Kasus Pembunuhan Subang

Nasib Mimin Usai jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Subang, Kondisi Ekonomi Makin Memburuk

Terungkap kondisi ekonomi Mimin semakin memburuk sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

|
Editor: Kartika Aditia
TribunnewsBogor.com
Nasib Mimin Usai jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Subang, Kondisi Ekonomi Makin Memburuk 

TRIBUNBENGKULU.COM - Terungkap kondisi ekonomi Mimin semakin memburuk sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Mimin yang berjuamg lepas dari kasus Subang kini bahkan tak memiliki penghasilan.

Apalagi, sejak ditetapkan sebagai tersangka sang suami, Yosef mendekam dibalik jeruji besi.

Bahkan rekening Yayasan Bina Prestasi Nasional yang kini diblokir polisi selama proses pengungkapan kasus Subang.

Pemasukan mimin kini hanya bertumpu pada sang anak, yakni Arighi Reksa Pratama.

Hal itu diungkap oleh pengacara Mimin, Rohman Hidayat.

Diketahui, Arighi sendiri saat ini bekerja di konter handphone.

"Arighi sekarang jadi tulang punggung keluarga," kata Rohman kepada TribunnewsBogor.com.
Ia mengatakan Mimin dan Abi Aulia mengandalkan penghadilan Arighi Reksa Pratama.

Sementara Abi Aulia mengaku belum berniat mencari pekerjaan untuk saat ini.


Ia berencana mencari pekerjaan setelah kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini selesai.

"Ada (niat cari kerja), cuman nunggu selesai dulu lah," kata Abi Aulia saat diwawancara Youtube Mbak Suci.

Abi bercerita, sebelum terjerat kasus Subang ia sudah memiliki penghasilan.

"Kemarin-kemarin juga sudah mulai nganter-nganterin lumayan, Rp 80 ribu sampai Rp 100," kata Abi Aulia.

Baca juga: Duduk Perkara Chef Juna Dihujat Usai MasterChef 11 Gegara Dinilai Tak Adil, Lulusan Sekolah Disorot

Walau menghadapi keterbatasan ekonomi, namun Mimin tak gentar melawan kesaksian Danu yang mejeratnya dalam kasus Subang.

Rohman Hidayat telah mendaftarkan praperadilan tiga tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Praperadilan diajukan dengan nomor perkara 18/Pid.Pra/2023/PN Bdg dan klasifikasi perkara sah atau tidaknya penetapan tersangka.

Permohonan praperadilan diajukan kepada Polda Jabar yang telah menetapkan Mimin, Arighi dan Abi Aulia sebagai tersangka kasus Subang.

Dilihat dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Bandung, sidang praperadilan tersangka kasus Subang digelar pada pukul 09.00 WIB, Senin (4/12/2023).

"Klien kami juga sudah menandatangani penolakan atas rekonstruksi dan kesaksian Danu," kata Rohman Hidayat.

Perlu diingatkan kembali, Danu memberi kesaksian bahwa Mimin, Arighi dan Abi Aulia terlibat dalam pembunuhan Tuti dan Amel.

Menurut Danu, Arighi dan Abi datang ke rumah Tuti tengah malam.

Arighi juga kata Danu, memegangi tangan Amalia Mustika Ratu saat Yosef memukul pakai stik golf.

Selain itu Arighi dan Abi Aulia turut menggotong jasad Tuti dari ruang tengah ke kamar mandi lalu ke bagasi mobil Alphard.

Dalam kesaksian Danu pun, Abi Aulia disebut memarkirkan mobil Alphard.

Yosef Tuding Yoris yang Kemudikan Alphard

Baru-baru ini viral rekaman suara Yosep satu di antara tersangka kasus Subang menuding Yoris.

Yosef mencurigai Yoris sebagai sosok pengemudi mobil Alphard dalam pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.

Sebagaimana diketahui, Yoris adalah anak sulung dari tersangka Yosef sekaligus anak sulung korban Tuti Suhartini atau kakak korban Amalia Mustika Ratu.

Kedua mayat Tuti dan Amalia ditemukan dalam bagasi mobil Alphard di rumah korban, (18/8/2021) lalu.

Sejak awal penyelidikan kasus Subang, keluarga korban terpecah belah.

Terdapat kubu Yosep Cs dan Yoris mewakili keluarga Tuti saling menyimpan kecurigaan.

Seperti Yosep, salah satu tersangka menuding anak lelakinya sendiri, Yoris turut terlibat dalam pembunuhan istri dan anaknya.

Sementara itu, Yosep dirinya pun telah ditetapkan jadi tersangka pembunuhan tersebut.

Video rekaman suara Yosep menuding Yoris terlibat dalam kasus Subang itu beredar dibagikan tayangan kanal Youtube, Heri Susanto.

Dalam video tersebut Yosep sedang bercakap dengan sang Youtuber.

Dalam percakapannya itu terdengar suara Yosep menggebu-gebu membahas kecurigaannya terhadap anak sulungnya, Yoris.

Yosep justru mengaku mencurigai beberapa saksi kasus Subang.

Di antaranya tak lain anak sulungnya serta beberapa staf yang bekerja di yayasannya.

“Ti awal teu robah, bapak feeling kanu eta terus (Dari awal tidak berubah, feeling saya terus ke saksi itu),” ucap Yosep.

Kemudian sang Youtuber mencoba memberikan penjelasan soal upaya yang dilakukan polisi.

Sang Youtuber memberikan penjelasan bahwa kepolisian tidak mungkin menetapkan tersangka tanpa bukti atau hanya berdasarkan pengakuan.

Namun, Yosep kembali menceritakan momen dirinya diperiksa Kapolres Subang terdahulu, AKBP Sumarni.

Yosep mengaku menceritakan sosok Yoris, anak sulungnya yang cerdas berakting.

Ia juga mengatakan gelagat Yoris yang sering memakai sarung tangan ketika masuk TKP.

“Saya geus ngomong di awal teh ka Bu Sumarni teh tah,”

“Bu ini Yoris itu orangnya cerdas, aktingnya di atas rata-rata, kalau ke rumah dia selalu pake sarung tangan,” ucap Yosep mengungkap aduannya kepada Kapolres Subang AKBP Sumarni.

Tak sampai di sana, Yosep juga mengaku mengadukan sosok Yoris di keluarganya yang bisa mengemudikan mobil Alphard tersebut.

“Terus yang bisa bawa kendaraan (mobil Alphard) itu Yoris, bu,” ungkap Yosep.

Menurut Yosep alasan di mobil Alphard tidak ada sidik jari Yoris karena anak sulungnya itu picik memakai sarung tangan.

“Kan di mobil juga tidak ada sidik jari, ya iya kalau tangannya pakai sarung tangan mungkin menjadi tidak akan,” paparnya.

Lebih lanjut, Yosep mengaku kecurigaannya terhadap Yoris itu bahkan sudah dia sampaikan dalam BAP sejak awal pemeriksaan.

Yosep menduga ada skenario yang membuatnya menjadi tersangka.

Ia juga merasa kecewa awal mula keluarga Tuti curiga kepadanya karena kesalahan fatal Kades.

Diceritakan oleh Yosep, Kades sempat ditanya Kapolres soal kecurigaannya terhadap Yosep.

Bahkan kata Yosep, karena perkataan itu, adiknya sendiri Mulyana pun mencurigainya.

Ia menduga tuduhan dan framing terhadapnya itu seolah memberikan kekuatan kepada pelaku yang sebenarnya.

Baca juga: Kesaksian Penghuni Kos soal Kasus Mahasiswa Tewas di Bali, Tak Ada Suara Ribut dan Tanda Kekerasan

“Der jadi kesalahan fatal, lantaran yang buat booming ke publik, termasuk kepada pelaku memberikan kekuatan untuk framing termasuk ke keluarga,” ujar Yosep.

Karena hal itu, ia mengaku berusaha keras meyakinkan pengcaranya bahwa ia bukan pelaku.

Bahkan Yosep mengaku dirinya pun berani disumpah Al Quran atas perbuatan yang ditudingkan kepadanya.

Di sisi lain, kini Yosep telah ditetapkan jadi tersangka kasus Subang tersebut.

Tak sedikit publik yang tetap tak percaya ucapan dan tudingan Yosep tersebut.

Kompolnas Awasi Pemeriksaan Oknum Polisi Terlibat

Komisi Kepolisisan Nasional (Kompolnas) bakal memantau pemeriksaan terhadap ketiga anggota polisi yang diduga campur tangan bantu Yosef dalam pembunuhan di Subang, Jawa Barat.

Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn), Benny Mamoto mengatakan, dugaan keterlibatan personel Polri ini akan ditangani secara khusus.

“Terkait keterlibatan anggota akan ditangani secara khusus. Kami akan mengawal upaya pemeriksaan para anggota yang terindikasi terlibat dari sisi etik dan pidana,” ujar Benny, Sabtu (25/11/2023).

Selain itu, pihaknya pun mendorong agar Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar, segera melengkapi berkas dan melimpahkan ke Kejaksaan.

“Kami berharap berkas kasus ini segera dilimpahkan agar proses persidangan segera terlaksana, sehingga terungkap lebih jelas peran setiap tersangka,” katanya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, ketiga polisis itu tidak terlibat secara langsung dalam kasus Subang.

“Terkait informasi adanya keterlibatan personel Polri, keterlibatannya itu tidak secara langsung terhadap kejadian peristiwa pembunuhan tersebut, tapi ada suatu kondisi lain,” ujar Ibrahim.

Adapun dugaan keterlibatannya, kata dia, anggota polisis itu masuk ke dalam tempat kejadian perkara tanpa izin dan tidak sesuai prosedur.

“Sehari setelah kejadian, ada lima orang yang masuk ke TKP. Di mana di dalamnya, ada peran dari tiga orang oknum anggota polisis tersebut dan masuknya ke TKP itu tidak ada izin dan tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh penyidik,” katanya.

Ibrahim belum mengungkap identitas anggota polisis yang masuk ke TKP. Saat ini penyidik masih melakukan pendalaman.

“Apa yang dilakukan di dalam TKP, itu yang sedang dilakukan pendalaman,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com

Dapatkan Informasi Lainnya di GoogleNews, Klik: Tribun Bengkulu

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved