Oknum TNI Aniaya Pemuda Hingga Tewas

Misteri Sosok Bos Oknum Paspampres Penganiaya Imam Masykur Pemuda Aceh Hingga Tewas

Bahkan belum lama ini Hotman Paris Hutapea mengungkap sejumlah hal tak terduga dalam kasus yang melibatkan tiga oknum TNI berinisial Praka HS

Editor: Kartika Aditia
Kompas.com
Kolase Praka RM dan Imam Masykur. Misteri Sosok Bos Oknum Paspampres Penganiaya Imam Masykur Pemuda Aceh Hingga Tewas 

TRIBUNBENGKULU.COM - Kasus pembunuhan pemuda Aceh Imam Masykur memasuki babak baru.

Bahkan belum lama ini Hotman Paris Hutapea mengungkap sejumlah hal tak terduga dalam kasus yang melibatkan tiga oknum TNI berinisial Praka HS, Praka J, dan Praka RM.

Menurut Hotman paris, ketiga oknum TNI tersebut dikendalikan oleh sesorang yang disebut-sebut sebagai Bos.

Oknum-oknum ini diduga sengaja datang ke penjual obat jenis G, lalu memeras dan memukuli penjualnya, sama seperti yang dialami oleh Imam.

Pengacara kondang itu mengatakan jika kegiatan pemerasan tersebut sudah lama dilakukan.

"Jadi diduga ada bosnya lagi di atas, katanya bosnya pengusaha. Jadi kejadian sudah berlangsung lama," ucap Hotman dilansir dari Kompas.com, Kamis (28/9/2023)

Lebih lanjut, Hotman menjelaskan jika informasi yang diterimanya tersebut diterima dari masyarakat yang mengadu ke firma hukumnya, yaitu Hotman 911.

Baca juga: Nasib Aiptu US, Oknum Polisi Minta Uang ke Korban Begal di Bandung, Kini Ditahan di Tempat Khusus

Adapun Bos yang dimaksut tersebut merupakan seorang pengusaha swasta dan bukan dari latar belakang militer.

"Seorang pengusaha oknum swasta bukan dari militer, ini dia lah yang mengkoordinir ini," jelas Hotman Paris.

"Jadi diduga praktik memeras ini ke banyak tokoh, sudah berlangsung lama," ucap dia.

Atas dasar itulah Hotman Paris kemudian meminta pihak kepolisian untuk menangkap pihak yang diduga sebagai aktor intelektual dalam kasus pembunuhan Imam Masykur.

"Itu yang harusnya kami omongkan ke Mabes Polri atau Polda Metro Jaya agar dikembangkan ke penyidikan agar bosnya juga segera ditangkap," tutur dia.

Selain itu, Hotman Paris menerangkan jika para pelaku juga membawa surat palsu saat menculik Imam Masykur.

"Iya, mereka membawa surat tugas palsu. Mereka (juga) bawa borgol, atribut palsu dan airsoft gun," ucap Hotman.

Pembunihan Sudah Direncanakan

Para pelakuy pembunuhan Imama Masykur disebut telah melakukan perencanaan sebelum melakukan penculikan.

Salah satu adegan rekonstruksi memperlihatkan ketiga oknum TNI itu sempat memeras ibu Imam Masykur, Fauziah (47), untuk menyiapkan uang Rp 50 Juta

Jika tidak disiapkan, mereka mengancam akan membunuh Imam Masykur.

"(Para oknum TNI) beberapa kali menelpon ibu dari korban dan juga adik almarhum untuk menyiapkan uang Rp 50 juta. Kalau tidak disiapkan, maka akan dihabisi nyawanya dan akan dibuang," ujar Hotman.

Dalam rekonstruksi, Fauziah sempat akan mencari uang yang diminta tiga oknum TNI tersebut.

kendati demikian, karena adanya keterbatasan biaya, akhirnya negosiasi tersebut menemui jalan buntu.

"Akhirnya kemudian menemui jalan buntu karena ibu almarhum di suatu desa tidak mungkin dapat uang Rp 50 juta dalam waktu sangat singkat," paparnya.

Dalam rekonstruksi, kata Hotman, terdapat satu orang lagi yang berada di mobil yang sama dengan Imam.

Namun, ia tak menjelaskan siapa korban yang bersama dengan Imam.

Menurut Hotman, korban lainnya dilepas oleh tiga oknum TNI itu di kawasan Cikeas dan selamat.

"Ada dua dari rekonstruksi korban yakni korban satu dan korban dua. korban satu meninggal (Imam), dan korban dua pelaku sudah panik akhirnya digebukin dan dilepas," ungkap dia.

"Tinggal korban satu yang sudah dalam keadaan tangan dingin dan tak bernyawa akhirnya dibuang di daerah Jatiluhur," tambah dia.

Hotman menyampaikan, para pelaku membuang semua barang bukti, yakni ponsel dan sarung tangan yang dipakai saat menculik.

"Handphone dari para korban dibuang, dan semua sarung tangan yang dipakai (dibuang)," katanya.

Cari Korban Secara Acak

Hotman mengungkapkan, Praka HS, Praka J, dan Praka RM mempunyai modus dengan berkeliling mencari penjual obat daftar G untuk diculik dan diperas.

"Intinya bahwa yang terjadi pemerasan mereka berkeliling ke toko yang menjual obat daftar G, dan kalau pemilik toko tidak menyediakan (uang tebusan), mereka aniaya," jelas Hotman.

"Dan ada yang sudah menebus," ungkap dia.

Adapun obat daftar G adalah obat keras yang harusnya dibeli dengan resep dokter.

Namun, banyak penjual yang memperdagangkan obat daftar G secara ilegal.

Untuk diketahui, Imam tewas usai diculik dari toko obatnya di wilayah Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan.

Dia kemudian disiksa.Jasad Imam ditemukan di sebuah sungai di Karawang, Jawa Barat.

Saat ini, Pomdam Jaya telah menetapkan tiga anggota TNI sebagai tersangka dalam kasus tersebut.

Ketiganya adalah Praka HS dari Direktorat Topografi Angkatan Darat (Dirtopad), Praka J dari Kodam Iskandar Muda Aceh, dan Praka RM dari satuan Paspampres.

Sementara itu, Polda Metro Jaya menetapkan tiga tersangka warga sipil atas kasus tersebut.

Mereka adalah AM dan Heri, dua orang penadah hasil kejahatan para pelaku.

Satu lagi yakni Zulhadi Satria Saputra alias MS yang merupakan kakak ipar Praka RM

Baca juga: Mahasiswa UI Diduga Jadi Korban Pelecehan Pelajar SMP Saat Jogging, Pelaku Langsung Diamankan Satpam

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved