Info Haji 2023

Sosok Muhammad Jemaah Haji asal Rejang Lebong yang Meninggal Dunia di Makkah, Dikenal Penyayang

H Muhammad Sidik (72), jemaah haji asal Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu meninggal dunia di Makkah, Arab Saudi, pada Sabtu (15/7) pagi.

Editor: Yunike Karolina
HO TribunBengkulu.com
Jemaah haji asal Rejang Lebong meninggal dunia di Makkah. Foto terakhir H Muhammad Sidik bersama keluarga sebelum berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. 

Laporan Reporter TribunBengkulu.com, M. Rizki Wahyudi 

TRIBUNBENGKULU.COM, REJANG LEBONG - H Muhammad Sidik (72), jemaah haji asal Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu meninggal dunia di Makkah, Arab Saudi, pada Sabtu (15/7) pagi. 

Almarhum meninggal dunia pada umur 63 tahun dan diketahui merupakan jemaah haji asal kloter 17 embarkasi Padang. 

Semasa hidup, almarhum merupakan ketua Rukun Tetangga (RT) di RT 1 RW 3 Jalan Sapta Marga Kelurahan Talang Rimbo Lama Curup Tengah. Dikenal ramah, penyayang dan selalu menolong sesama semasa hidupnya.

Muhammad Sidik meninggalkan 3 orang anak dan 5 orang cucu. 

“Bapak tidak banyak ulah, tidak banyak omong, ramah bahkan kalau ada orang yang minta tolong itu sangat cepat respon,” ungkap Marleni, anak dari Muhammad Sidik.

Marleni menjelaskan, almarhum ini mendaftar ibadah haji pada bulan Januari 2013 lalu bersama sang istri yakni Endarwati.

Namun sang ibu meninggal dunia pada bulan Mei 2018 lalu. Yang mana biaya ibadah haji itu sendiri merupakan hasil tabungan Muhammad dan sang istri saat masih aktif bekerja sebagai petani.

“Daftarnya itu pada tahun 2013 lalu sama ibuk, tapi ibuk meninggal tahun 2018 jadi bapak berangkat sendirian,” cerita Marleni.

Sosok Jemaah RL Meninggal167
Foto terakhir H Muhammad Sidik bersama keluarga sebelum berangkat ke tanah suci menunaikan ibadah haji.

Sebelum berangkat, Marleni dan anak Muhammad lainnya sudah memiliki firasat, yang mana Muhammad diketahui memiliki riwayat kesehatan yakni diabetes tipe 2 dan kolestrol yang sudah tinggi.

“Tapi bapak sangat semangat sekali waktu berangkat, bahkan di sana terus berkomunikasi dengan kita dengan mengatakan bahwa bapak merasa tambah sehat, begitu juga teman-temannya saat menyampaikan, mungkin sudah takdirnya juga meninggal di sana,” jelas Marleni.

Leni menceritakan jika sejak kecil sampai besar tidak marah pernah melihat sang ayah marah. Menurutnya, ayahnya ini sangat sayang dengan keluarganya terutama kepada cucunya.

“Sangking sayangnya, kata temennya itu bapak sudah beli banyak oleh-oleh untuk cucung-cucungnya yang di sini,” kata Marleni.

Marleni mengungkapkan, betapa syoknya keluarga saat diberikan kabar jika sang ayah tiba-tiba dirawat karena sakit parah.

Bahkan saat kondisi almarhum semakin buruk, keluarga yang ada di Rejang Lebong menggelar doa yasin bersama di rumahnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved