Wabah PMK di Bengkulu
Hewan Ternak Warga Bengkulu Selatan Miliki Gejala PMK, 7 Sampel Dikirim ke Balai Veteriner Lampung
Memang Provinsi Bengkulu tidak hijau lagi dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), lantaran 4 kabupaten tercatat sudah terdeteksi wabah menular terse
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: Hendrik Budiman
Laporan Reporter TribunBengkulu.Com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Dinas Pertanian Bengkulu Selatan menemukan hewan ternak warga Desa Nanjungan, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu memiliki gejala sama dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Informasi yang didapat TribunBengkulu.com, sejak 3 hari lalu memang didapati laporan warga ada hewan ternak mengeluarkan air liur sama seperti gejala PMK.
Baca juga: Wabah PMK di Bengkulu, Tercatat 170 Ekor Sapi di Rejang Lebong Terjangkit Wabah PMK
Memang Provinsi Bengkulu tidak hijau lagi dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), lantaran 4 kabupaten tercatat sudah terdeteksi wabah menular tersebut.
"Jum'at lalu, kita mendapatkan laporan dari masyarakat, sebanyak 7 sampel dari ternak warga sudah kita kirim ke Balai Veteriner Lampung. Namun hasilnya belum keluar apakah positif PMK atau tidak," kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Yasiril kepada TribunBengkulu.com, Senin (20/6/2022).
Yasiril menghimbau kepada masyarakat jika memiliki hewan ternak yang mengalami gejala mirip dengan wabah PMK segera melaporkan ke petugas yang ada diwilayahnya.
Baca juga: Harga Daging Masih Stabil, Wabah PMK Justru Pengaruhi Daya Beli Masyarakat di Bengkulu
Kemudian langsung memisahkan hewan ternak ke kandang lainnya.
Jangan lupa membersihkan kandang dengan cara menyemprotkan disinfektan atau diterjen keseluruh bagian kandang hewan ternak.
"Jika mengikuti langkah tersebut mudah-mudahan penyebaran PMK tidak akan terlalu besar nantinya," Ungkap Kabid.
Baca juga: Wabah PMK di Bengkulu, Pemprov Belum Dapat Vaksin Impor Tunggu Produksi Vaksin PMK Dalam Negeri
Menurutnya, warga maupun peternak harus memahami dan mengerti gejala dari wabah PMK ini.
"Jika ada hewan di Bengkulu Selatan tertular, jangan mudah terproppkasi oleh pihak lain untuk segera menjual hewan ternak. Lantaran, tingkat kematian PMK sangat kecil. Kematian terjadi disebabkan dengan adanya penyakit bawaan," ungkapnya.
Ia menambahkan, dapat dipahami penyakit mulut dan kuku hanya 25 persen mengakibatkan kematian, ternak yang mati dikeranakan adanya penyakit lama.
"Jadi peternak harus mengeti, jangan asal jual saja," tutur Yasiril.
Sementara itu, diketahui populasi hewan ternak jenis kerbau dan sapi di Bengkulu Selatan mencapai 17.000 ekor, tertinggi tersebar di Kecamatan Pino Raya sebanyak 5.000 ekor untuk sisahnya tersebar di 10 kecamatan lainya.
