Heboh Video Kritik Kades

Oknum Kades yang Ancam Konten Kreator Bengkulu Apip Lentuy Merasa Bersalah dan Minta Maaf

Merasa bersalah telah memberikan ancaman kepada konten kreator Apip Lentuy, yang mengkritik perpanjangan jabatan Kepala Desa 9 Tahun.

Tangkapan Video Apip Lentuy
Tangkapan Video Apip Lentuy. Oknum Kades di Bengkulu Selatan yang sempat memberikan ancaman kepada konten kreator Apip Lentuy lantaran mengkritik perpanjangan jabatan Kepala Desa 9 Tahun akhirnya minta maaf. 

Meski begitu, point penting yang ingin kami garis bawahi adalah bahwa hari ini dan bukan tidak mungkin ke depannya, hak kita khususnya mengenai kebebasan ekspresi akan terus terancam.

Fenomena ini, jelas bukan hal yang bisa dianggap biasa saja. Hal ini butuh bersatu untuk mengawal hak berekspresi.

Soalnya bukan apa, ketika negara lain sudah tidak mempopulerkan lagi pasal-pasal pidana untuk kebebasan berekspresi di Indonesia justru makin kencang dan mengkhawatirkan.

''Kita mesti belajar dari Honduras, Argentina, Paraguay, Kosta Rika, Peru, Guatemala, Republik Afrika Tengah, Kroasia, Ghana, Uganda, Jordania, Moldovia, Ukraina, Australia, Meksiko, Macedonia, Nederland, Kamboja, Irlandia, dan Inggris, yang sudah menghapus pasal pidana yang termaktub di UU mereka yang berkaitan dengan kebebasan berekspresi,'' jelas Harry.

Konten Kreator Apip Lentuy Diancam Hingga Sepi JOB

Konten Kreator Bengkulu Apip Lentuy yang mengkritik masa perpanjangan jabatan Kades (kepala Desa) menjadi 9 tahun banyak mendapat ancaman usai videonya viral di media sosial.

Pria bernama asli Apip Nurahman itu banyak mendapat tekanan atau intimidasi dari pihak-pihak tertentu sebelum memenuhi tuntutan para Kepala Desa yang bereaksi atas video viralnya tersebut.

Sebelumnya Apip sendiri membuat kritikan atas tuntutan para kades yang meminta untuk perpanjangan masa jabatan 9 tahun itu melalui akun TikToknya @apipnurahman yang kemudian viral.

Dalam Konten tersebut Apip mengatakan bahwa tidak ada warga yang ingin masa jabatan Kades menjadi selama 9 tahun.

Atas konten itulah dirinya mendapat berbagai ancaman dan intimidasi yang mengatasnamakan seorang kades

"Saya dan keluarga sedikit merasa dirugikan. Terutama rasa cemas yang timbul setelah adanya pesan whatsapp dan telpon masuk yang mengancam saya mengatasnamakan seorang Kades," kata Apip kepada TribunBengkulu.com, Selasa (31/1/2023).

Menurut Apip, tidak hanya hal tersebut, bahkan job sebagai Master of Ceremony harus dibatalkan karena adanya intimidasi dari oknum Kepala Desa.

"Banyak saya dirugikan akibat hal ini. Salah satunya saya diminta sebagai pembawa acara, tetapi malah mendapat batalan dari yang punya hajatan. Dengan alasan oknum kades ditempat belum menerima akibat video sindiran yang saya dibuat. Saya jawab, iya sudah nggak apa-apa," ungkap Apip.

Sementara Apip mengakui, memang tekanan tersebut dirinya dapat sebelum memenuhi atau melontarkan permohonan maaf setelah videonya viral.

Akan tetapi, dirinya berharap dengan permohonan serta perkara ini sudah diselesaikan dengan cara musyawarah.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved