Oknum Dokter RSHD Manna Tolak Pasien

Bupati Bengkulu Selatan akan Hapus Insentif, Geram Dokter Tolak Pasien, Begini Respon Kadis Dinkes

Beredar isu tidak sedap dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Hasannudin Damrah Manna, Kepala Dinas Kesehatan, Didi Ruslan, tidak mau berkomentar.

Ahmad Sendy Kurniawan Putra/TribunBengkulu.Com
Tangkapan layar video wawancara Kepala Dinkes Bengkulu Selatan Didi Ruslan. Didi enggan berkomentar soal rencana bupati menghapuskan insentif tenaga kesehatan RSHD Manna imbas ada dokter dilaporkan tolak pasien. 

Lantaran saat akan dilakukan pelayanan cuci darah, pasien yang diswab terlebih dulu sesuai prosedur pelayanan kesehatan di masa pandemi Covid-18 dinyatakan reaktif.

Hal itulah yang membuat Ma mempertanyakan SK resmi dirinya sebagai Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) kepada manajemen RSHD Manna.

Meskipun Ma mempertanyakan SK tersebut, namun pasien tetap dilakukan pengawasan dan pengobatan pada saat itu.

"Kalau saya tidak pernah menolak pasien cuci darah. Tetapi, saat akan dilakukan pelayanan cuci darah yang bersangkutan terpapar covid-19. SK secara resmi saya tidak ada, saya lantas mempertanyakan kepada pihak manajemen. Tetapi pasien tetap dilakukan pengawasn dan pengobatan kok waktu itu," beber Ma kepada TribunBengkulu.com, Selasa (6/12/2022).

Bahkan, Ma mempertanyakan kepada manajemen haknya menerima insentif tersebut. Namun jangankan menerima insentif, SK saja mereka tidak menerima setiap bulannya.

"Sampai saat ini kami belum menerima SK secara resmi untuk melakukan penangan covid-19 dari pihak manajemen. Padahal sudah berulang kali ditanya dan minta mana SK tersebut. Sampai saat ini, dari awal tahun 2022 hingga kini ada 176 orang pasien terpapar covid-19," ungkap Ma.

Menurutnya, jika tidak ada legalitas maka sama halnya dengan malpraktik. "Apakah salah menanyakan SK sebagai legalitas untuk menjalankan pekerjaan? tanya Ma.

Kronologi kejadian diceritakan Ma, pada saat itu Jumat (2/12/2022) malam, ada pasien masuk untuk melakukan cuci darah. Namun, sebelum dilakukan cuci darah pasien dilakukan pengecekan salah satunya covid-19. Saat dilakukan pengecekan yang bersangkutan reaktif covid-19.

Ma sebagai dokter penanggung jawab kembali mempertanyakan ke pihak manajemen. Tetapi tidak ada jawaban dari pihak manajemen terkait hal itu. Meskipun demikian, pasien tetap dilakukan perawatan sesuai dengan aturan.

Bahkan, pihak dokter dan perawat yang menangani pasien tersebut saat dilakukan pertemuan dengan Bupati Bengkulu Selatan Gusnan serta pihak manajemen, Ma sama sekali tidak dilibatkan atau sama saja tidak tahu persoalan tersebut.

Imbas Dokter Tolak Pasien, Insentif Dihapuskan

Insentif dokter di Bengkulu Selatan (BS) bakal dihapus. Hal ini dipicu lantaran adanya oknum dokter di RSHD Manna menolak pasien cuci darah.

Dikatakan Bupati Bengkulu Selatan Gusnan Mulyadi, penghapusan insentif dokter tidak serta merta dilakukan sepihak.

Ia akan melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan dinas terkait serta pimpinan daerah.

"Kalau dihapus sudah saya pastikan dihapus. Tetapi untuk kedepannya pasti ada gantinya. Tidak mungkin kita hilangkan sama sekali. Kita akan ubah pola pemberian saja," kata Gusnan kepada TribunBengkulu.com, Jumat pagi (2/12/2022).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved