Pencarian Deni Nelayan Bengkulu yang Hilang Dilanjutkan, Basarnas Tambah 1 Tim

Pencairan Deni (34) nelayan warga Kelurahan Tengah Padang Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu yang dinyatakan hilang, pagi ini

Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
HO/Basarnas Bengkulu
Tim Basarnas kembali melakukan pencarian Deni, Nelayan Bengkulu yang hilang saat melaut, Selasa (18/10/2022). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Pencairan Deni (34) nelayan warga Kelurahan Tengah Padang Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu yang dinyatakan hilang, pagi ini, Selasa (18/10/2022) kembali dilanjutkan.

Namun pada hari ketiga pencarian nelayan Bengkulu hilang ini, Basarnas Bengkulu menambah 1 tim lagi.

Sehingga dalam pencarian nelayan hilang hari ini, tim terbagi atas 3 tim yang akan turun langsung.

Untuk tim pertama akan berangkat ke perairan Bengkulu dengan menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) milik Basarnas, dengan area pencarian seluas 23 NM.

Selanjutnya tim kedua akan berangkat dengan Rubber Boat dengan area pencarian Seluas 18 NM.

Terakhir, tim ketiga berangkat dengan menggunakan perahu nelayan dengan luas area pencarian 20 NM. 

"Saat ini tim sudah mulai turun ke lapangan untuk melakukan pencarian terhadap Deni. Jika ada informasi dan perkembangan akan kami laporkan secepatnya," ungkap Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva.

 

Kronologi Kejadian

Dari informasi yang diterima oleh TribunBengkulu.com, Deni berangkat dari rumahnya pada hari Sabtu (15/10/2022), sekitar pukul 06.00 WIB.

Deni pergi dengan menggunakan perahu sampan, berbarengan dengan nelayan lainnya dari Pantai Tapak Paderi Bengkulu.

Sebelum berangkat, Deni sempat memberi pesan kepada istrinya bahwa dirinya akan menginap dan tidak akan pulang pada hari Sabtu sore.

Kemudian keesokan harinya, sesuai dengan pesan yang telah disampaikan oleh Deni, istrinya datang ke Pantai Tapak Paderi, pada pukul 10.00 WIB, dengan mengendarai motor untuk menjemput suaminya.

Namun setelah lama menunggu, Deni tak kunjung pulang, yang membuat istrinya kembali pulang ke rumah, untuk melakukan aktivitas lain sembari menunggu sore hari.

Selanjutnya setelah sore hari, istri Deni kembali ke Pantai Tapak Paderi, dengan tujuan untuk menjemput Demi, sesuai dengan pesan Deni sebelumnya.

Namun ditunggu hingga magrib, Demi tetap tidak kunjung tiba di Pantai Tapak Paderi Bengkulu.

Bahkan hingga malam hari, tidak ada tanda-tanda Deni muncul di Pantai Tapak Paderi, yang membuat keluarga berinisiatif untuk melapor ke Basarnas Bengkulu.

 

Kondisi Terakhir Deni Terlihat

Dikatakan Ical (53) yang juga berprofesi sebagai nelayan di kawasan Pantai Tapak Paderi, bahwa Subuh itu dirinya masih melihat Deni.

Saat itu posisi mereka berada di Karang Lebar, yaitu ke arah Selatan dari tempat mereka memancing ikan, tidak jauh dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Saat itu Ical bersama Deni dan satu nelayan lainnya bernama Jurai berada dalam satu lokasi di Karang Lebar.

Saat itu Jurai sempat menegur Deni sampai 2 kali, namun tidak digubris oleh Deni.

Karena sudah 2 kali disapa Deni tetap diam, maka Ical langsung meneriaki Deni, untuk menjawab sapaan Nelayan yang menegur Deni sebelumnya.

"Kawan kan bertanya, "Den ada makan?" , namun dia (Deni) diam, kemudian kawan teriak lagi, "Den Sudah Makan?", dia masih diam. Karena dia sudah 2 kali ditanya tetap diam, lalu saya teriak, "Den Kalau Ditanya itu Dijawab" begitu kata saya," ungkap Ical saat menceritakan terakhir kalinya dia melihat Deni.

Setelah Ical berteriak, Deni menjawab makanannya ada di bawah, dan kejadian tersebut kurang lebih sekitar pukul 05.00 WIB.

Posisinya saat itu mereka sedang istirahat untuk makan, jangkar sudah diturunkan, namun dalam posisi pancing tetap dipasang.

Di lokasi tersebut, diakui Ical sebenarnya banyak terdapat nelayan, namun untuk posisi yang berdekatan adalah mereka bertiga.

Itulah terakhir kali Deni terlihat dan bertegur sapa dengan nelayan lainnya, kemudian selanjutnya mereka terpisah.

"Jadi kami hari itu berangkat hari Sabtu Pagi, pagi ya cari gurita sampai sore, kemudian malamnya mancing ikan, bisanya sampai pagi, baru kemudian pulang," ujar Ical.

Pada saat keberangkatan mereka ke laut untuk mencari ikan ini, kondisi cuaca terbilang cukup mendukung untuk melaut. 

Bahkan saat Subuh Ical dan Jurai terakhir melihat Deni, kondisi laut dalam keadaan bagus dan tidak berkabut.

"Biasanya kita itu tidak pulang kalau ada badai, atau kabut, biasanya itu kita cari tempat berteduh dulu. Tapi kemarin cuacanya kita bilang bagus," kata Ical.

Baca juga: Update Harga Emas di Bengkulu, Berapa Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini 18 Oktober 2022?

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved