Tragedi di Stadion Kanjuruan

18 Polisi Pemegang Senjata Pelontar saat Tragedi Stadion Kanjuruhan Diperiksa Itsus dan Provam Polri

Menurutnya ejauh ini sudah ada 18 anggota polisi yang diperiksa terkait kasus yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Editor: Hendrik Budiman
tribunjatim.com/PURWANTO
Tragedi Arema vs Persebaya - Aremania membopong korban kericuhan sepakbola saat laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). Puluhan orang meninggal dalam tragedi ini. Arema FC kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. 

Kapolri mengatakan, nantinya hasil investigasi akan disampaikan ke seluruh masyarakat.

"Yang jelas kami akan serius dan mengusut tuntas dan tentunya terkait proses penyelenggaraan dan pengamanan," terangnya.

Dokter Paru: Efek Gas Air Mata Bisa Berujung Gagal Nafas

Tragedi kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022) menyisakan duka begitu dalam.

Dilaporkan rata-rata korban mengalami sesak napas karena gas air mata dari polisi, yang membuat supporter berlarian menuju pintu kelur dan kemudian berdesak-desakan.

Berdasarkan laporan kepolisian setempat tercatat 125 orang meninggal dalam peristiwa tersebut.

Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi paru, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan gas air mata dapat berdampak serius bagi penderita asma atau atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK).

Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan hal itu pada Minggu (2/10/2022).

Pasalnya, terdapat sejumlah kandungan bahan kimia pada gas air mata seperti chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA) dan dibenzoxazepine (CR).

Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan dampak gas air mata di paru, pada mereka yang memiliki penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dapat mengakibatkan serangan sesak napas akut.

"Bukan tidak mungkin berujung gagal napas atau respiratory failure," kata dia, Minggu (2/10/2022).

Baca juga: Cerita Saksi Mata Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan, Berusaha Selamatkan Anaknya dari Gas Air Mata

Secara umum gas air mata dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata dan paru serta saluran napas.

Gejala akutnya di paru dan saluran napas dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas. Pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas atau respiratory distress.

Selain itu, ada gejala lain lain dirasakan seperti rasa terbakar di mata, mulut dan hidung.

Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved