Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Kedua Ibu Bayi Tertukar di Bogor Resmi Berdamai, RS Sentosa Masih Tetap Dipolisikan

Siti Mauliah dan Dian, kedua ibu bayi tertukar resmi melakukan retorative justice atau mediasi secara damai.

Kolase TribunBengkulu.com dan TribunBogor.com
Kolase foto Siti dan Dian beserta anak-anaknya. Siti Mauliah dan Dian, kedua ibu bayi tertukar resmi melakukan retorative justice atau mediasi secara damai, namun laporan polisi untuk RS Sentosa tetap berlanjut. 

Sebelumnya hasil tes DNA Siti dan Dian kahirnya diumumkan dan dinyakan jika anak mereka tertukar.

Kendati demikian, meski sudah mengetahui jika anak mereka tertukar, hingga saat ini anak mereka belum dikembalikan oleh ibu kandung masing-masing.

Ternyata untuk mengembalikan anak ke ibu kandung masing-masing, mereka harus menjalani prosedur.

Hal ini diungkan oleh Kasatreskrim Polres Bogor Kota, AKP Yohanes Redhoi Sigiroi.

Menurut Yohanes untuk proses pertukaran bayi Siti dan Dian akan dilakukan dengan bantuan instansi terkait.

Adapun proses maksimal pertukaran bayi ke masing-masing ibu kandung dilakukan maksimal enam bulan.

"Proses pertukaran bayi dibantu instansi terkait yang memang kredibel di dalam bidang tersebut. Pengembalian bayi kepada masing-masing orangtua biologis mereka dilakukan cara metode secara bertahap selama enam bulan," ujar Kasatreskrim Polres Bogor Kota AKP Yohanes Redhoi Sigiro dilansir dari Youtube TvOnenews.

Kendati demikian, ternyata Dian dan Siti memiliki kesepakatan tersendiri.

Sehingga pernyataan dari pihak kepolisian harus melakukan proses secara bertahap selama enam bulan tidak jadi dilakuakn.

Hal ini karena pihak Dian dan Siti kompak untuk melakukan pengembalian bayi mereka dalam kurun waktu satu bulan.

"Namun disepakati ibu SM dan ibu DP bahwa mereka ingin lebih intens dalam rangka mempercepat penyesuaian masa pengembalian anak-anak biologis mereka. Jadi disepakati waktunya satu bulan dua hari," ucap AKP Yohanes Redhoi Sigiro.

Atas kebenaran yang selama ini dipertanyakan Siti soal sang anak yang tertukar akhirnya terungkap Siti mengaku lega.

"Udah lega, sampai setahun lamanya menunggu kabar, si buah hati saya sekarang sudah ketemu, sangat lega dan senang juga," kata Siti Mauliah.

Meski telah dinyatakan jika bayi mereka tertukar kedepannya Siti dan Dian akan menjaga silaturahmi demi anak-anak mereka.

"Saya ke depannya menjalin persaudaraan, silaturahmi juga demi masa depan anak-anak. Kita ke depannya harus mengasuh anak kita bareng-bareng," ujar Siti Mauliah.

Siti juga mengatakan baik Siti maupun Dian harus melakukan adaptasi terlebih dahulu dengan anak mereka.

Jika keduanya sudah benar-benar dekat, maka keduanya akan saling bertukar.

"Bayi belum bertukar, masih beradaptasi dulu, butuh waktu untuk pendekatan satu sama lain,"Itu tergantung si bayi sama si ibu, benar-benar sudah dekat atau belum, keinginan saya juga bisa tetap memantau beliau (bayi yang tertukar), biar bagaimanapun dia kan anak saya," jelas Siti Mauliah.

Sebelumnya Dian dan Siti telah melakukan tes DNA dan hasilnya ternyata memang benar dugaan Siti selama ini bahwa bayi mereka tertukar.

"99,99 persen bayi tersebut tertukar. Dan sebelum kami umumkan kepada media, kedua belah pihak telah bersepakat untuk menyelesaikan semua permasalahan di antara mereka secara kekeluargaan," ungkap Kasatreskrim Polres Bogor Kota, AKP Yohanes Redhoi Sigiro.

Pengakuan RS Sentosa

Pihak Rumah Sakit Sentosa, akhirnya buka suara terkait bayi di Bogor yang tertukar.

Sebelumnya, bayi tertukar di Bogor memang sempat mencuri perhatian warganet.

Pasalnya Siti Mauliah baru membagikan kisahnya karena merasa sang anak yang selama ini dirawatnya selama setahun bukanlah anak kandungnya.

Bahkan perjuangan Siti untuk menemui anak kandungnya yang ketika itu bersama Dian akhirnya membuahkan hasil.

Usai menjalani tes DNA, akhirnya firasat Siti selama ini benar jika memang bayinya tertukar dengan Dian.

Terbaru, pihak rumah sakit Sentosa akhirnya buka suara dan menjelaskan penyebab bayi tertukar di Bogor ini.

Penyebab bayi tertukar di Bogor ini diungkapkan oleh Direktur Rs Sentosa drg. Margaretha Kurnia.

Margaretha mengatakan penyebab bayi tertukar di Bogor ini pure kesalahan dari perawat.

Dalam penanganan persalinan perawat tidak melakukan dengan teliti, hingga akhirnya membuat anak dari Siti dan Dian tertukar.

"Terjadi karena karena ada ketidakhati-hatian dalam petugas kami melaksanakan prosedur yang sudah ada," kata Margaretha dilansir dari TribunBogor.com

Kasus bayi tertukar di Rs Sentosa, membuat Margaretha mneyesali dan mengaku sedih telah terjadi hal ini karena pihaknya.

"Kami sangat menyesali, saya sebagai pimpinan juga sedih hal ini terjadi di rumah sakit pada kedua ibu," katanya.

Margaretha menjelaskan jika penyebab bayi tertukar di Bogor itu karena perawat yang tidak teliti saat pasien dipulangkan.

"Dalam proses yang ada ketidakhati-hatian itu di dalam proses identifikasi saat bayi pulang," katanya.

Menurutnya perawat melakukan tahapan identifikasi secara tidak hati-hati dan tidak teliti sehingga menjadi penyebab utama bayi tertukar di Bogor.

"Ada proses yang harusnya dilakukan, tapi ada ketidakhati-hatian dalam proses identifikasi bayi," ungkapnya.

Usai kasus ini mencuat, Margaretha mengatakan perawat yang terlibat dalam kasus ini telah diberi sanksi sesuai dengan peraturan rumah sakit.

"Kami sudah memberi sanksi sesuai aturan rumah sakit, itu dapat berkembang sesuai berkembangnya kasus ini," katanya

Adapun perawat dan bidan yang terlibat dalam kasus ini yakni 10 perawat diberi SP1, sedangkan 5 lainnya dinonaktifkan.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved