Anak Anggota DPR Aniaya Wanita

Hotman Paris Unggah Curhatan Dini ke Teman Sambil Nangis Saat Dianiaya GRT Anak Anggota DPR RI

Hotman Paris mengunggah curhatan Dini ke temannya melalui voice note WhatshApp sebelum tewas yang diduga dianiaya oleh Gregorius Ronald Tanur (GRT).

Penulis: Rita Lismini | Editor: Kartika Aditia
Kolase TribunBnegkulu.com/Instagram @hotmanparisofficial
Kolase Foto Hotman Paris, Curahatan Dini Korban Penganiayaan. Hotman Paris Unggah Curhatan Dini ke Teman Sambil Nangis Saat Dianiaya GRT Anak Anggota DPR RI 

TRIBUNBENGKULU.COM - Hotman Paris mengunggah curhatan Dini ke temannya melalui voice note WhatshApp sebelum tewas yang diduga dianiaya oleh Gregorius Ronald Tanur (GRT).

Sebelumnya, Hotman Paris ikut menyoroti kasus dugaaan penganiayaan terhadap Andini Sera Afrianti yang dilakukan oleh GRT anak dari anggota DPR RI, Edward Tanur.

Kini pengacara kondang itu mengunggah postingan terbaru di laman Instagram pribadinya @hotmanparisofficial terkait curhatan dini ke temannya yang mengaku sempat dibanting oleh GRT.

"Curhat almarhum Andini ke temannya sebelum meninggal! Kasus anak DPR di Surabaya! Polisi harus panggil teman curhat ini sebagai saksi!!," tulis Hotman Paris dikutip TribunBengkulu.com, Sabtu (07/10/2023).

"Ayok keluarga korban temu Hotman 911 di kopi joni,"lanjutnya

Dalam unggahan tersebut terlihan rekaman layar pesan suara atau voice note yang dikirim oleh Dini kr temannya.

Sembari menangis Dini mengaku tak mengetahui salahnya apa hingga berujung mendapat tindak penganiayaan dari GRT.

"Aku nggak tau salah ku apa, aku tetep di berantemin sama dia, makanya dari tadi aku kayak nggak mau ngajakin dia minum soalnya takutnya kayak gini," kata Dini

"Aku nggak tau salahku apa tapi dia tetep kayak mikir aku tu salah gitu," lanjutnya.

Baca juga: Penyebab Pertengakaran Maut Dini dan GRT, Anak Anggota DPR yang Berujung Penganiayaan Hingga Tewas

Bahkan Dini sempat mengaku rela diperlakukan kasar oleh pelaku sekaligus kekasihnya itu.

"Aku rela kayak kayak dibanting-banting, aku nggak masalah atau apa tapi aku nggak tau salahku apa," beber Dini

Tak hanya sampai disitu melalui story Instagram @audypratiwi 16 yang merupakan teman Dini juga memperlihatkan bahwa pelaku ingin memasukkan korban ke dalam mobil orang lain.

"Pas aku berhenti liat itu aku kan bilang loh ini yg tadi ketemu diatas loh, trus si cwok nya bilang mau dimasukin mobilmu gak sambil ngomong ke aku, ya aku jawab lah, lu gila yaa gue aja gak kenal ya lu tanggung jawab lah," tulis pesan tersebut yang diunggah Audi.

"Gila ga? mau malah mau dimasukin ke mobil orang lain," tulis Audi menanggapi pengakuan dari saksi mata yang ada di tempat kejadian.

Pesan Terakhir Dini di WhatsApp

Sementara itu, terungkap pesan WhatsApp Dini Sera Afianti yang disebyt sebagai pertanda sebelum dirinya tewas.

Diketahui, Dini merupakan TikTokers yang diduga dianiaya pacarnta sendiri berinisial GRT.

GRT merupakan anak dari amggota DPR RI, Edward Tannur.

Sebelum tewas, rupanya Dini sempat mengirim pesan pilu ke sahabatntya yang kerap disapa Audi.

Adapun pesan WhatsApp tersebut dibagikan Audi melalui storry instagram pribadinya.

"Ingin pergi jauh," tulis pesan tersebut seperti yangd ikutip Tribunbengkulu.com dari instagram @audypratiwi16, Jumat (6/10/2023)

Pesan tersebut lantas membuat sang sahabat sedih.

Ini chat pas dia ultah kemarin," tulis Audi dalam caption-nya.

"Jadi maskud lo mau pergi jauh tuh begini ya ndin?" tulisnya lagi dengan emoticon sedih.

Tak hanya mengunggah curhat pilu Dini, Audi juga membagikan kesaksiannya saat melihat luka lebam dab cakar yang ada di badan temannya itu.

Hal itu diungkapnya saat mengunggah percakapan dengan seseotrang melalui WhatsApp.

"Gue liat sendiri semua luka di badan temen gue sebelum almarhum ke mortuary refrigrator,"

"Ini chat dari salah satu orang yang malem itu ada di acar partynya," tulis @audypratiwi16.

Adapun isi percakapan tersebut adalah sebagai berikut:

"Audi, kamu udah liat kondisi Andine, di badanya banyak luka lebam dan cakar?" tulis si pengirim pesan.

Teman Dini yang disapa Audi tersebut lantas mengakui dirinya melihat banyak luka memar di badan korban.

"Ada banyak luka memar, di tangan, leher, perut, kaki, semua memar biru," jawabnya.

"Lah ini si Tanur lagi di polsek, BAP asam lambung kata e," sebut si pengirim pesan.

Kendati demikian Audi mengatakan dirinya tak percaya jika kematian Dini disebabkan asam lambung.

Ia lantas mengatakan jika hal tersebut hanya alasan belaka.

"Asam lambung kok ada memar sama cakaran," ungkapnya.

Tak hanya itu, Audi juga mengunggah sebuah tangkapan layar isi curhatan Dini kepadanya.

Dimana saat itu Dini mengatakan jika dirinya 'ingin pergi jauh'.

"Ini chat pas dia ultah kemarin," tulis Audi dalam caption-nya.

"Jadi maskud lo mau pergi jauh tuh begini ya ndin?" tulisnya lagi dengan emoticon sedih.

Kronologi

Kronologi Dini, Tiktokers yang diduga dianiaya dan disekap dalam bagasi mobil hingga lemas dan muntah darah oleh GRT (31) anak dari salah satu anggota DPR RI.

Diketahui, korban merupakan ibu satu anak berinisial DSA (29) yang merupakan warga Gunung Guruh Girang, Cisaat, Sukabumi, Jabar.

Keduanya memiliki hubungan kedekatan terbilang spesial sebagai sejoli yang berpacaran.

Hal tersebut diungkapkan oleh kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura Alfarauq mengatakan sosok GRTdiduga kuat merupakan anak dari seorang anggota DPR RI di Jakarta.

"GRT ini adalah masih jadi pacar. Atau teman dekat DSA. GRT ini anak salah satu pejabat dewan DPR RI. Betul (anak anggota DPR RI di Jakarta) dari Nusa Tenggara Timur," kata Dimas dikutip dari SuryaMalang.com, Kamis (05/10/2023).

Mulanya korban sempat mendatangi karaoke di Blackhole KTV Club, Lenmarc Mall, bersama 7 teman dan pacarnya (GRT), Rabu (4/10/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.

Mereka sempat bernyanyi-nyanyi di dalam room VIP, namun saat semuanya dalam kondisi mabuk, DSA dan GRT malah bertengkar hebat.

Tak lama setelah itu, teman-temannya pun pergi meninggalkan keduanya.

Namun saat ditinggalkan, keduanya malah terlibat pertengkaran yang tak kunjung mereda.

Hingga pertengkaran tersebut kian berlanjut ke parkiran mobil yang berada di Kawasan Jalan Mayjen Yono Suwoyo No 9, Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya.

Pelaku sempat ingin meninggalkan DSA bahkan ketika mobil GRT melaju, korban berusaha membuka pintu mobil.

Akibatnya korban terseret ke jalan.

Saat mengetahui DSA terjatuh pelaku pun lansgung memberhentikan laju mobilnya.

Kemudian korban dimasukkan ke dalam bagasi. Lalu diantar ke apartemen di kawasan Pakuwon.

Saat dalam bagasi tersebut DSA sempat alami lemas, sesak nafas hingga muntah darah.

Lalu GRT memilih untuk mengantarkan korban ke National Hospital.

Saat baru sampai di rumah sakit nyawa DSA sudah melayang.

Lantaran National Hospital tak bisa menerbitkan surat kematian, jenazah pun diantarkan ke RSUD dr Soetomo.

Tutik selaku ibu DSA mendatangi kamar mayat RSUD dr Soetomo, Kamis (5/10/2023),

Saat itu jenazah korban masih diautopsi dokter hingga pihak keluarga menduga kematian DSA tidak wajar.

Terdapat luka memar di paha sebelah kiri dan beberapa luka lecet di kedua kaki.

Luka-luka itu sekilas mirip seperti akibat tindak penganiayaan.

Dimas Yemahura, pengacara keluarga korban mengatakan telah melaporkan pacar korban sekaligus pelaku ke SPKT Mapolrestabes Surabaya.

Atas dugaan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan kematian, dan atau dengan sengaja merampas nyawa orang lain, sesuai Pasal 351 Ayat 3 dan atau Pasal 338 KUHP.

Laporan itu dilayangkan usai mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan mengamati polisi ketika melakukan olah TKP.

Diketahui, Jatanras Polrestabes Surabaya sedang menangani kasus ini.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono mengatakan, sebanyak 15 orang sedang dintrogasi.

Di antaranya adalah teman-teman Andini, kekasih Andini, dan satpam.

"Semuanya berstatus saksi," ucap Hendro dikutip TribunBengkulu.com, Kamis (05/10/2023).

Baca juga: Pengakuan Tak Terduga Ibu Mertua Pengantin Bogor yang Hilang, Sebut Fitri Anak Baik dan Sering Bantu

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved