Pembunuhan di Rejang Lebong

Pria di Rejang Lebong Bengkulu Tewas Ditikam Ayah Kekasihnya, Warga: Sering Kedengaran Ribut

Hubungan asmara tak direstui berujung tragis. Feri (40) tewas ditikam ayah kekasihnya di Rejang Lebong Bengkulu.

Penulis: M Rizki Wahyudi | Editor: Ricky Jenihansen
M Rizki Wahyudi/Tribunbengkulu.com
TEMPAT KEJADIAN PERKARA — Lokasi rumah tempat pembunuhan di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Rabu (8/10/2025). Warga sekitar mengaku kerap mendengar keributan dari rumah tersebut. 

Hubungan asmara tak direstui berujung tragis. Feri (40) tewas ditikam ayah kekasihnya di Rejang Lebong Bengkulu.

Laporan Wartawan TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG – Diduga karena hubungan asmara tak direstui, Feri (40), warga Desa Kesambe Lama, Kecamatan Curup Timur, tewas secara mengenaskan.

Ia meregang nyawa setelah ditikam oleh Samsudin, warga Kelurahan Banyumas, Kecamatan Curup Tengah, pada Selasa (7/10/2025) malam.

Pelaku diketahui merupakan ayah dari Helen (38), wanita yang disebut sebagai kekasih korban.

Helen merupakan warga Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang.

Diduga, aksi penikaman tersebut dilatarbelakangi ketidakterimaan pelaku terhadap hubungan asmara anaknya dengan korban.

Warga sekitar, Ucok, mengaku terkejut saat mengetahui adanya peristiwa pembunuhan itu.

Namun, ia menyebut sebelumnya memang sering terdengar keributan dari rumah tempat kejadian perkara.

“Kalau ribut mulut itu udah biasa, sering banget kedengaran. Tapi pelaku memang nggak tinggal di situ. Kami tahunya pagi waktu udah ada garis polisi,” ungkap Ucok kepada TribunBengkulu.com, Rabu (8/10/2025).

Ucok menambahkan, keluarga yang tinggal di rumah tersebut dikenal tertutup dengan lingkungan sekitar.

Sehingga warga tidak banyak tahu soal urusan pribadi mereka.

“Agak tertutup juga orangnya, tapi sering terdengar suara ribut. Kami baru tahu kejadian ini setelah ramai dan polisi datang,” tambahnya.

Sementara itu, warga lain bernama Agus mengaku sering mendengar pertengkaran di rumah tersebut.

Bahkan, hampir setiap malam selalu terdengar suara keributan.

Namun, malam itu situasinya terasa berbeda.

“Biasanya ribut-ribut aja, tapi malam itu kayak ada teriakan minta tolong. Baru kami sadar ada yang nggak beres,” kata Agus.

Betran menambahkan, ia datang setelah mendengar teriakan dan suara tangisan.

Saat dicek, korban sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Dari tubuh korban tidak terlihat bekas darah, diduga karena kondisi malam yang gelap dan korban mengenakan pakaian tebal.

“Korban udah lemas, tubuhnya dingin. Kemungkinan besar sudah meninggal di lokasi,” ujarnya.

Menariknya, sebagian warga sekitar mengaku tidak mengenal korban Feri.

Mereka juga tidak mengetahui hubungan antara korban dengan Helen.

Warga mengetahui Helen bukan berstatus janda, melainkan masih istri sah dari suaminya yang sakit.

“Setahu kami, Helen itu sudah menikah dan punya dua anak. Suaminya memang sudah lama sakit stroke dan jarang kelihatan lagi,” ujar salah seorang warga.

Kesaksian Kadus

Sementara itu, Kepala Dusun I Desa Air Meles Atas, Aprioni, membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Ia mendapatkan informasi setelah dipanggil pihak kepolisian, kemudian mendatangi lokasi tempat kejadian.

Kondisi rumah tampak berantakan usai peristiwa itu. Diduga sempat terjadi keributan sebelum penikaman terjadi.

“Posisi rumahnya berantakan, ada bekas keributan, itu ada kaca meja pecah juga. Kami sendiri tidak terlalu kenal dengan korban,” ungkap Aprioni kepada TribunBengkulu.com pada Rabu (8/10/2025).

Ia mengatakan Helen sudah cukup lama tinggal di desa tersebut.

Bahkan, sepengetahuannya, Helen masih berstatus istri orang. Namun, suaminya tidak lagi tinggal di sana sejak sakit parah sembilan bulan lalu.

“Helen sudah tinggal di sini sejak tahun 2015. Sepengetahuan kami, dia masih istri orang, tapi infonya memang sedang proses cerai. Suaminya sudah sembilan bulan ini sakit stroke,” lanjut Aprioni.

Menurut Aprioni, di rumah itu juga tinggal Santi, saudari Helen, yang baru sebulan terakhir menetap di sana.

Sementara itu, ayah Helen tidak tinggal di rumah tersebut. Ia sudah mengontrak dan tinggal sendiri hampir satu tahun terakhir.

“Kalau malam bapaknya nggak di situ, tapi pagi biasanya bapaknya datang ke rumah itu ambil gerobak jualan. Sorenya baru pulang lagi ke kontrakan usai menitipkan gerobak di sana lagi,” jelasnya.

Warga sekitar bernama Ucok mengaku cukup terkejut dengan kejadian tersebut.

Meski demikian, ia mengatakan sudah sering mendengar pertengkaran dari rumah itu sebelumnya.

Keributan yang sering terdengar biasanya terjadi antara ayah dan anaknya.

“Kalau ribut mulut itu udah biasa, sering banget kedengaran. Tapi pelaku memang nggak tinggal di situ. Kami tahunya pagi, waktu udah ada garis polisi,” ungkapnya.

Kronologi Kejadian

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kejadian bermula sekira pukul 21.00 WIB, Selasa (7/10/2025).

Saat itu, korban datang bertamu ke rumah kekasihnya, Helen (38). Di rumah hanya ada Helen dan saudarinya.

Sekitar pukul 21.30 WIB, suasana mendadak mencekam.

 Samsudin, ayah kandung Helen, tiba-tiba datang ke rumah tersebut dan langsung menghampiri korban.

Antara keduanya sempat terjadi adu mulut cukup sengit.

Diduga karena emosi memuncak, pelaku kemudian menusuk dada korban menggunakan sebilah senjata tajam.

Korban yang terluka sempat diminta saksi untuk segera meninggalkan rumah.

Tak lama setelah korban keluar, pelaku juga terlihat meninggalkan rumah Helen.

Sekitar 20 menit kemudian, Helen bersama saksi memutuskan untuk mencari keberadaan korban di sekitar rumah.

Namun pencarian itu berakhir tragis.

Keduanya menemukan Feri sudah tergeletak di pinggir jalan, berjarak sekitar 50 meter dari rumah, dalam kondisi bersimbah darah.

Melihat hal itu, Helen dan saksi langsung meminta pertolongan kepada warga sekitar.

Seorang warga kemudian membantu mengevakuasi korban dan membawanya ke RS An-Nissa Curup.

Namun, sesampainya di rumah sakit, nyawa korban tak berhasil diselamatkan.

Dari hasil pemeriksaan, ditemukan luka tusuk di bagian dada korban akibat tikaman senjata tajam.

Kasi Humas Polres Rejang Lebong, AKP Sinar Simanjuntak, membenarkan adanya peristiwa pembunuhan tersebut.

Menurutnya, petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa sejumlah saksi, serta mengamankan barang bukti di lokasi kejadian.

“Benar, ada aksi pembunuhan di Desa Air Meles Atas. Pelakunya merupakan ayah dari kekasih korban,” ungkap AKP Sinar kepada TribunBengkulu.com pada Rabu (8/10/2025) siang.

Dari hasil penyelidikan awal, motif pembunuhan diduga karena pelaku tidak merestui hubungan asmara antara korban dan anaknya, Helen.

Saat ini, pelaku Samsudin yang diketahui merupakan warga Kelurahan Banyumas, Kecamatan Curup Tengah, masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

“Untuk pelaku masih dalam pengejaran. Motifnya kuat dugaan karena tidak merestui hubungan asmara korban dengan anaknya,” tutup AKP Sinar.

Jenazah korban kini telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

Sementara itu, aparat kepolisian masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku serta mendalami kemungkinan adanya motif lain di balik aksi tragis ini.

Gabung grup Facebook TribunBengkulu.com untuk informasi terkini

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved