Paman Bunuh Keponakan

Keluarga Ungkap Pelaku Pembunuhan Keponakan di Seluma Dikenal Pendiam

MI (40) pelaku pembunuhan yang sekaligus paman korban dikenal warga sangat pendiam dan tidak suka bergaul dengan masyarakat.

Ahmad Sendy Kurniawan Putra/Tribunbengkulu.com
Kondisi rumah duka saat jenazah korban pembunuhan paman tiba dirumah duka di Desa Darat Sawah Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu, Jumat (14/4/2023). 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Ahmad Sendy Kurniawan Putra

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU SELATAN - MI (40) pelaku pembunuhan yang sekaligus paman korban dikenal warga sangat pendiam dan tidak suka bergaul dengan masyarakat.

Berbading terbalik, korban Dikin (35) justru lebih dikenal membaur dengan masyarakat dan lebih suka bercanda dengan tetangga.

"Sepengetahuan kami, pelaku pendiam memang orang seriusan tidak bsia diajak bercanda. Tetapi kalau korban suka sekali bercanda atau bergurau dengan tetangga," kata Eric salah satu keluarga korban kepada TribunBengkulu.com, Jumat (14/4/2023).

Baca juga: Tinggal Berdekatan, Keluarga Paman yang Bunuh Keponakan di Bengkulu Diungsikan Sebelum Jenazah Tiba

Menurut Eric, walau suka bercanda korban juga lebih cepat tersinggung dengan pembicaraan orang, tetapi cepat membaik.

"Midah juga tesinggung dengan orang sih (korban,red). Tetapi, dia muda juga membaik. Karena tidak mudah ambil hati orangnya atau dendam," ungkap Eric.

Sementara itu, keluarga korban banyak menucapkan maaf yang sangat besar kepada kerabat dan tetangga Desa jika korban memiliki kesalaham yang sengata atu tidak. Dan jika masih ada hutang atau hal lain yang ditinggalkan oleh korban, harap segera hubungi pihak keluarga.

Korban Sempat Telpon Ibu Sebelum Dibunuh

Kematian Dinki (35) warga Desa Darat Sawah Kecamatan Seginim Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.

Dinki (35) menjadi korban pembunuhan. Pelakunya inisial MI (40) warga satu desa dengan korban yang juga merupakan paman korban yang terjadi di salah satu perkebunan di Seluma.

Tak hanya masih mempunyai hubungan keluarga, rumah keduanya di Desa Darat Sawah Kabupaten Bengkulu Selatan juga ternyata tak berjauhan.

Dinki mengalami luka tusuk dan meninggal dunia setelah berkelahi dengan pamannya di perkebunan Pekan Karet Desa Dusun Tengah, Kecamatan Lubuk Sandi, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.

Diungkapkan Eric keluarga korban, Dinki sebelum dikabarkan tewas sempat berkomunikasi dengan sang ibu lewat telepon.

Dinki menanyakan kabar sang ibu yang sedang sakit dan menyampaikan jika ia dan sang istri belum bisa mudik ke Bengkulu Selatan untuk berkumpul dengan keluarga saat lebaran.

"Lama korban komunikasi dengan orang tua (Ibu,red). Pertama dia (korban,red) menanyakan bagaimana kondisi ibunya yang sedang sakit. Kemudian mengatakan belum bisa pulang pada saat lebaran nanti," kata Eric kakak korban kepada TribunBengkulu.com, Jumat (14/4/2023).

Bahkan, pihak keluarga tidak menyangka bahwa komunikasi yang dilakukan tersebut merupakan komunikasi terakhir korban bersama keluarga.

"Sangat tidak disangka korban akan meninggal dibunuh, apalagi telepon atau komunikasi Kamis (13/4/2023) malam itu adalah yang terakhir," ungkap Kakak Korban.

Ditambahkan Eric, korban sudah lama memiliki kebun dan tinggal di sana. Hal tersebut memang turun temurun dari garis sang ayah yang sudah mencari nafkah dengan cara berkebun di Kabupaten Seluma.

"Sudah lama, kalau 8 tahun mungkin sudah lebih (berkebun di Seluma). Karena di sanalah tempat mencari nafkah. Kebun sendiri, memang turun temurun diwariskan oleh orang tua lalu mereka mengembangkan dengan sedikit-dikit membeli lahan di sana," jelas Eric.

Motif Gara-gara Minyak

Motif paman tega membunuh keponakan itu hanya karena titipan minyak bensin korban tak dibawa oleh Mi.

Tahirman (45) tetangga kebun korban mengatakan, terjadinya insiden ini berawal dari korban yang mendatangi pelaku di kebunnya.

Korban menanyakan titipan minyak bensin yang dititipkan pada pelaku, namun titipan minyak bensin tersebut tidak dibawa oleh pamannya tersebut.

"Kesal inilah korban marah pada pelaku ini. Sehingga terjadi cek cok mulut antara korban dan pelaku," terang Tahirman, kepada TribunBengkulu.com, Jumat (14/4/2023).

Cekcok mulut keduanya ini kata Tahirman, akhirnya berujung perkelahian di kebun pelaku tersebut.

Saat berkelahi tersebut, korban semakin emosi dan kesal, sehingga korban mengeluarkan pisau untuk membacok pelaku.

"Pisau yang melukai dan membunuh korban itu adalah pisau milik korban sendiri. Bukan milik pelaku," kata Tahirman.

Saat berkelahi ini tambah Tahirman, keduanya sama-sama sudah tersulut emosi.

Namun naas bagi korban, dirinya berhasil ditikam oleh pelaku dengan pisau miliknya sendiri yang berhasil direbut dari korban.

"Saat kami temukan pisau itu masih menancap di punggung korban. Istrinya sendiri yang melepaskan pisau tersebut," sampai Tahirman.

Setelah pisau dilepaskan, barulah warga mengevakuasi jasad korban. Dengan ditandu, jasad korban dibawa oleh warga ke Pekan Karet tempat penjemputan yang ditempuh selama 3 jam jalan kaki.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved