Harga Sawit
Harga Pupuk Naik Rp 900.000, Harga Sawit Anjlok, Petani di Bengkulu Selatan Tunda Pemupukan
Tidak sebandingnya harga pupuk dengan harga TBS sawit membuat petani di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur terpaksa menunda pemupukan lahan sawit
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Yunike Karolina
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Tidak sebandingnya harga pupuk dengan harga sawit, membuat petani di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kaur terpaksa menunda pemupukan lahan sawit.
Sampai saat ini harga sawit di Bengkulu masih jauh dari harga penetapan Pemprov Bengkulu bahkan terus mengalami penurunan.
Di tingkat petani saja harga sawit dibanderol dengan harga rata-rata Rp 800 per kilogram, dan di tingkat pabrik paling rendah Rp 1.150 per kilogram.
Baca juga: Harga TBS Sawit Hari Ini di Bengkulu Tengah Kembali Turun, Terendah Rp 1.230 per Kilogram
Baca juga: Hewan Kurban di Bengkulu Selatan Wajib Dikarantina 14 Hari Sebelum Disembelih saat Idul Adha
Sementara harga pupuk terus mengalami kenaikan dan harganya mencapai Rp 900 ribu per sak, nyaris mencapai dua kali lipat.
Info yang didapat TribunBengkulu.com di lapangan, hampir seluruh pupuk yang digunakan untuk memupuk lahan sawit naik.
Distributor Pupuk di Bengkulu Selatan, Sulaiman (46) mengatakan untuk sekarang harga Mutiara 16-16-16 Rp 870.000 yang sebelumnya hanya Rp 450.000.
Lalu pupuk Urea sekarang Rp 560.000 yang sebelumnya hanya Rp 270.000, KCL Mahkota Rp 900.000 yang harganya sebelumnya Rp. 650.000.
Kemudian pupuk merek NPK Granular yang sebelumnya Rp 300.000 naik menjadi Rp 650.000.
Akibat dari turunnya harga sawit yang tidak sebanding dengan kenaikan harga pupuk ikut berdampak pada penjualan pupuk di distributor.
Penjualan pupuk di tingkat distributor ikut merosot karena saat petani panen dan menjual sawit-sawit tersebut hasil yang diperoleh, belum bisa mencukupi untuk membeli pupuk.
“Untuk diketahui satu tahun belakangan kami bisa menjual pupuk hingga 20 ton perbulannya, sekarang kalau dipersentsikan hanya diangka 30 persen dalam setahun. Jadi bagaimana tidak terdampak juga kawan-kawan distributor yang lain,” beber Sulaiman, kepada tribunbengkulu.com, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Optimasi Lahan Rawa di Bengkulu Selatan, Fokus Perbaikan Infrastruktur Lahan dan Saluran Air
Sementara itu petani sawit Suharman (38) mengakui jika harga sawit selalu turun maka selama satu tahun ke depan bisa jadi lahan perkebunan sawit tidak bisa dilakukan pemupukan.
“Kalau seperti ini terus harga, mau tak mau kita tunda pemupukan. Karena harga pupuk dibandingkan dengan harga jual sawit jauh dari harapan,” ungkap Suharman.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Lahan-Sawit-Tunda-Pemupukan.jpg)