Kisah Bayi Tertukar di Bogor

Bakal Lapor Polisi, Ini Alasan Ibu Bayi Tertukar di Bogor Tak Mau Damai dengan Pihak RS Sentosa

Alasan ibu bayi yang tertukar di Bogor enggan damai dengan pihak rumah sakit Sentosa dan bakal lapor polisi.

Penulis: Yuni Astuti | Editor: Kartika Aditia
Kolase TribunBengkulu.com dan TribunBogor.com
Kolase foto Dian dan Siti serta Direktur RS Sentosa Bogor drg. Margaretha Kurnia. Alasan Ibu Bayi Tertukar di Bogor Tak Mau Damai dengan Pihak Rumah Sakit Sentosa Tetap Lapor Polisi 

TRIBUNBENGKULU.COM - Alasan ibu bayi yang tertukar di Bogor enggan damai dengan pihak rumah sakit Sentosa dan bakal lapor polisi.

Usai melakukan mediasi antara pihak korban ibu bayi yang tertukar di Bogor dengan pihak rumah sakit sentosa, di Mako Polres Bogor, Rabu (30/8/2023) ternyata hasilnya tidak mendapatkan kesepakatan.

Diketahui mediasi ini memakan waktu 1 jam 30 menit untuk menyelesaikan permasalahan bayi tertukar.

"Hasil mediasinya terakhir tadi masih belum menemui kesepakatan," kata Binsar Aritonang, kuasa hukum Ibu D dilansir dari TribunnewsBogor.com, kamis (31/8/2023)

Meski pihak korban sudah memafkan kesalahan pihak rumah sakit hingga mengakibatkan bayi tertukar, Binsar mengatakan upaya hukum akan terus dilanjutkan.

"Namun kami juga akan menempuh sesegera mungkin, akan menempuh upaya-upaya hukum terkait kejadian yang terjadi yang mana kami Ibu Siti Mauliah dan Ibu D sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

Dalam waktu dekat pihaknya serta kedua korban akan sesegar mungkin membuat laporkan polisi terkait kelalaian yang dilakukan rumah sakit Sentosa.

"Pasti (laporan polisi), kami juga gak berlarut-larut gitu. Untuk terjadinya perdamaian atau mediasi kan tidak perlu menunggu itu juga terlalu lama gitu kan, karena kami di sini juga harus bertanggung jawab terhadap klien kami juga, upaya apa yang akan kami lakukan. Dimana klien kami juga sepakat kita akan melakukan upaya hukum," ungkap Binsar Aritonang.

Dalam mediasi yang dilakukan antara kedua korban dan pihak rumah sakit, pihak rumah sakit menawarkan berbagai upaya untuk perdamaian anatara kedua belah pihak.

Kendati demikian penawaran yang diberikan oleh pihak rumah sakit ditolak baik dengan Siti maupun Dian sebagai korban.

"Penawaran-penawaran tersebut saya rasa belum bisa menggantikan kerugian yang korban alami," kata Binsar Aritonang.

Adapun penawaran yang diberikan oleh pihak rumah sakit yakni beasiswa hingga SMA sampai dengan akses kesehatan serta kompensasi.

Kendati demikian, apa yang dialami korban dengan penawaran yang diberikan pihak rumah sakit tidak bisa mengganti kerugian yang dialami korban selama ini.

"Karena kan terkait beasiswa dan kesehatan sudah ditangani negara, dalam artian kesehatan ada BPJS dan di Bogor pun menjamin untuk pendidikan. Jadi bukannya kami menolak terkait itu, tapi saya rasa ada hal-hal lain yang perlu diselesaikan dimana kami sebagai korban," kata Binsar Aritonang.

Dian dan Hartono Lakukan Promil

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved