Ibu Melahirkan di Jalan
Selain Jalan Rusak Parah, Akses ke Fasilitas Umum Juga Jauh Sebabkan Ibu di Kaur Melahirkan di Jalan
Begilah cerita pilu dan perjuangan yang harus dilakukan masyarakat Desa Tanjung Aur Kabupaten Kaur, jika selesai hujan.
Penulis: Ahmad Sendy Kurniawan Putra | Editor: M Arif Hidayat
Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra
TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - Peristiwa pilu yang dialami Haryani (26), seorang ibu di Kabupaten Kaur, Bengkulu yang melahirkan di tengah jalan lantaran jalan rusak harus jadi perhatian pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Kaur maupun Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Selain proses evakuasi dan persalinan yang dramatis, Haryani juga mengalami hal pilu lainnya, yakni bayi perempuan yang dilahirkannya meninggal dunia dua jam setelah persalinan tersebut.
Jalan rusak dan berlumpur, serta sulit dilalui apalagi setelah hujan turun sepertinya sudah jadi 'makanan' warga Desa Tanjung Aur, Kaur Bengkulu.
Pasalnya, rusaknya infrastruktur jalan yang jadi satu-satunya akses mereka sudah lama terjadi.
Peristiwa pilu yang dialami Haryani, bukanlah hal yang pertama kali. Sejumlah warga lain juga pernah merasakannya. Pasalnya, untuk mendapatkan fasilitas umum seperti kantor kecamatan hingga pelayanan kesehatan ke Puskesmas.
Warga harus menempuh jarak sejauh 10 kilometer. Itupun jika jalan yang rusak, berlubang dan berlumpur tadi kering.
Ketika turun hujan jalanan rusak tadi berlumpur dan harus menggunakan kendaraan khusus seperti mobil double gardan dan dimodifikasi serta ban sepeda motor menggunakan rantai.
Maka untuk keluar mendapatkan fasilitas umum tadi akan sangat sulit didapatkan.
Sementara pemerintah setempat, seperti belum melirik mengarahkan APBD nya ke lokasi ini.
Kapolsek Maje, Ipda Carles mengatakan, warga harus menempuh jarak sejauh 10 kilometer agar dapat keluar dan mencari fasilitas umum tadi.
"Iya perkiraan lebih kurang 10 kilometer jarak yang harus ditempuh, apalagi jika sudah hujan. Diperkirakan masyarakat harus menempuh jalan berjam-jam dengan menggunakan kendaraan tertentu," jelas Ipda Carles kepada TribunBengkulu.Com, Selasa (15/11/2022).
Terpisah Kepala Desa Tanjung Aur, Supriyadi menyampaikan hal senada. Pihaknya meminta kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu maupun Kabupaten Kaur untuk memperhatikan infrastruktur di wilayah mereka agar segera dilakukan pembangunan.
"Kami sangat berharap pemerintah segera memperhatikan kami. Hal ini bukan hanya sekali lagi terjadi, namun sudah sering terjadi. Dan pertimbangan, masyarakat di dalam lebih dari 100 kepala keluarga," kata Supriyadi.
Peristiwa pilu yang dialami Haryani melahirkan di tengah jalan dan dua jam kemudian bayi nya meninggal dunia menjadi sorotan banyak pihak.
Keluarga dan warga saat mengevakuasi Haryani menuju puskesmas terpaksa membawanya menggunakan kotak kayu yang kemudian dinaikkan ke atas motor.
Banyaknya hambatan tadi membuat Haryani tak tahan sehingga mengalami kontraksi dan melahirkan di tengah jalan dengan tanpa bantuan medis.
Meski berhasil melahirkan, namun dua jam kemudian bayi Haryani meninggal dunia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bengkulu/foto/bank/originals/Batyi.jpg)