RSKJ Soeprapto Bengkulu

RSKJ Bengkulu Beri Penyuluhan Terkait Terapi Sensori Integrasi untuk Tumbuh Kembang Anak

RSKJ Bengkulu Beri Penyuluhan Terkait Terapi Sensori Integrasi Untuk Tumbuh Kembang Anak

|
Penulis: Beta Misutra | Editor: Yunike Karolina
Beta Misutra/TribunBengkulu.com
RSKJ Soeprapto Bengkulu, Senin (12/6/2023) menggelar penyuluhan terkait dengan terapi sensori integrasi untuk tumbuh kembang anak. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, Beta Misutra 

TRIBUNBENGKULU.COM, BENGKULU - Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Bengkulu, Senin (12/6/2023) menggelar penyuluhan terkait dengan terapi sensori integrasi untuk tumbuh kembang anak.

Mulai dari pengertian sensori integrasi, kapan seseorang memerlukan terapi sensori integrasi, serta tujuan dari terapi sensori integrasi.

Kegiatan penyuluhan, dilaksanakan oleh petugas dari Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas), yang berkoordinasi dengan unit-unit yang ada di RSKJ, dalam program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

Dengan pemateri, Rena Paramitha yang merupakan Terapis Okupasi di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.

Untuk peserta dalam penyuluhan tersebut ada puluhan peserta yang merupakan petugas, pasien, keluarga pasien dan masyarakat yang datang ke Poli Rawat Jalan RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.

Dijelaskan Terapis Okupasi di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu, sensori integrasi adalah kemampuan tubuh dan otak untuk mengenali, memproses, dan mengatur informasi sensori alias indrawi.

Baik melalui sentuhan, gerakan, kesadaran tubuh, penglihatan, suara, bau, rasa, dan tarikan gravitasi.

Ada beberapa gejala yang dialami, ketika seseorang memerlukan terapi sensori integrasi.

Pertama fokus mudah teralihkan, tidak bisa diam atau enggan diajak melakukan aktivitas, sering mengambil risiko (Impulsif).

Ceroboh atau rentan mengalami kecelakaan, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, enggan ada perubahan pada rutinitas sekecil apapun.

Berjalan jinjit, tidak suka berjalan tanpa alas kaki, tidak suka kotor/ jijik, gangguan keseimbangan seperti berjalan sering menabrak sesuatu atau sempoyongan.

Takut ketinggian dan benda bergerak seperti naik ayunan, naik turun tangga, dan naik kendaraan.

Terapi sensori integrasi bertujuan membuat anak dapat memperbaiki dan mengembangkan respon yang tepat dan spontan, terhadap pengalaman lingkungan, sehingga fungsinya dalam kehidupan sehari-hari meningkat.

"Sensori integrasi mendukung perkembangan fisik, sosial, dan emosional anak. Pemberian terapi sensori integrasi akan mempengaruhi perhatian, koordinasi, partisipasi sosial, dan perilakunya sehingga ada perbaikan kualitas hidup di rumah, sekolah, dan komunitas yang lebih luas," ungkap Rena, Senin (12/6/2023).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved