Oknum Guru dan Orang Tua 8 Siswa yang Rambutnya Dicukur Setengah Botak Akhirnya Berdamai

TRIBUNBENGKULU.COM - Oknum guru yang cukur rambut 8 orang murid setengah botak kini berakhir damai.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pendidijan, Kepemudaan dan Olahraga Pemkab Samosir, Jhonson Gultom.

Jhonson mengatakan jika pihaknya telah menangani kasus ini.

Seperti diketahui oknum guru di Samosir berinisial TM (41) mencukur rambut 8 orang muridnya, salah satunya JS (13).

"Permasalahan ini sudah selesai. Tadi kedua belah pihak telah kita mediasi untuk berdamai. Kita juga sudah melakukan klarifikasi dan membuat surat peringatan kepada TM. Dan, TM sendiri juga sudah memberikan surat permintaan maaf diatas materai kepada orangtua korban dan kepada muridnya," ujar Jhonson dilansir dari TribunMedan.com.

Jhonson juga mengatakan jika perbuatan TM adalah perbuatan yang kurang baik.

"Saya sendiri tidak setuju atas hal itu, karena sangat berpotensi dapat ejekan dari teman di sekolahnya, sehingga mental si anak tersebut jadi terganggu," katanya.

Baca juga: Kronologi Oknum Polisi Diduga Mabuk Hingga Bakar Baliho Ganjar Pranowo di Buton Tengah

Sementara itu, Teksin Simbolon Kepala Sekolah SMPN 1 Sianjur Mula-mula buka suara terkait dengan kasus yang menimpa murid dan gurunya tersebut.

"Kami dari pihak sekolah sudah minta maaf kepada orang tua korban dan juga dari keluarga sudah menerima maaf kami. Yang jelas, kami juga tidak setuju atas tindakan yang dilakukan TM," ujar Teksin.

Sang Murid Malu ke Sekolah

Usai oknum guru melakukan pencukuran setengah botak kepada muridnya di SMPN 1 Sianjur Mulamula, salah satu orang tua dari murid mengaku jika sang anak malu ke sekolah dengan rambut setengah botak.

Ibu kandung JS, Boru Manalu (43) mengutarakan kekecewaanya terhadap guru yang membuat kepala anaknya botak setengah.

"Saya selaku orang tua sangat marah dan kesal atas tindakan oknum guru itu. Karena sudah merusak mental anak saya," ungkap Boru Manalu (43), ibu kandung JS, Selasa (5/9/2023).

Dijelaskan bahwa anaknya jadi enggan dan merasa malu untuk pergi ke sekolah.

"Anak saya menangis saat pulang dari sekolah. Saya terkejut melihat rambutnya dipotong seperti itu. Besok paginya, saya terpaksa harus mengantarkan anak saya ke sekolah. Karena dia sudah merasa malu," kata Boru Manalu