Penemuan Kerangka Manusia di Blitar

Tampang SH, Tersangka Penemuan Kerangka di Blitar, Tega Kubur dan Cor Jasad Fitriani di Kamar

Inilah tampang Suprio Handono atau SH (30), suami yang tega bunuh istri bernama Fitriani hingga jasadnya dikubur dan dicor di dalam kamar di Blitar.

Editor: Kartika Aditia
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
Tampang SH, Tersangka Penemuan Kerangka di Blitar, Tega Kubur dan Cor Jasad Fitriani di Kamar 

"Lalu, dari hasil pemeriksaan, penyelidikan dan penyidikan, kemudian dilanjutkan gelar perkara, kami menetapkan SH sebagai pelaku dengan peristiwa pembunuhan terhadap F," lanjutnya.

Dikatakan Danang, peristiwa pembunuhan itu terjadi pada Oktober 2021. Sedang pemicu peristiwa pembunuhan, menurut Danang ada masalah keluarga antara SH dan istrinya, Fitriani.

"Apakah masalah keluarga antara SH dan F itu soal asmara, kami masih mendalaminya," katanya.

Nasib 2 Anak Fitria dan SH

Terungkap nasib dua anak Fitria setelah ibunya ditemukan hanya tinggal kerangka yang dicor di sebuah kamar di Blitar, Jawa Timur.

Kakak ipar Suprio Handono, Subagyo (53) bercerita, Fitria memiliki dua anak yang masih kecil.

Pertama laki-laki yang lahir ketika Suprio dan Fitria masih tinggal di Sulawesi Tenggara.

Saat ini anak tersebut berusia 7 tahun.

Kemudian pada 2016, Suprio Handono dan Fitria pindah ke Blitar

Beberapa tahun di rumah, Suprio Handono dan Fitriani kembali dikarunia anak kedua laki-laki.

Beberapa tahun di Blitar, keduanya dikaruniai anak kedua laki-laki, yang saat ini berusia 4 tahun.

Sekarang, kedua anak Suprio Handono dan Fitriani ikut Subagyo.

"Waktu pulang ke Blitar, orang tua perempuan (Suprio Handono) masih hidup. Kalau orang tua laki-laki sudah lama meninggal. Suprio Handono disuruh pulang sekalian untuk merawat orang tua perempuan," ujar Subagyo.

Setelah kembali ke Blitar, Suprio Handono bertani sambil membuka usaha untuk hidup. Suprio Handono bersama istri pernah membuka usaha produksi tempe, namun tidak bertahan lama. Terakhir, ia memelihara ayam.

Menurut Subagyo, hubungan keluarga Suprio Handono dan Fitriani mulai kurang harmonis sejak mereka membuka kafe di Desa Sidorejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar sekitar dua tahun lalu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved