Oknum TNI Aniaya Pemuda Hingga Tewas

Penjelasan Danpaspampres Terkait Tewasnya Pemuda di Aceh yang Diduga Dilakukan Oknum Paspampres

Komandan Paspampres Mayjen Rafael Granada Baay memberi tanggapan soal pembunuhan pemuda di Aceh

|
Penulis: Yuni Astuti | Editor: Kartika Aditia
Kolase TribunBengkulu.com dan Kompas.com
Kolase foto Danpaspampres Mayjen Rafael Granada Baay. Tanggapan Danpaspampres Soal Pembunuhan Pemuda di Aceh yang Dilakukan Oknum Paspampres 

"Butuh tim kuasa hukum di Aceh utk gabung dgn Tim Hotman911! Agar dm Hotman," tulis caption @hotmanparisofficial.

Unggahan Hotman Paris ini turut membuat netizen turut berkomentar.

"Ko di akun berita lain kaya ditahan ya informasinya. Baru Bang Hotman yg keliatan. Kalo di twitter udah rame. Bersatu lah warga aceh. Kalo hasilnya tetap seperti sambo, bergeraklah," tulis akun @_r.**k.

"Nyawa balas dengan nyawa," tulis akun @mars_m**sel7.

"Kl kelakuan oknum Paspampres kayak begitu, mlh jd ingat oknum resimen cakrabirawa era PKI dulu... Seram dan kejam!!!!," tulis akun @b**da.angga17.

Sebelumnya, Imam Masykur (25), seorang pemuda asal Gandapura, Bireuen, Aceh menghembuskan napas terakhir diduga disiksa oleh oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat berada di Jakarta.

Oknum Paspampres diduga berinisial Praka RM dkk (dua orang) itu tega menghabisi nyawa Masykur dengan luka bekas penyiksaan.

Terduga pelaku bahkan meminta uang sebanyak Rp 50 juta ke Masykur sebelum dibunuh.

Keluarga Syok

Imam Masykur (25) warga Desa Mon Keulayu Gandapura, Bireuen, Aceh yang diduga tewas dianiaya oknum Paspampres merupakan anak kedua dari empat bersaudara pasangan Masykur (57) dan Fauziah (47) .

Diketahui, Imam Masykur baru setahun ke Jakarta mencari kerja dan tinggal bersama keluarga sepupu, Said Sulaiman.

Musibah yang dialami Imam berupa penyiksaan hingga meninggal dunia.

Hal itu pun sangat mengejutkan kedua orang tuanya, sebab sebelum kejadian tersebut anaknya sempat meminta dikirimi uang Rp 50 juta.

Ditemui Serambinews.com, di rumah duka Desa Mon Keulayu, kedua orang tuanya terlihat syok, hanya duduk termenung dan sedih, beberapa warga juga masih di rumah duka.

Kursi plastik yang digunakan untuk warga yang ingin takziah pun masih berada di depan rumah duka.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved