalan pendidikan dasar dan pelatihan, senior melakukan kegiatan "tradisi" melatih fisik.

"Jadi mereka merekrut pelajar baru dengan tujuan memberikan pelatihan dasar baik itu peta kompas, berpifak, dan bertahan di alam bebas, pada kegiatan ini ada semacam tradisi yaitu pemberian syal ketika pelatihan itu selesai dilatih," ungkap Albert, dilansir dari tayangan tvOneNews, Kamis, (2/10/2025).

Kegiatan orientasi ini dilakukan oleh komunitas pecinta alam di salah satu SMA di Kota Bitung.

"Ada enam orang dalam kegiatan pendidikan dasar tersebut, namun sampai saat ini baru satu orang tua yang melaporkan kepada kita di Polres Bitung pada tanggal 1 Oktober kemarin," kata Albert.

Dikatakan Albert di akhir kegiatan pelatihan memang ternyata ada kegiatan yang sifatnya kekerasan.

Salah satu dari orang tua korban mengetahui wajah anaknya seperti mendapat kekerasan.

"Hanya saja ketika saat pengakhiran dari kegiatan pelatihan ini, ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya kekerasan baik itu menampar wajah, kemudian ada yang menendang tubuh, dan ini yang menjadi masalah ketika pelajar ini pulang ada temuan bagi orang tuanya," sambungnya.

Albert menyebut kegiatan kekerasan itu sudah menjadi tradisi yang berlangsung sejak lama.

"Dari hasil investigasi kita rupanya kegiatan ini sudah berlangsung dari tahun 2018, jadi sudah ada 5 angkatan yang direkrut, namun tidak semua melakukan pemukulan, ada yang hanya menyalam, tapi ada juga beberapa yang melakukan penamparan," katanya.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved