Balita di Seluma Cacingan

Alhamdulillah! Balita Kakak Adik Penderita Cacingan di Seluma Membaik, Segera Pulang dari RS

kondisi dua balita, Aprilia dan Nur Khaira Sabrina pasien penderita cacing gelang saat ini semakin membaik. 

Penulis: Yayan Hartono | Editor: Hendrik Budiman
Yayan Hartono/Tribunbengkulu.com
PEDULI - Bupati Seluma Teddy Rahman, SE, MM Kamis malam 18 September 2025 mengunjungi Balita terjangkit cacing gelang yang tengah dirawat di RSMY Bengkulu 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Yayan Hartono

TRIBUNBENGKULU.COM, SELUMA - Kondisi dua balita, Aprilia dan Nur Khaira Sabrina pasien penderita cacing  saat ini semakin membaik setelah 10 hari mendapat perawatan di RSMY Bengkulu, 

Bahkan dokter yang merawat dua balita warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma, ini sudah memperbolehkan keduanya pulang. 

Dokter spesialis Hematologi Onkologi Anak RAUD M Yunus dr. Lenny Elita menjelaskan, hasil pemeriksaan terbaru, sudah tidak ditemukan lagi adanya cacing dalam feses kedua pasien.

Hasil USG pun juga menunjukkan tidak adanya cacing maupun telur cacing yang bersarang di dalam tubuh kakak beradik ini.

"Kondisi dua pasien ini secara umum sudah membaik. Kita tunggu hasil pemeriksaan darah di laboratorium dulu, jika leukositnya normal kita perbolehkan keduanya pulang," kata Leny Erlita, dikonfirmasi Kamis (25/9/2025).

Leny Erlita menjelaskan, rencana operasi dibatalkan karena hasil pemeriksaan baik rontgen maupun USG tidak ada lagi menunjukkan adanya cacing maupun larva di tubuh kedua pasien. 

"Dengan kondisi tersebut, rencana pembedahan yang sebelumnya dipersiapkan batal dilakukan. Karena tidak ada lagi kita dapati cacing maupun larva di tubuh kedua pasien ini," jelas Leny.

Dia mengatakan selama 10 hari perawatan ini, hanya tiga kali diberikan obat cacing kepada pasien.

Saat ini pemberian obat cacing sudah dihentikan, namun sesuai resep nanti setelah hari ke 14 pemberian obat cacing kembali diberikan kepada kedua pasien. 

"Pemberian obat cacing telah kita hentikan, nanti di hari ke 14 lagi diberikan. Nanti Kader di Seluma yang berikan obatnya," imbuhnya.

Rumah Direhab

Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono bersama Bupati Seluma Teddy Rahman melakukan titik nol pembangunan rumah Balita penderita cacingan warga Desa Sungai Petai Kecamatan Talo Kecil, Rabu siang (24/9/2025).

Kapolda Bengkulu menyampaikan, program bedah rumah ini bukan semata membangun dinding dan atap. 

Tetapi membangun harapan bagi pemiliknya untuk hidup lebih baik lagi ke depannya.

"Kita membangun harapan pemilik untuk hidup lebih baik. Pembangunan ini mengawali harapan keluarga untuk bangkit menuju keluarga yang sejahtera," ucap Mardiyono. 
Pembangunan juga menjadi introspeksi agar ke depan rasa kepedulian terhadap sesama lebih ditingkatkan.

Terkhusus kepedulian terhadap sesama di lingkungan tempat tinggal. 

Baca juga: Kondisi Terkini 2 Balita Cacingan di Bengkulu, Masih Banyak Cacing di Perut, Keluarga Juga Diobati

"Kasus balita cacingan ini jadikan pelajaran dan introspeksi. Ke depan rasa kepedulian terhadap sesama harus lebih ditingkatkan," kata Mardiyono. 

Sementara itu Bupati Seluma Teddy Rahman mengatakan, pemerintah daerah berperan penting dalam upaya pengentasan rumah tak layak huni.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2024.

"Kami pemerintahan daerah berperan penting dalam pengentasan rumah tak layak huni ini. Program ini terus kami gulirkan, untuk membangun dan merehab RTLH milik masyarakat," terang Teddy Rahman. 

Pejabat di tingkat desa dan kelurahan ke depan harus lebih peka dan peduli terhadap masyarakat.

Pemerintahan desa dan kelurahan harus melakukan mitigasi permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

"Benar kata pak Kapolda, kasus Balita cacingan ini harus kita jadikan introspeksi. Saya minta ke depan, pemerintahan desa dan kelurahan harus melakukan mitigasi permasalahan yang dihadapi masyarakat," ungkap Bupati Seluma.

Mitigasi inilah akan menjadi acuan pemerintah daerah untuk merumuskan program.

Sehingga program yang dilaksanakan Pemkab Seluma tepat dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

"Saya sangat tekankan ini ke Pemdes dan kelurahan. Jadi mohon kerjasamanya, agar program yang dilaksanakan benar menyentuh dan dirasakan oleh masyarakat," sampai Teddy Rahman. 

Titik nol pembangunan rumah kakek dan balita pederita cacing gelang ini, ditandai dengan peletakan batu pertama olah Kapolda Bengkulu dan Bupati Seluma.

Hadir dalam kegaiatan ini, para Forkopimda serta pejabat di lingkungan Pemkab Seluma

Pembangunan rumah kakek dan Balita penderita cacing gelang warga Desa Sungai Petai ini, ditargetkan akan selesai selama satu bulan. 

Pengerjaan pembangunan RTLH ini diback up Kodim 0425/Seluma yang menurunkan personil langsung untuk mengerjakan pembangunan usai dilakukan titik nol ini. 

Kakak Adik Penderita Cacingan

Tragedi kesehatan anak kembali mengguncang Kabupaten Seluma, Bengkulu. 

Setelah Khaira Nur Sabrina (1,8 tahun) mengeluarkan cacing gelang dari mulut dan hidungnya, kini sang kakak, Aprillia (4 tahun), juga didiagnosa mengalami penyakit cacingan dan harus dirujuk ke rumah sakit.

Kakak beradik warga Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, terinfeksi cacing gelang sehingga mengakibatkan kondisi kesehatan memburuk.

Diketahui bahwa cacing keluar dari mulut dan hidung Ka. Berdasar hasil rontgen perut kedua kakak beradik ini terungkap bahwa cacing telah menggumpal atau bersarang cukup lama.

Kedua kakak beradik itu sempat dilarikan ke RSUD Tais, Kabupaten Seluma, lalu dirujuk ke RSUD M Yunus di Kota Bengkulu, Senin (15/9/2025).

Direktur RSUD Tais, Eva Debora Siahaan mengatakan saat ini keduanya dirujuk ke rumah sakit di Kota Bengkulu untuk mendapatkan operasi.

"Menurut dokter anak, karena cacing sudah menggumpal maka diperlukan tindakan operasi cacing sudah tidak bisa lagi dikeluarkan secara normal," ungkap Eva Debora Siahaan, dikutip dari kompas.com, Selasa (16/9/2025). 

Kondisi rumah kedua kakak beradik tersebut kurang mendukung. Berdasar hasil pemantauan dokter dan tim kesehatan diketahui bahwa rumah yang dihuni kakak beradik itu berlantai tanah, dengan dinding papan.

"Kami saat lakukan pengecekkan kakak beradik terserang cacing itu kondisi kukunya bertanah," ungkapnya.

Pasien terjangkit penyakit cacing bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

Sering main di tanah, tidak memakai sandal, tidak mencuci tangan dan kaki lebih dulu sebelum menyantap makanan. 

"Jadi telur cacing ini menempel di tangan dan masuk ke mulut. Berkembang biak di perut hingga menjadi banyak seperti ini. Kuku tangannya kotor penuh tanah," ungkap Eva Debora.

Para orangtua untuk selalu menjaga kebersihan anak. Jika keluar rumah, biasakan memakai sandal dan terpenting cuci tangan dan kaki jika akan makan.

"Terpenting juga setiap enam bulan atau setahun sekali berikan obat cacing pada anak. Ini penting untuk mewaspadai anak terhindar dari penyakit cacing ini," pesan Eve Debora.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved