Sidang Ferdy Sambo

Ferdy Sambo Minta Bharada E Sama-sama Bertanggung Jawab Usai Menembak Brigadir Yosua

Selain itu, Sambo juga meminta kepada Eliezer untuk tidak melibatkan mantan ajudannya, Ricky Rizal maupun Kuat Maruf dalam kasus ini.

Editor: Hendrik Budiman
Kompas TV
Terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J, Ferdy Sambo menegur Ahli Poligraf dari Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid saat persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J dengan agenda mendengarkan saksi ahli di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, pada Rabu (14/12/2022). 

''Mohon izin, untuk hasil plus berarti seorang terperiksa NDI (No Deception Indicated), tidak terindikasi berbohong,'' jelas Aji Fibriyanto.

''Minus, terindikasi berbohong,'' tambah Aji.

Hakim Ketua Wahyu Iman Sansoto kemudian meminta Putri Candrawathi untuk memberikan tanggapan terhadap keterangan Aji.

Dengan suara yang lemas, Putri Candrawathi menyebut saat dites poligraf ia diperiksa oleh dua orang pria, di ruangan tertutup.

"Untuk poligraf bapak aji, waktu itu saya diperiksa oleh dua orang pria, salah satunya Bapak Aji," kata Putri Candrawathi.

Putri Candrawathi lalu mengaku kala itu ia diminta untuk bercerita runtutan peristiwa dari tanggal 2 Juli hingga 8 Juli.

"Di ruangan kedap suara, dengan dua orang pria, saya diminta menjelaskan kejadian dari tanggal 2 sampai 8 Juli," kata Putri Candrawathi.

Lalu saat disuruh menceritakan kejadian di Magelang, pada 7 Juli, Putri Candrawathi tak sanggup.

Wanita yang mengaku menjadi korban pemerkosaan Brigadir J, berdalih tak sanggup menceritakan peristiwa tersebut.

Akan tetapi ia terus dipaksa.

Putri Candrawathi mulai menangis, saat pemeriksaan tersebut ia merasa sangat tertekan.

"Tanggal 7-nya saya berhenti, saya menyampaikan saya tidak sanggup, karena saya tidak mau menceritakan kekerasan tersebut," kata Putri Candrawathi dengan suara bergetar.

"Namun dikatan 'ibu harus ceritakan karena ibu sudah disini',"

"Saya menangis, karena di dalam ruangan itu ada dua orang pria, saya harus menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang saya alami tanpa ada psikolog atau wanita di dalam ruangan tersebut,"

"Saya hanya menangis, dan minta melanjutkan, saya melanjutkan karena takut diminta tidak kooperatif," imbuhnya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved