Kontroversi Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Hanya Acungkan Jempol saat Tiba di Bareskrim Polri

Sambil acungkan jempol hingga lemparkan senyum, Panji Gumilang tiba di Bareskrim Polri.

Editor: Hendrik Budiman
Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang tiba di Bareskrim Polri untuk diperiksa terkait kasus dugaan penistaan agama, Senin (3/7/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Sambil acungkan jempol hingga lemparkan senyum, Panji Gumilang tiba di Bareskrim Polri.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun mendatangi Bareskrim Polri untuk diperiksa terkait kasus dugaan penistaan agama, pada Senin (3/7/2023)

Panji Gumilang tampak didampingi sejumlah orang saat masuk ke gedung Bareskrim Polri sekitar pukul 13.50 WIB.

Sejumlah pendamping Panji Gumilang yang mencoba menghalangi awak media yang akan mengambil gambar dan mewawancarai Panji.

Panji sendiri datang dengan menggunakan kemeja berwarna biru dengan peci hitam tak berkata sepatah kata pun.

Dia hanya mengangkat kedua jempolnya ke arah awak media yang sudah menunggu kedatangannya.

Diperiksa Bareskrim Polri Imbas Kontroversi

Bareskrim Polri akan memeriksa Panji Gumilang pada Senin (3/7/2023) besok.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, akan dimintai keterangan oleh kepolisian.

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto mengatakan, Panji bakal diklarifikasi dalam kapasitasnya sebagai saksi terlapor.

"Terkait kasus Al Zaytun kemungkinan hari Senin akan dipanggil klarifikasi," ujarnya kepada wartawan, Jumat (30/6/2023).

Baca juga: Kegiatan Belajar di Ponpes Al Zaytun saat Kontroversi Panji Gumilang, Mahfud MD: Terus Berjalan

Direktorat Tindak Pidana Umum, kata Agus, akan langsung melakukan gelar perkara pada Selasa, keesokan harinya.

Menurut Agus, gelar perkara bakal dilakukan untuk menentukan ada tidaknya unsur pidana di polemik Ponpes Al Zaytun.

"Mudah-mudahan dari hasil gelar perkara tersebut, apakah perkara bisa naik ke penyidikan atau tidak, mudah-mudahan nanti diputuskan hari Selasa," tuturnya.

Panji Gumilang Tak Terima Ponpes Al Zaytun Dikatakan Sesat

Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang membuat pernyataan terbuka terkait deretan kontroversinya yang saat ini tengah jadi sorotan.

Pernyataan itu disampaikan Panji Gumilang usai Mentri koordinator dan Politik Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menggelar konferensi pers bersama Gubernur Jawa barat, Ridwan Kamil pada Sabtu (24/6/2023) lalu.

Melalui tayang di kanal YouTube @AlZaytunOfficial, Panji Gumilang mengatakan apa yang dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap dirinya dan Ponpes Al Zaytun tidak mencerminkan akhlak Islam.

"Majelis ulama telah memvonis (Al-Zaytun sesat) sebelum tabayyun. Setelah memvonis baru lakukan tabayyun. Ini justru keluar dari akhlak Islam dan itu bukan kelakuan umat Islam. Umat Islam itu tabayyun dahulu baru mengatakan sesuatu," ungkapnya dikutip dari Tribunjabar, Senin (26/6/2023).

Lebih lanjut, Panji Gumilang juga memberikan klarifikasi terkait penyimpangan yang diduga terjadi di Ponpes Al Zaytun.

Panji lantas menceritakan situasi saat dirinya menghadiri undangan Tim Investigasi di Gedung Sate Kota Bandung, Jawa Barat pada Jumat (23/6/2023) lalu.

Ia mengungkapkan sebenarnya dia bisa saja memberikan jawaban saat itu juga, tetapi agar Tim Investigasi mendapat informasi yang lengkap, Panji pun mengundang mereka untuk datang ke ponpes Al Zaytun Al Zaytun.

"Dan itu disepakati. Bersama sepakat, sampai tiga kali ngetuk meja tanda sepakat," ujarnya.

Oleh sbab itu, Panji mengatakan jika posisi mereka saat ini adalah menunggu tim ivestigasi ai Al Zaytun untuk bertabayun.

"Jadi salah kalau ada orang mengatakan Abdussalam, Panji Gumilang tak bersedia menjawab. Itu salah. Mungkin mendapatkan informasi sesat khususnya dari Majelis Ulama. Majelis Ulama ini sudah menanam kebencian terhadap Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang dan Al-Zaytun," ujarnya.

Bantah Terlibat dengan NII

Sementara itu, Panji Gumilang juga secara tegas membantah soal dugaan keterlibatannya dalam Negara Islam Indonesia (NII) KW 9.

Dikatakan Panji, urusan NII ini sudah selesai. Pimpinannya sudah menginstruksikan kepada warganya untuk kembali ke Ibu Pertiwi. Ibu Pertiwi itu, ujar Panji, adalah NKRI, yang memiliki dasar Pancasila, dan UUD 1945.

Dalam kesempatan yang sama Panji Gumilang mengatakan mengatakan, dalam bahasa Arab ada sebuah ungkapan, yang artinya, siapa yang mencintai sesuatu, sering mengungkapkan nama itu. Menurutnya, selama ini yang sering menyebut nama NII/KW 9 itu bukan dirinya atau Al-Zaytun.

"Yang mengungkapkan nama itu adalah MUI dan orang-orang yang mendukungnya," ujar Panji.

"Justru yang ada teroris itu di Majelis Ulama," ujarnya.

Panji meminta masyarakat untuk tidak tertipu. "Jangan-jangan ini yang mau mendirikan NII lagi. NII sudah selesai," ujarnya.

Mengenai tanah yang dipergunakan oleh Al-Zaytun, Panji juga mengklaim bahwa hal itu juga sudah selesai. Menurutnya, tanah di Al-Zaytun bersertifikat.

"Saya berpesan, Bangsa Indonesia seluruhnya, jangan terprovokasi oleh sikap Majelis Ulama yang tidak berakhlak menuduh orang baru ber-tabayyun," ujar Panji.

Panji juga berpesan agar jangan merasa pintar di negara pancasila ini.

"Kembalikan semua ke Pancasila. Jangan ke Majelis Ulama. Penghasut! Ciri-ciri penghasut menghukumi baru tabayyun," ujarnya.

Terakhir Panji mengaku sangat menunggu tim investigasi bentukan Ridwan Kamil untuk segera bertabayyun ke Mahad Al-Zaytun seperti yang telah disepakati.

"Kami sudah siap," ujarnya.

Hingga semalam belum belum ada pernyataan resmi MUI terkait pernyataan Panji Gumilang. Ketua MUI Jabar, Prof. Dr. Kh. Rahmat Syafei Lc MA, tak bersedia menjawab saat dimintai tanggapannya. Ia hanya menjawab bahwa saat ini dirinya sedang berada di Makkah.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved